Sosok

FDKJ Ormas Dayak Diaspora asal Kalbar

Jumat, 12 Maret 2021, 15:07 WIB
Dibaca 1.715
FDKJ Ormas Dayak Diaspora asal Kalbar
dokpri

Merasa sendiri sudah pasti. Hal itu dirasakan oleh Dayak diaspora asal Kalbar. Hal ini terjadi karena Jauh dari keluarga. Mereka mencari pekerjaan, bekerja, menikah, bahkan belajar di Jabotabek.  Awalnya memang demikian. Seiring berjalannya waktu mulai menemukan komunitasnya sekalipun tidak banyak.

Ada yang diawali kekerabatan keluarga, teman hingga pertemuan yang tidak di sengaja. Dari sana terbentuklah arisan oleh beberapa keluarga yang berasal dari Senakin (Jailim bersaudar kecuali Bapak Julius) untuk saling peduli dan berbagi.

Dari mereka yang arisan, muncul ide untuk membentuk sebuah forum  menghimpun Dayak diasporasa asal Kalbar. Menyatukan yang tercecer, merapatkan yang sudah ada diberbagai wilayah di Jabotabek  dan menciptakan rasa ‘dikampung” sendiri sekalipun ditempat rantau. Inilah cikal bakal FDKJ seperti yang diinfokan oleh mantan paspampres Bapak Abay dan ahli bahasa isyarat Bapak Jailim

Mereka menyadari begitu banyak persoalan yang dihadapi oleh Dayak diaspora asal Kalbar. Tidak mungkin terus- menerus ditangani secara pribadi. Ada banyak kisah yang memilukan yang membutuhkan kepedulian. Kesepakatan pun dinyatakan lewat acara Family Gathering pada tanggal 22-23 Januari  2011 di Villa yayasan Sinar Pelangi , Mega Mendung-Tapos, Bogor. Pertemuan ini dihadiri oleh kurang lebih 38 keluarga. Maka terbentuklah sebuah ormas yang bernama Forum Dayak Kalbar Jakarta disingkat menjadi FDKJ.

Pemilihan badan pengurus terbentuk. AD/ART di susun berdasarkan situasi kondisi yang ada. Pada waktu itu terpilihlah Pdt. Dr. Nikodemus Sabudin, M.Th asal Gombang sebagai ketua. Forum ini berjalan dengan baik. Memasuki periode kedua sempat terjadi miskomunikasi mengenai pemilihan kepengurusan diantara para tokoh di dalamnya. Namun mereka mampu mengelola konfilk. Organisasi terus berjalan. Manfaatnya dapat dirasakan oleh semua Dayak diaspora asal Kalbar.    

Pada periode kedua terpilihlah badan pengurus dengan ketua seorang mantan jendral Polisi, pernah menjadi ketua BNN kelahiran Karangan yakni Bapak Irjen Pol(purn) Drs. Tommy Sugiman.  Pelantikan pengurus periode ini cukup memikat karena dilakukan di sebuah hotel berbintang di Jakarta.

Gaung dari FDKJ ini pun mulai diketahui banyak pihak. Baik oleh Dayak diaspora yang belum tergabung dengan FDKJ, ormas lain dan juga Dayak di Kalbar. Hal ini dipicu oleh adanya penerbitan tabloid suara Borneo. Ditambah dengan kehadiran wakil ketua FDKJ yakni Pdt.Dr.Andersius Namsi, Ph.D dan sekretaris Jendral Lawadi Nusah, S.Pd dalam memenuhi undangan. Serta aksi sosial untuk mereka yang berduka dan bagi mereka yang sakit.

Kini FDKJ dikomandoi oleh Bpk Gregorius Viktor Leo Oendoen, S.E. Seorang yang berlatar belakang pebisnis kuliener. Ia tahu pasti bahwa ormas ini adalah ormas sosial. Banyak ide yang ada dikepalanya.

Namun hingga kini belum terbentuk badan pengurus baru karena  kondisi kesehatannya. Beliau sempat di rawat di rumah sakit. Besar harapan Dayak diaspora untuk kepengurusan yang akan dibentuknya.

