Lamin/Rumah Panjang | Filosofi dan Warisan Nilai Tradisi Suku Dayak
Mengapa orang Dayak kuat? Solid?
Jawabnya ada pada nilai adat dan warisan tradisi lamin/ rumah panjang, betang, ruma' kadang, huma betang, petak danum suku bangsa Dayak.
Kunjungi juga: https://bibliopedia.id/lamin-rumah-panjang-filosofinya/?v=b718adec73e0
Bilamana ada marabahaya, sekonyong-konyong berbondong bala-bantuan menolong? Dayak kuat dalam hal bela-rasa. Tahan terhadap bantingan. Tepa selira. Dan punya jaringan sedunia, yang oleh orang luar kadang dianggap “gaib”?
Hidup bersama, secara komunal, di rumah panjang/ lamin selama berabad-abad adalah kuncinya.
Banyak orang (luar) salah kira. Hidup komunal ala Dayak, tidak sebebas-bebasnya. Ada ruang privat (bilek/ rumah keluarga). Ada ruang publik (los, soa).
Lenyap artefak dan nilai luhur budaya lamin/betang; hilang pula identitas dan adat budaya Dayak.
Ada aturan khusus, yang tertuang pada Hukum Adat, yang tidak boleh dilanggar. Etika, norma, serta adat budaya Dayak sangat kuat akarnya. Sedemikian rupa, sehingga hinga kini di tempat Dayak mayoritas, maka berlaku Hukum Adat.
Inilah saripati buku, yang ditulis Erika Siluq, seorang kandidat Doktor. Perempuan pejuang hak-hak serta martabat Dayak dari ranah Dayak wilayah Kalimantan Timur ini.
Tak pelak. Erika memaparkan bagaimana Dayak terbentuk watak dan identitas. Lenyap artefak dan nilai luhur budaya lamin/betang; hilang pula identitas dan adat budaya Dayak.
Selengkapnya, buku ini menarasikan filosofi lamin/ rumah panjang suku bangsa Dayak.
Share this: