Literasi

Agar Presentasi Online Lebih Menarik

Minggu, 7 Maret 2021, 17:49 WIB
Dibaca 604
Agar Presentasi Online Lebih Menarik
Ice breaking pada kegiatan online berguna untuk menjaga peserta agar tetap bersemangat (Foto: Johan Wahyudi)

Karakteristik presentasi online sangat berbeda dengan presentasi tatap muka. Pada presentasi tatap muka, narasumber bisa bebas berkomunikasi dengan peserta. Pengaturan materi dan adaptasi situasi bisa cepat dilakukan. Jadi, narasumber mudah sekali menjalin komunikasi dua arah. Karena itulah, nyaris tak ada hambatan yang berarti.

Berbeda halnya dengan presentasi online. Baik lewat zoom, google meeting, facebook, youtube, WA dan lain-lain. Diperlukan kecermatan, kelihaian dan kejelian narasumber agar presentasi bisa berjalan baik yang ditandai oleh tetap semangatnya peserta hingga kegiatan usai. Terlebih, kegiatan online direkam dan bisa disaksikan banyak orang tanpa batas jumlah dan waktu. Satu kesalahan akan menjadi kesalahan abadi. Berikut ini ada 5 (lima) tips agar presentasi online bisa berjalan lancar.

1. Perhatikan Sinyal Internet

Ini harus menjadi pusat perhatian narasumber sebelum presentasi online dilakukan. Presentasi akan lancar bila sinyal internet juga lancar. Maka, sebelum melakukan presentasi online, pastikan sinyalnya kuat. Carilah posisi atau tempat yang tidak terjadi potensi hilangnya sinyal.

2. Perhatikan Latar Audiens

Jangan suka mengukur baju orang lain dengan bajunya sendiri. Perbedaan latar pendidikan, sosial, dan ekonomi harus diperhatikan narasumber. Jika audiens berlatar pendidikan menengah ke bawah, sesuaikan materi dan bahasa agar materi dapat dipahami. Bila audiens berlatar sosial ekonomi di perdesaan,  sesuaikan materinya agar diperhatikan. Jangan narasumber minta diperhatikan, tetapi latar audiens tidak diperhatikan.

3. Perhatikan Penampilan

Penampilan online perlu disamakan dengan penampilan tatap muka. Maksudnya, narasumber perlu menjaga kerapian, suaranya jelas, ramah, dan tanggap. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu. Ingat semua gerakan ini dilihat audiens dan sangat kelihatan di layar. Kita sedikit menoleh saja kelihatan, apalagi goyang-goyang badan, garuk-garuk kepala hingga terlihat seperti orang gelisah.

4. Siapkan Ice Breaking

Pemecah keheningan untuk membuat suasana kegiatan lebih hidup. Bisa berbentuk video lucu, kuis, atau senam. Ice breaking sangat bermanfaat bila kegiatan ini berdurasi lama. Tentu suasana akan sangat membosankan peserta bila sekian jam disuruh melototi layar. Perlu ada tampilan layar yang isinya bisa bikin ketawa. Tentunya isi ice breaking yang tidak melanggar norma agama, susila, dan SARA.

5. Jawab Pertanyaan atau Tanggapan

Narasumber harus merespon pertanyaan dan tanggapan peserta. Jangan cuek. Respon bisa diberikan langsung saat kegiatan berlangsung. Bisa juga dilakukan setelah kegiatan atau lain waktu. Komunikasi dua arah ini sangat penting agar tidak terjadi salah paham atau salah persepsi. Mungkin maksud narasumber A bisa jadi dipahami B oleh peserta. Dalam menjawab ini pun, bahasanya perlu dijaga agar tetap santun dan solutif.

Selama terjadi pandemi Covid-19, pernah menjadi 3 kali narasumber. Selebihnya menjadi peserta dan pendamping. Pengalaman pertama pas peluncuran buku Aku dan Perpustakaan yang diadakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Oleh panitia, saya diminta menjadi salah satu narasumber karena kebetulan esai yang saya tulis meraih Juara 2. Intinya mewakili peserta lomba yang naskahnya dibukukan. Zoom berkapasitas 5000 peserta.

Pengalaman kedua saat diminta menjadi narasumber di kegiatan PGRI Provinsi Jawa Tengah. Temanya Jurus Jitu Menulis Artikel. Zoom berkapasitaas 500 peserta. Selama sekitar 2 jam, kegiatan berlangsung sangat cair.

Melalui kolom chat, begitu tingginya peserta menanggapi dalam segala bentuk, seperti pertanyaan, tanggapan, atau sekadar kirim jempol.

Pengalaman ketiga terjadi kemarin (Sabtu, 6 Maret 2021). Menjadi fasilitator kegiatan Tular Nalar yang diselenggarakan Mafindo, Ma’arif Institute, Love Frankie yang bekerja sama dengan Kemdikbud. Diikuti 50 peserta yang berprofesi sebagai guru SLTP dan SLTA di Kota Solo. Dimulai jam 13.00 dan berakhir jam 15.00. Selama kegiatan berlangsung, terjadi komunikasi yang sangat aktif. Ini terlihat dari kecepatan peserta menjawab pertanyaan yang diberikan narasumber. Juga kuis ice breaking.

Kunci kesuksesan dari kegiatan online akan terlihat pada testimoni peserta. Setelah kegiatan selesai, sebaiknya narasumber melakukan evaluasi diri dalam bentuk testimoni. Pilih peserta secara acak dan mintalah pendapat terkait dengan kegiatan tersebut. Berikanlah kebebasan peserta untuk menilai kualitas kegiatan. Bila kelebihan yang diberikan, itu harus dipertahankan. Jika kekurangan yang disampaikan, harus diterima dengan lapang dada dan perlu dijadikan bahan koreksi. Belajar dari kesalahan itulah, kelak tidak akan terjadi kesalahan serupa di kemudian hari. Pada akhirnya, presentasi online bisa mendapatkan apresiasi.

***