Pemilihan ketua FDKJ Periode 2020-2025  dilakukan secara virtual karena masa pandemi. Mulai dari pembentukan Panitia, persyaratan calon ketua, susunan acara hingga pemilihan dilakukan secara virtual. Ketua Panitia Pdt Timotius Sipur,MA, M.Th dengan teamnya perlu diacungi jempol. Tidak mudah melakukan persiapan hingga pemilihan ketua pada masa pandemi.

FDKJ adalah rumah Dayak diaspora Kalbar. Forum ini diharapkan terus eksis sesuai dengan situasi dan kondisi dilapangan. Ada ribuan jumlah Dayak diaspora  Kalbar yang tersebar di Jabotabek hinggga Bandung. Untuk eksis maka iuran wajib peranggota harus ditangani dan dikelola secara profesional. Para sesepuh ditiap-tiap wilayah diharapkan untuk mendampingi pengurus wilayah. Wilayah yang hendaknya menjadi Contoh dalam hal ini adalah Tangerang dan Depok.  UKM atau sejenis koperasi sebaiknya dihadirkan. Pengurus yang mau berkorban dan bekerja keras. Tidak hanya sekedar nama dikepengurusan.

FDKJ adalah rumah kita sebaiknya terus disosialisasikan baik di wilayah Jabotabek maupun untuk orang Dayak di Kalbar. Mengingat masih banyak Dayak diaspora yang belum tergabung. Demikian juga dengan Dayak di Kalbar.  Sebagian besar belum mengenal dengan baik FDKJ. Jika ada anggota keluarganya yang karena pekerjaan, belajar dan menikah di wilayah Jabotabek benar-benar buta dengan FDKJ.

Ada banyak kasus yang sudah ditangani oleh FDKJ. Ada kasus baru tetapi ada beberapa kasus berulang seperti kekerasan rumah tangga, kematian dan sakit penyakit yang terjadi. Rata-rata yang berkasus bukan anggota FDKJ. Saat berkasus baru mendatangi “rumah” sekalipun demikian tetap mendapat pertolongan. Untuk masa yang akan datang yang datang meminta pertolongan didorong untuk menjadi anggota FDKJ .

FDKJ juga hendaknya di jaga nama baiknya oleh pengurus dan anggotanya. Karena Forum ini cerminan warga Dayak diaspora. Untuk menjaga nama baik FDKJ dimata pemerintah dan masyarakat satu komando hendaknya menjadi acuannya. Semua dirundingkan secara matang sehingga tidak salah melangkah dan mengambil keputusa terutama  dalam  pencarian dana dan  kasus hukum  bagi anggota. Tidak semua laporan dari anggota ditanggapi secara cepat. Ada yang menimbang sehingga tidak terseret lebih jauh. Khusus dalam kekerasan rumah tangga perlu ada pendampingan, namun pembelaan dikesampingkan sebelum tahu akar masalahnya.

Dalam hal tantangan. Tantangan FDKJ tidak ringan. Belum memiliki tempat sekretariat permanen. Belum terdaftar di Menhumkam. Belum diaktenotariskan. Belum memiliki pengaruh yang kuat. Sementara program atau kegiatan sejak berdiri hingga kini telah banyak memberi manfaat bagi warganya. Masih ada lagi pekerjaan rumah yakni FDKJ belum dikenal oleh pemerintah DKI Jakarta, pemerintah Banten dan Jawa Barat. Padahal anggotanya berada diwilayah ini.

Mungkinkah pengurus yang akan terbentuk mampu menciptakan panggung, sekaligus memberi harga tawar saat ada pilkada di Kalbar dan di tiga wilayah yang ada ? Jika DAD, MADN dan TBR  di kenal luas. Paling tidak FDKJ di kenal di Kalbar, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Berkaca dari potensi Dayak diaspora asal Kalbar tidak ada yang tidak mungkin. Termasuk membuka pemikiran Dayak Pedalaman di Kalbar yang sudah banyak kehilangan tanah adatnya karena ulah perusahan tambang dan perkebunan sawit yang tidak berpihak kepada mereka. Eksiskah FDKJ dimasa kini dan masa mendatang ? Ingat  FDKJ adalah rumah Dayak Diaspora asal Kalbar. Benarkah demikian? Waktu yang akan menjawabnya.