Sosio-Budaya untuk Menjawab Tantangan Modernisasi Teknologi
Generasi-Z dewasa kini sudah tidak asing lagi dengan istilah modernisasi, sebuah keadaan dimana terjadi perubahan dari keadaan kurang maju atau kurang berkembang dalam arah yang lebih baik diharapkan dapat mencapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang dan makmur. Hal ini merupakan dampak dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan manusia dari setiap penemuan baru pada periodeisasi revolusi industri. Perkembangan teknologi yang semakin cepat bahkan cenderung pesat sudah bisa kita rasakan, hampir semua yang kita lakukan bersinggungan dengan teknologi. Mempermudah kehidupan manusia adalah tujuan utama dari sebuah teknologi. Alhasil kita dapat beraktifitas dengan lebih praktis dan efisien. Dunia industri memiliki peran yang besar dalam perkembangan teknologi, Generasi-Z berlomba-lomba menciptakan teknologi terbaru dan tercanggih dalam setiap perkembangan ilmunya. Masyarakat pun juga selalu mengikuti trend teknologi yang berkembang karena bila tidak, maka akan tertinggal dan kesulitan dalam menghadapi tantangan modernisasi.
Dalam tulisan saya kali ini akan berbicara mengenai sudut pandang Gen-Z dalam menanggapi arus perkembangan sosial budaya generasi-z melalui hal yang kita rasakan saat ini, sebagai generasi-z tentunya rasionalitas dalam strukturalisme, saya rasa bisa menjawab tantangan itu dan di pondasikan dengan beberapa paham akan konteks ilmu yang berbicara mengenai moralitas hingga Techno-philosophy.
Dalam halnya tertawa tentu ini membantu mengurangi hormon stres seperti cortisol dalam tubuh. Tertawa juga dapat mengurangi tekanan darah, serta meningkatkan aliran darah. Suasana hati pun terbawa dalam sukacita bila tertawa tentu dapat meningkatkan endorfin dan domapin di otak yang menyediakan rasa gembira. Mendiang Gus Dur memiliki ajimat sakti untuk resistensi diri dan penyitasan terhadap kasak-kusut atmosfer prestise politik yang busuk; yaitu dengan selalu mengedepankan sikap laku santai, tenang, dan berkelakar-ria. Gus Dur pun pernah bercakap “Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor pikiran kita menjadi sehat. Tapi humor tidak bisa menjatuhkan pemerintah. Tetapi humor membantu membusukkan suatu rezim.”
Damai itu diwujudkan dalam realita kehidupan, damai itu bisa kita temukan walaupun tempat tersebut gelap, maka jadilah terang ditengah gelapnya penindasan yang tidak manusiawi tak perlu jauh-jauh cukup kita lihat sekitar dan bertindaklah walaupun itu kecil tapi kita bisa menebar manfaat. Bicara soal damai tidak sekedar waktu melainkan momentum yang kita wujudkan. Perdamaian itu akan terwujud apabila sudah ada kesadaran murni dari masing-masing individu dan terbentuk oleh lingkungan sekitar, berani menjawab tantangan zaman. apabila lingkungan mempengaruhi manifestasi dari perdamaian itu sendiri, maka jadilah orang yang damai sejak dini, bila kita belum bisa berdamai dengan lingkungan sosial, carilah senantiasa semangat perdamaian itu dalam circle yang bisa memulihkan jiwa terjebak dalam ketidakdamaian. saya telah merumuskan jawaban langkah konkrit untuk mewujudkan perdamaian itu sendiri, terutama berdamailah dalam diri sendiri - berikut adalah 3 langkah konkrit sebagai dasar mewujudkan dari perdamaian tersebut :
1. Pure Intention - Niat murni sebagai insan yang damai terlahir dari keluarga yang damai pula, bila lingkungan tak membentuk mu menjadi damai Pure Intention dan pemulihan jiwa / penyembuhan luka batinlah jawabannya.
2. Transformation - Perubahan dan komitmen kita untuk menuju selangkah lagi mewujudkan langkah konkrit damai tersebut, perubahan secara pikiran, perkataan, dan tindakan.
3. Manifestation - Perwujudan adalah bagian dari cita-cita bersama apalagi berdamai dengan diri sendiri maka kita akan bisa menebar perdamaian itu dilingkungan sekitar berdasarkan apa yang dirasa, dilihat, dan didengar. Dalam proses pemulihan jiwa didapatkan dari sukacita pribadi dalam arti apa yang kita sukai selagi positif dan tak bertentangan dengan tempat dan waktu.
Kesadaran untuk menekung (kembali ke diri sendiri atau ingsun) adalah bentuk penghormatan teerhadap jiwa raga yang merdeka, salah satunya adalah menapaki jalan yang asyik dan tidak berpaku dengan isu dan rumor para oportunistik; tertawalah untuk diri sendiri, untuk hidup yang membagongkan, dan plot twist kesadaran. Begitulah person bisa menghandle dan jadi tuan sepenuhnya bagi diri sendiri, tak ada yang bisa menghalanginya menuju kedamaian sejati; inner peace, stabil dalam segala penerimaan dan penolakan.
Pemulihan jiwa berawal dari Pure Intention untuk memperbaharui alogritma hati perlu semangat dalam memahami ritme lingkungan dan sosial, paham akan siapakah diri mu sebenarnya ? berangkat dari rangkaian alur yang penuh dengan citra dan cita-cita tentu haruslah kita berdamai dengan diri sendiri dan menerima diri dengan penuh kesadaran murni dan sabar menanti wujud dari pemulihan jiwa itu sendiri.