Tamunan Kiting | Bankir Ketua Dewan Adat Dayak DKI Jakarta
Dewan Adat Dayak (DAD) di DKI Jakarta? Memang ada?
Ada!
Ketua terpilihnya, seorang bankir. Tamunan Kiting, S.E. lengkap namanya. Pria bertubuh gempal ini, terpilih menjadi Ketua Umum DAD Provinsi DKI Jakarta pada Zoom Meeting Musdat DAD DKI Jakarta Tahun 2021 yang diadakan pada 24 April 2021 pukul 09.30-14.00.
Proses pemilihan berjalan lancar. Tak ada seitik pun keraguan.Tamunan Kiting diyakini mampu menahkodai warga Dayak diaspora yang tinggal dan hidup di Jakarta.
Tahun 2015, dalam rangka meneliti dan menulis buku 101 Tokoh Dayak (jilid 1), saya telah mengenal bankir ini. Kesan pertama, ia ramah. Keingintahuannya tinggi. Suka berorganisasi. Sangat kental jiwa dan semangat kedayakannya. Kepiawaiannya, ia pakar dalam hal manajemen risiko.
Jadi, Tamunan pas sekali didapuk sebagai ketua DAD Provinsi DKI Jakarta. Jika Gubernur DKI Jakarta kerap digelari "rasa Presiden", maka --hanya berkelakar-- ketua DAD Provinsi DKI Jakarta "rasa Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN).
Saya telah cukup lama mengenalnya. Pada peluncuran dan bedah buku di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki, Juni 2015, Kiting bukan saja hadir secara fisik. Ia turut berpartisipasi dalam acara itu.
Namun, siapa sebenarnya Tamunan Kiting?
Tamunan dilahirkan pada 18 Desember 1965. Ia menitis darah Dayak kombinasi Ngaju dan Manyaan. Selepas menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di Banjarmasin, ia masuk Universitas Lambung Mangkurat, Jurusan Ekonomi Akuntansi. Kemudian, meneruskan lagi studi di Universitas Indonesia mengambil spesialisasi bidang Manajemen Risiko.
Melestarikan bahasa, kebudayaan, dan kesenian Dayak juga menjadi perhatiannya. Oleh karena itu, dirinya senantiasa berusaha tampil dengan aksesori Dayak dalam berbagai kesempatan.
Selain ilmu yang didalaminya di bangku kuliah, Kiting juga banyak belajar dari lapangan dan pengalaman. Ia bekerja di PT Bank Victoria International, Tbk yang didirikan pada 28 Oktober 1992.
Sebagai bankir, ia bekerja profesional dengan menjalankan usaha menghimpun dana masyarakat untuk kemudian disalurkan dalam bentuk pemberian kredit baik untuk perseorangan maupun korporasi.
Perlahan, namun pasti, kariernya menanjak. Sampai akhirnya, Kiting dipercaya memangku jabatan sebagai Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Operasi & Sistem.
Menurut Kiting, orang Dayak punya potensi berkiprah di bidang politik maupun ekonomi nasional, dan ini bukan mimpi. Manusia Dayak bisa bersaing di bidang apa saja, disertai dengan kemauan, kerja keras, serta jangan sampai hilang watak baik dan jujurnya.
Melestarikan bahasa, kebudayaan, dan kesenian Dayak juga menjadi perhatiannya. Oleh karena itu, dirinya senantiasa berusaha tampil dengan aksesori Dayak dalam berbagai kesempatan.
Pria yang semasa mahasiswa aktif di berbagai kegiatan kampus ini juga asesor pada Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP) dan Anggota Ikatan Bankir Indonesia (IBI).
Tamunan adalah editor buku Hidup untuk Mengasihi, Biografi Etong-Juliette Saloh-Kiting, karya Marie-Claire Barth-Frommel. Buku itu diterbitkan kembali oleh BPK Gunung Mulia dengan judul Semerbak Kasih dari Borneo.
Tak syak. Kini, setelah didapuk sebagai Ketua DAD DKI Jakarta, Tamunan "hidup untuk mengasihi!".***