Ekonomi

Belajar di Lingkungan Rusunawa Untan

Sabtu, 27 Mei 2023, 09:08 WIB
Dibaca 899
Belajar di Lingkungan Rusunawa Untan
Dedek Purwansyah kepada mahasiswa ilmu politik menjelaskan tentang sejarah, tantangan, dan harapan gerai Pondok Literasi Kopi. Dilingkungan Rusun Mahasiswa Universitas TanjungPura. (25/5/2023)

Para mahasiswa yang tergabung dalam mata kuliah komunikasi politik dalam program studi ilmu politik FISIP UNTAN (Pontianak, Kalimantan Barat) yang diampu oleh Firdaus, S.IP, M.Sos. melaksanakan perkuliahan dengan cara yang unik yakni belajar sembari menikmati estetika rusunawa untan. Tentunya bagi mahasiswa hal ini berbeda pada biasanya, sehingga cara belajar seperti dapat mereka katakan tidaklah membosankan melainkan menghirup udara segar dan membuka pikiran baru. Ditambah lagi ada tamu yang memberikan inspirasi seputar sosiopreneur dan berkaitan tentang komunikasi, ekonomi beserta politik didalamnya.

Pertama tujuan belajar diruang hijau itu manifestasi dari Kampus merdeka, kelasnya pun sudah merdeka dan tempat-tempat positif selain itu sehat seperti di area rusun mahasiswa untan ini. Firdaus, Dosen pengampu Komunikasi Politik menyatakan, apabila diluar kelas itu ada imajinasi dan inovasi yang dilihat oleh mahasiswa fisipol, dengan adanya kampoengpreneur atau kewirausahaan, jadi mahasiswa bisa mempelajari aspek ekonomi dalam kolaborasi. Dengan kolaborasi mahasiswa seharusnya bisa membuat karya yang berbeda, kedepannya memang kita giatkan dengan eksperimen yang positif dalam pengembangan bakat Mahasiswa yang tangguh untuk menghadapi dunia digital atau pembaharuan, untuk melihat dunia luar ataupun dilapangan itu banyak bahan belajar

"Sebagai faktor pendukung di UNTAN ada RPS sebagai proyeksi, bisa dikelas dan dilapangan sehingga menariknya lagi Sistem RPS ini bisa dilapangan, jadi sistem seperti ini harus kita galakan, sehingga mahasiswa bisa inovatif dan berkolaboratif" Ujar Firdaus, pada Kamis (25/5/2023).

Dedek Purwansyah Founder Pesona Kalbar Hijau, pemilik gerai pusat laboratorium pemasaran dan juga gerai pondok literasi kopi. Dedek Purwansyah mengangkat komunitas lokal  dengan tantangan yang tidak mudah karena merintis usaha yang dihasilkan dari skenario berbeda dengan bisnis kreatif, perpaduan antara skema proteksi dan produksi, ada yang dipertahankan dan ada juga yang dijadikan nilai ekonomi.

Dedek Purwansyah menyatakan, "tentu dengan melibatkan semua pihak dan kita hadir di Untan ini terutama kampoengpreneur untuk menggerakan mahasiswa sebagai literasi bahwa produk lokal itu tidak kalah pesaingnya dengan pasar lainnya, tetapi kenapa kita hari ini malu dengan buatan lokal? harapan kita teman-teman pemain kopi dapat melirik  Kalbar terkenal dengan potensi pasar kopi sehingga dapat direalisasikan dengan petani dalam pemberdayaan masyarakat agar berdampak baik secara sosiopreneur dengan konsep kolaborasi" kata Dedek Purwansyah.

Desita Syawlina mahasiswi Ilmu Politik menambahkan,
"Edukasi dan cara pembelajaran dengan metode yang tidak monoton seperti ini lah yang sebenarnya menjadi metode yang paling efektif, karena tidak hanya melalui teori dan terus terussan mendengar materi, melainkan mendapatkan masukan ilmu dari berbagai orang, suasana, dan metode yang tidak membosankan" Ujarnya Kepada Hernandes pada pukul 13.40 (25/05/2023).

Hafizh Mahasiswa ilmu politik semester 4 mengikuti matakuliah Pada hari ini bisa mempelajari yang pertama tentang kopi yang dijelaskan oleh partner Bapak Firdaus, "kedua benda yang ditampilkan tadi ada buah tengkawang yang banyak filosofinya dan dijadikan sebagai simbol dari pemerintah Kalimantan Barat dan juga menjadi lambang ekonomi masyarakat" Ujarnya.

Hafizh menambahkan "untuk sebagian masyarakat buah tengkawang juga dijadikan sebagai alat fitur virtual untuk acara kegiatan adat di sebuah daerah terutama masyarakat Dayak. Dan saya dapat juga menambah wawasan dari perkuliahan hari ini karena di ajarkan juga bagaimana mahasiswa dapat bewirausaha dan dapat membangun daerah dengan cara memperkenalkan produk yang di produksi lokal dari daerah di Kalimantan Barat" Tutupnya.