Sastra

Puisi Masri Sareb Putra | Krayan - Batu Belad

Selasa, 18 Oktober 2022, 22:51 WIB
Dibaca 384
Puisi Masri Sareb Putra | Krayan - Batu Belad
Anggrek hutan di Batu Belad., tepian Krayan.

KRAYAN I
Pada bunga mana kumbang
akan hinggap?
ketika langit meningkap gelap
cuaca tiba
memanggil unggas udara

pulang kembali ke sarang

para kelana melonjorkan kaki
bertumpu pada tiang awan
maka terbuka jalan bagai laut-mati
membelah belantara
hutan Krayan, yang perawan

tepian sungai memindai
bunga asoka puspawarna
menunggu tiba

kedatanganmu!

Desember 2020

Krayan II
Kubisikkan pada angin yang kelana
: kau di mana?

Laju anak-anak sampan
melintas hulu
memintas limbu
Sungai Krayan yang tak pernah jemu

(sukacita para penjala manusia)

Kutebar mata jala
pada lubuk lain

ikan-ikan datang
berenang menghampiri

pelian adalah
santapan
para sultan

Sungai tak pernah lelah berlari
membawa giram
sepanjang zaman
(panta rhei kai ouden menei)

lalu putih pun
menebar warna

buih
demi buih

Batu Ruyud, 2020

Yura Batu Belad
Sebaris anggrek hutan
kuning warnanya
menjalari batang kayu di limbumu
bernyanyi merdu

Onggok batu-batu kaku
kemudian muncul sosok putri ayu: Yurai
maka bertanya ia, "Mengapa engkau tangkap aku, Tekiling?"

"Kuingin kau jadi istriku!" jawab Tekiling

Lalu Yurai berdiri di tepi sungai Itu: Krayan
dan ia jadi manusia

Maka Takeling membawanya ke rumah

Malam hari. Ketika akan makan. Yura merebut tugas ibu mertuanya menanak nasi. Ia hanya ambil sebutir saja. Orang-orang heran.

Dan sebutir beras itu jadi seperiuk nasi.

Batu Belad.
Adalah Cinta
yang tak-pernah kembali
.

Batu Belad, 2017