Wisata

Jelajah Kaltara [14] Bersua "Jeremy Thomas" di Sebatik

Minggu, 13 Juni 2021, 10:00 WIB
Dibaca 442
Jelajah Kaltara [14] Bersua "Jeremy Thomas" di Sebatik
Gories, buruh sawit di Sebatik dan dua putrinya (Foto: Pepih Nugraha)

Pepih Nugraha

Penulis senior

Saat melakukan perjalanan ke perbatasan Sebatik-Malaysia, saya bersua dengan "Jeremy Thomas" sehabis memanen sawit. Saat itu ia ditemani dua puterinya.

What!? Jeremy Thomas? Sedang apa dia di perbatasan Malaysia, sedang shooting-kah?

Bukan. Jeremy Thomas yang satu ini merujuk pada daerah asal lelaki bernama Gories ini, yaitu Flores, NTT, plus macho-nya yang sebelas-duabelas dengan Jeremy. "Asal saya Bajawa," kata Jeremy, eh... Gories, Jumat, 11 Juni 2021.

Sebelum melanjutkan perjalanan, kami sempat bincang-bincang sejenak dengan Gories yang ramah ini.

Gories tinggal di Lodres, sebuah desa yang dikenal sebagai "Kampung Flores" karena banyaknya warga NTT yang bekerja di kawasan itu sebagai buruh atau pengelola perkebunan sawit.

Pulau Sebatik dikenal sebagai penghasil utama sawit. Ia merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Desa Lodres tidak jauh dari pos perbatasan paling depan antara Malaysia-Indonesia di Pulau Sebatik. Pulau yang terpisah dekat dari Pulau Nunukan ini terbagi menjadi dua bagian, sebagian milik Malaysia dan sebagian lagi milik Indonesia.

Gories dengan ramah menjawab setiap pernyataan yang diajukan, ditemani dua puterinya yang tengah bermain dekat biji sawit yang baru saja dipetik Gories.

Tentang harga sawit Gories mengatakan, perkilo Rp1800 tandan buah segar, sementara kebun milik seorang haji dan ia mengaku sebagai pekerja.

Gories menebas tandan sawit yang sudah cukup dituai, sementara dua anaknya memungut dan mengumpulkan biji sawit yang berceceran. Mereka menaruhnya dalam ember.

"Beginilah keseharian kami, Pak," katanya.

Rekan saya, Masri Sareb Putra, memberi uang jajan kepada dua anaknya itu sebelum kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata Patok 3 yang legendaris itu.

***