Puisi: Kepastian dan Kenangan
KEPASTIAN
apa gerangan yang lebih sadis dari kemalangan
yang merajam tubuh ringkih demikian kejam
kekasih, daging ini menjadi sayatan tipis
terpisah dari tulang belulang
hanya kulit sebatas bungkus transparan
berdenyut lemah ciptakan getaran
sedang darah mengalir deras menuju sungai ratapan
melalui cabang cabang nadi yang sudah tak beraturan
sayang, getar gelombang kehidupan ini kian tak pasti
berlari di antara napas tersengal yang nyaris terhenti
rasa sakit sudah tak mau diajak kompromi
bersilomba dari ujung kaki sampai kepala
permata hati, beri daku kepastian
meski itu bernama kematian
KENANGAN
jika suatu waktu kau bertemu denganku
jangan kau persoalkan tubuhku yang ringkih sakit-sakitan
dan raut wajah yang mulai menua
ingat dulu kita pernah muda
cantik-gagah dan bertenaga
kita juga pernah bersama-sama
dalam suka maupun duka
dalam tangis dan tawa
kini kita jauh di mata
terpisah jarak dan masa
tak ada lagi yang menyatukan kita kecuali kenangan
dan angan-angan
Pepih Nugraha