Literasi

YTP: Keluarga Literasi

Jumat, 25 Februari 2022, 11:25 WIB
Dibaca 466
YTP: Keluarga Literasi
YTP: keluarga literasi.

YTP.
Kiranya masyarakat Kalimantan Utara, utamanya Malinau, mengenal inisial itu.

Y dari Yansen, nama diri pria tinggi besar itu, diberikan orang tua. Yang, konon, menurut kisahnya pada saya, nama seorang perwira zaman Hindia Belanda (dan memang benar adanya bertugas di Borneo Barat, tepatnya Sintang, bernama Yansen). Agar kelak, sang anak pun menjadi "perwira".

T dari nama sang ayah, Tipa.
P dari Padan, rasa-rasanya, --jika saya tak salah ingat-- adalah nama kakek Yansen. Seorang sakti-mandraguna pada zamannya. Yang ditakuti, sekaligus disegani oleh kompeni Hindia Belanda.

Sedemikian rupa, sehingga YTP telah menjadi semacam "trade mark".

Fokus kita ada pada YTP Keluarga Literasi.
Semenjak berhasil mengajak 30 anggota keluarga inti berliterasi di Batu Ruyud, kawasan asri perkebunannya di Bang Abak, Krayan pada ujung tahun 2019. Dari anak usia 8 tahun hingga 60 tahun untuk menulis buku bersama, YTP semakin dikenal bukan saja sebagai pegiat, melainkan tokoh literasi.

Puncaknya, buku Hidup bersama Allah Jadi Produktif (2020), mendapat Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Inilah buku terunik di dunia. Yang ditulis 30 anggota keluarga inti. Dari rentang usia 9-60 tahun.

***

Saya memang dikenal sebagai pegiat dan tokoh literasi nasional. Saya baru berhasil mengajak seorang saja keluarga inti (anak) menulis dan menerbitkan buku.

Namun, Yansen telah berhasil mengajak 30 anggota keluarga menulis buku! Suatu capaian tersendiri. Rekor pula. Ternyata, sampai detik ini di Indonesia --bahkan dunia-- belum satu pun terbit buku yang ditulis 30 anggota keluarga.

Dan kini. Yansen menginspirasi dan menyentil adik-adiknya menulis buku. Terbit buku Hepi Rahmat dan Dr. Afri ST Padan. Yang dibedah bersama dengan bukunya, Mengkhianati Keputusan Sendiri di Tanjung Selor pada hari cantik, bulan baik, dan tahun ciamik: 22-02-2022.

Lahir pula pada momentum yang baik itu: Komunitas Literasi Kaltara.

Gerakan Literasi makin lama, semakin bergulir dari Kaltara.

Dimulai dari keluarga literasi: YTP.

Pemimpin lain mengajak warga berliterasi, namun tidak menulis dan menerbitkan. Apalagi memiliki media untuk menyalurkan tulisan yang dihasilkan.

Namun, YTP mengajar dengan contoh.