Sosok

Lukas Soleman, OSC - Kelemahanku adalah Kekuatanku

Senin, 9 Oktober 2023, 19:23 WIB
Dibaca 801
Lukas Soleman, OSC - Kelemahanku adalah Kekuatanku
Lukas Soleman, OSC - Kelemahanku adalah Kekuatanku

Judul: Kelemahanku Adalah Kekuatanku

Penulis: Effi S Hidayat, dkk

Tahun Terbit: 2015

Penerbit: Komsos Paroki St. Monika

Tebal: xvii + 190

ISBN:

 

Sangat menarik untuk menikmati kisah hidup orang yang dipilih untuk dikhususkan oleh Allah bagi pelayanan. Seseorang yang dipilih mempunyai privilege untuk berhubungan secara mesra dengan Allah. Ia bisa merasakan hangatnya kasih, berkeluh kesah dan kadang bermanja-manja. Itulah sebabnya para terpilih ini sering kelihatan penuh sukacita, padahal masalah hidup sebagai manusia juga masih tetap dihadapinya. “Bukan kamu yang memilih Aku, tapi Akulah yang memilih kamu,” (Yohanes 15:16).

Pastor Lukas Soleman, OSC adalah salah satu yang terpilih. Terlahir sebagai Yo Soen Ley tanggal 2 November 1960 dari keluarga tionghoa Subang, Pastor Lukas Soleman, OSC telah membuktikan kesetiaannya sebagai yang terpilih selama 25 tahun. Sosok yang pemalu, dianggap kurang tegas tetapi cerdas ini bukan dari keluarga Katholik. Dirinya dan keluarganya baru menjadi Katholik setelah melalui sebuah proses. Namun keputusannya untuk memenuhi panggilan dilakukannya dengan sungguh-sungguh.

Yo Soen Ley mengenal gejera bukan dari orangtuanya. Lukas dan saudara-saudaranya mengenal gereja dari Han Kiem Nio, adik bungsu ibunya yang tinggal bersama keluarganya. Lukas pertama ke gereja saat ia kelas 3 D. Lukas sangat terkesan dengan prosesi ritual di gereja. Lukas juga sangat terkesan dengan jubah pastor yang melayani ritual. Sejak mengenal gereja, Lukas sering menirukan prosesi kebaktian dengan adik-adiknya di lantai dua rumahnya. Dengan menggunakan handuk bolong sebagai jubah, aggur diganti teh dan hosti memakai kue manis memimpin misa tiruan dengan adik-adiknya sebagai umat.

Ketertarikannya kepada gereja sempat surut saat ia sekolah di sekolah negeri. Lukas juga lebih tertarik bermain sepak bola. Sempat kembali aktif bergereja, Lukas bergiat di kaum muda. Saat aktif di kaum muda inilah Lukas mengenal seorang gadis dan berpacaran. Di saat aktif di kaum muda inilah keinginannya untuk menjadi imam bersemi kembali.

Lukas melamar untuk menjadi imam. Sayang sekali, lamaran pertamanya ini ditolak. Lukas ditolak karena dianggap terlalu dini untuk menjadi calon imam. Sebab ia adalah babtisan baru dan masih terlalu muda. Ia disarankan untuk menambah pengalaman dulu. Setelah mendapat persetujuan dari sang pacar, Lukas melamar kembali untuk menjadi calon imam. Akhirnya ia diterima dan mulai Bulan Juli 1982 Lukas masuk novisiat OCS di Bandung untuk menjalani pendidikan sebagai calon imam.

Lukas menerima tahbisan Diakonat di Keuskupan Sibolga, Sumatra Utara dan menerima tahbisan Imamat pada tanggal 7 Desember 1990 di Bandung. Sempat bertugas di Nias, Lukas yang sudah ditahbiskan kembali melayani di Nias. Saat di Nias inilah Lukas mengalami trauma psikologis karena koleganya, Fr Dicky tenggelam di laut. Trauma ini membuatnya tak sanggup untuk kembali melayani di Nias.

Pastor Lukas sempat melayani di Gereja Katholik Cigugur. Gereja Katholik Cigugur adalah sebuah gereja yang mempunyai latar belakang yang spesial. Jemaat gereja ini adalah orang-orang Sunda yang dulunya adalah penganut Agama Jawa Sunda, atau Sunda Wiwitan dan beralih menjadi Katholik. Di jemaat inilah Pastor Lukas merasakan benar-benar melayani. Sebab ia bersentuhan langsung dengan jemaat dengan berbagai persoalannya.

Lukas Soleman adalah seorang yang penuh kelemahan. Namun karena ia adalah yang dipilih, maka kelemahan-kelemahan itu tidak menjadi penghalang bagi pelayanannya. “Kelemahanku adalah kekuatanku,” itulah keyakinan yang diungkap oleh Lukas Soleman, OSC yang telah menjalani kaul imamatnya selama 25 tahun. Sang Pemilih memberinya kekuatan untuk berhasil menjadi pelayan umat. 784

Tags : sosok