Keng| Alat Musik Tradisional dari Bambu yang Lahir dari Bunyi Galah
Manusia Dayak bagian dari kosmos. Dari jagad raya ini mereka berasal. Dan akan kembali kepada alam.
Oleh karena itu, semesta alam bukan saja kulkas. Juga napas hidup. Sekaligus kidung serta nyanyian!
Keng - alat musik pukul, misalnya. Awalnya adalah bunyi dari galah jatuh: keeeeng! Didengar, kok indah? Lalu ujung galah, yang bercabang dua, untuk menjolok buah, dipotong ujungnya. Cara membunyikannya dengan memukulnya tepat pada pergelangan tangan, yang ada tonjolan tulangnya. Begitu Elias Yesaya, seorang seniman dari Krayan, menjelaskan.
https://www.youtube.com/watch?v=4DrmerEsoZk
Keng, satu dari alat musik alam yang mengiringi lagu "Kapan Kapan" Koes Plus yang dalam bahasa Lengilo, Krayan, disebut: Idan Idan.
Kami memainkan alat musik alami itu. Dan sama-sama menyanyikannya pada penutupan Batu Ruyud Writing Camp - 3 November 2022.
Tak dinyana. Spontanitas kami, latihan di malam hari, membuahkan suatu paduan musik alami dan lagu yang ternyata banyak digemari.
Musik bukan semata-mata tentang keindahan bunyi. Ia juga keteraturan rentak irama. Konsistensi bunyi, yang terus-menerus, meski jika berdiri sendiri tak-ada-arti. Ia berbunyi dan indah bersama yang lainnya.
Sontak saja. Musik alami Lengilo dan lagu perpisahan itu pun... viral.
Biarlah menghibur semua orang:
Idan Idan tau miyek papo beru
Idan Idan tau miyek mepemong beru
Repet tau sekereb, miyek tau papo baru
Idan idan tau miyek mepapo beru
Idan Idan tau Papo Batu Ruyud
Reff
Kereb tau mepetad
Niyatku lutep mo yeni
Kudeng tau miyek meseng
Rapet tau neh yeh yeh bang lupi
Ho...
MK 02/11-2022