Sosok

Perlombaan "Mengukur" Dunia

Sabtu, 3 April 2021, 06:16 WIB
Dibaca 547
Perlombaan "Mengukur" Dunia
Measuring the World

Apa yang terjadi, jika ada dua ilmuwan besar, yang berlomba-lomba untuk "mengukur" dunia? Tentunya hasilnya adalah suatu kisah petualangan yang seru dan menarik.

Alkisah, di abad 18, di negeri Jerman, hiduplah dua ilmuwan yang berbeda watak dan garis hidup. Yang pertama adalah Carl Friedrich Gauß, seorang ahli matematika dan geodesi. Yang kedua adalah Alexander von Humboldt, seorang peneliti dan ahli ilmu pengetahuan alam (untuk membedakan dengan kakaknya, Wilhelm von Humboldt, seorang politisi dan saintis yang namanya diabadikan sebagai nama universitas di Berlin).

Keduanya punya perangai yang berbeda. Gauß, dijuluki sebagai "Pangeran Matematika", tetapi dia berasal dari keluarga biasa, bukan dari kalangan bangsawan. Ia mendapatkan beasiswa dari Duke of Braunschweig karena kejeniusannya. Gauß digambarkan berparas ganteng dan penyuka wanita. Namun, meskipun demikian, istrinyapun tega ditinggalkan di malam pertama, untuk mengurus rumus matematika yang tiba tiba mampir di kepalanya. Gauß dilukiskan susah bergaul dengan orang-orang yang lebih rendah intelektualitasnya. Makanya ia lebih senang menyendiri dan bergulat dengan rumus-rumus dan perhitungan matematika di kepalanya.


Sementara, Alexander von Humboldt lahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya, namun tanpa kehadiran seorang ayah. Dari kecil, ketertarikannya adalah melakukan penelitian terhadap alam. Sepeninggal ibunya, ia pergi ke Prancis dan bertemu dengan Aime Bonpland, yang kemudian menemaninya melakukan perjalanan penelitian ke koloni Spanyol dan Amerika Latin. Di sana mereka mengumpulkan spesimen biologis yang eksotik, mendaki gunung tertinggi saat itu, Chimborazo, sampai mengunjungi reruntuhan Teotihuacan. Tidak seperti Gauß yang menikah, Humboldt tetap bujangan sampai akhir hidupnya.

Keduanya, Gauß dan Humboldt, dipertemukan dalam konferensi ilmiah para ilmuwan di Jerman, di mana Humboldt mengundang Gauß dari Göttingen ke Berlin. Semenjak pertemuan itu, keduanya saling berkorespondensi satu sama lain.

Kedua peneliti ini saling menceritakan pengalaman hidup dan penelitian-penelitiannya. Gauß yang merasa bermasalah dengan anaknya, Eugene, yang dianggap suka memberontak terhadap dia, dan akhirnya ditangkap polisi. Humboldt akhirnya membantu dengan membebaskan Eugene, tapi Eugene harus meninggalkan Eropa, dan dia pindah ke Amerika.

Humboldt sendiri banyak bercerita tentang pengalamannya menjelajahi negeri lain, mengirimkan spesimen-spesimen biologinya ke Berlin, dan lain-lain. Dia juga tertarik dengan penelitian Gauß mengenai kemagnetan. Keduanya akhirnya menyadari, seiring dengan berjalannya waktu, mereka makin tua dan makin lemah, dan akan digantikan dengan generasi ilmuwan yang lebih muda dan lebih baru.

Kisah di atas adalah kilasan dari sebuah buku fiksi biografi, karangan Daniel Kehlmann, berjudul "Die Vermessung der Welt", atau "Measuring the World". Buku ini diterbitkan dalam bahasa Jerman tahun 2005, diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, menjadi buku terpopuler kedua dunia tahun 2006, laku 2,3 juta di Jerman saja, dan 6 juta di seluruh dunia. Di tahun 2012 buku ini difilmkan dengan judul yang sama.

Buku ini menarik dan lucu, sekaligus menunjukkan bahwa orang Jerman juga bisa melucu, dengan cara ilmiah. Banyak kontradiksi dan sarkasme yang diungkapkan dalam buku/film ini. Menarik juga untuk bisa menelaah bagaimana kondisi dunia pada masa abad 18 melalui penggambaran di filmnya.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku/film ini.
1. Kegigihan untuk belajar, menimba ilmu, bertualang, menggali dunia baru, tidak terbendung
2. Kecintaan kepada ilmu pengetahuan membuat orang bisa berkumpul dan saling berbagi
3. Belajar sejarah dan biografi bisa dilakukan dengan cara yang menarik melalui kisah/film fiksi ilmiah
4. Hal ilmiah pun bisa menjadi populer, jika dituliskan dengan cara yang tepat
5. Menarik juga untuk bisa belajar dan mengetahui bagaimana cara para ilmuwan belajar dan berinteraksi untuk bisa mendapatkan ide dan inspirasi dari mereka

#inspirasiharian