"Penak Zamanku Tho?" a la Berlin Timur
"Penak zamanku tho?" a la Berlin Timur
Berlin Timur, bertahun-tahun setelah runtuhnya tembok Berlin pada 1989, dan menyatunya kembali Jerman Barat dan Jerman Timur, ternyata masih menyisakan banyak kenangan dan ketidakpuasan. Banyak warga Jerman Timur, termasuk juga di Berlin Timur, yang kemudian merindukan kembali kenangan masa lalu, saat Jerman Timur masih berdiri, kenyamanan di bawah rezim sosialis-komunis, kehidupan yang lebih terjamin dan bersosialisasi antar tetangga.
Jenis kerinduan terhadap masa lalu ini disebut sebagai "Ostalgie", penggabungan dari kata Ost (timur) dan Nostalgie (nostalgia), yang kurang lebih berarti nostalgia pada keberadaan Jerman Timur. Bentuknya bermacam-macam. Ada yang suka mengumpulkan barang-barang khas Jerman Timur, seragam tentaranya, makanan atau minuman khas, sampai ada tempat yang dijadikan bertema atau bernuansa Jerman Timur, sampai yang sekadar perasaan rindu semata.
Kalau di Indonesia, ada suara-suara yang menyerukan kerinduan ke masa lalu, khususnya ke zaman orde baru, saat Pak Harto berkuasa. Slogan yang sering digaungkan, ditempelkan di stiker-stiker, dicat di bak truk, dan dijadikan meme di Internet, adalah "Piye kabare, enak jamanku tho?" dengan gambar Pak Harto yang tengah tersenyum sambil melambaikan tangan. Kenangan ini berfokus pada kenyamanan dan keamanan di masa lalu, sambil menihilkan kengerian dan penindasan terjadi di masa lalu, dan termasuk korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menghebat di masa itu.
Nostalgia terhadap masa lalu, di Berlin Timur, yang menjadi tema dari film "Good Bye Lenin (2003)". Mengambil latar waktu di Oktober 1989, sesaat sebelum revolusi di bulan November, film ini berkisah tentang seorang ibu, Christiane, yang hidup bersama anaknya Alex Kerner dan Ariane, yang hidup di Berlin Timur, Jerman Timur. Ayahnya telah meninggalkan mereka untuk menikah dengan wanita lain di Jerman Barat.
Christiane adalah aktivis partai pendukung rezim Jerman Timur, yang percaya bahwa sosialisme dapat menyejahterakan Jerman dan dunia. Sementara anaknya, Alex, tidak percaya akan hal itu, bersikap sinis, bahkan ikut demonstrasi anti pemerintah.
Menyaksikan Alex yang dipukuli dan ditahan polisi karena ikut demonstrasi, Christiane terkena serangan jantung, jatuh koma, dan dibawa ke rumah sakit.
Alex yang kemudian dibebaskan, mengunjungi ibunya yang koma di rumah sakit. Di sana, ia bertemu dengan Lara, seorang perawat rumah sakit, dan kemudian pacaran dengannya.
Delapan bulan berlalu. Kondisi sangat jauh berubah. Perbatasan dibuka, tembok Berlin telah runtuh, dan Jerman Timur pun menjadi terbuka. Christiane pun sadar dari komanya. Namun, dokternya mengingatkan Alex, bahwa ibunya masih lemah, dan jika terjadi shock lagi, maka bisa berakibat ibunya meninggal.
Alex berupaya untuk menjaga ibunya supaya tidak shock dengan perubahan yang terjadi dengan cepat selama ia koma. Maka ia, bersama-sama dengan Ariane dan Lara, berusaha untuk membongkar kembali barang-barang lama era Jerman Timur dan mengembalikannya ke dalam rumah. Mereka berusaha untuk menciptakan ilusi bahwa ini masih Jerman Timur yang lama, supaya ibunya tidak terkaget-kaget.
Berbagai kelucuan terjadi dalam upaya mengembalikan ke suasana lama, sementara di luaran papan reklame Coca Cola terpasang dengan megah. Ibunya yang tengah berjalan-jalan keluar rumah pun menyaksikan mobil Jerman Barat masuk ke kota, iklan-iklan dari barat, dan patung Lenin, pemimpin Uni Sovyet zaman dulu, yang diterbangkan dengan helikopter.
Alex yang kebingungan, berupaya untuk membuat siaran televisi palsu bersama temannya untuk menenangkan ibunya dan membuat situasi seolah masuk akal. Di siaran televisi yang khusus untuk dilihat ibunya digambarkan bahwa Jerman Timur menerima pengungsi dari Jerman Barat karena adanya krisis ekonomi di sana.
Satu demi satu "kebohongan" dan "siaran palsu" diciptakan oleh Alex dan temannya untuk melindungi kesehatan ibunya. Sampai akhirnya, Alex membuat siaran dari "pemimpin" Jerman Timur yang baru, yang menyatakan bahwa Jerman Timur telah membuka perbatasan dengan barat. Tanpa disadari, bahwa Lara
sudah memberitahukan hal yang sebenarnya mengenai perkembangan politik yang terjadi di Jerman Timur beberapa waktu belakang saat Christiane masih koma.
Christiane akhirnya meninggal dunia dua hari setelahnya. Sempat menyaksikan perubahan dunia dengan bersatunya kembali Jerman Barat dan Jerman Timur. Sementara perjalanan nasib bangsa ke depannya masihlah panjang.
Film ini ironis sekaligus satire. Tragis sekaligus komedi. Menjadi film terbaik 2003 untuk European Film Award dan German Film Award.
Ada pelajaran menarik dari film ini.
1. Anak berusaha untuk menyanyangi dan melindungi orang tuanya, tapi orang tua lebih sayang dan akan melindungi anaknya
2. Hidup terus berjalan. Meskipun kita rindu pada kenangan masa lalu, tapi kita tidak akan bisa kembali ke masa lalu
3. Kita punya kecenderungan untuk melihat yang indah di masa lalu dan membandingkan dengan masa sekarang, tanpa kita sadari banyak pula kepahitan di baliknya
4. Tidak usah membanding-bandingkan dengan orang lain. Tiap orang punya kisahnya sendiri
5. Sulit untuk mempertahankan kebohongan, dan menutupi kebohongan dengan kebohongan yang lain. Pada suatu ketika akan terbongkar juga
#inspirasiharian