Literasi

Teknik Satu Hari Satu Bab Novel

Rabu, 23 Juni 2021, 13:30 WIB
Dibaca 802
Teknik Satu Hari Satu Bab Novel
Alena

Dodi Mawardi

Penulis senior

One day one juz atau ODOJ sangat terkenal di kalangan umat muslim dalam kaitan rutinitas membaca Alquran. Sehari harus bisa membaca sekitar 10 lembar atau 20 halaman kitab suci berbahasa Arab itu. Hurufnya pun huruf Arab. Tidak mudah. Butuh tekad dan konsistensi. Tapi, banyak yang mampu melakukannya. Bisa!

Bagaimana dengan menulis novel satu bab satu hari? One Day One Chapter, atau kita singkat menjadi ODOC. Bagi sebagian besar manusia, menulis lebih sulit dibanding membaca. Tentu tantangan ODOC lebih berat dibanding ODOJ. Meski masing-masing punya karakteristik kesulitan sendiri. Lagi-lagi kuncinya: tekad dan konsistensi.

Paling tidak, demikianlah rangkuman inti proses penulisan novel yang dilakukan oleh Pepih Nugraha yang baru meluncurkan dua novelnya "Alena" dan "Perempuan Penyapu Halaman". Mantan wartawan Kompas (1990-2016) ini mengaku pernah membunuh kemampuan menulis fiksinya karena harus menjadi wartawan sungguhan. Wartawan yang setiap hari berkubang dalam data dan fakta. Tidak boleh beropini, apalagi berimajinasi seperti pujangga. Sebelum menjadi wartawan Kompas, kang Pep (biasanya saya menyebut) sudah rutin jadi penulis cerpen dan cerbung di media nasional era 1980-1990-an seperti Majalah Hai, Gadis, atau Anita Cemerlang.

Pepih menghidupkan kembali kemampuan menulis ala sastrawan itu setelah pensiun dini dari Kompas. Tidak mudah. Perlu strategi dan taktik yang pas, sesuai dengan perkembangan zaman. Kini beda dengan era 1980-an. Berjodohlah ia dengan platform Facebook, di antara pilihan media online yang sangat banyak. Buat pria kelahiran 1960-an ini, FB paling pas. Bisa menulis panjang dan lebar. Sudah punya banyak pengikut dan penggemar pula. Suatu modal sosial yang bisa berubah menjadi modal finansial.

Maka mengalirlah karya sastra dalam bentuk cerita bersambung. Majalah Hai, Gadis atau Anita Cemerlang berubah menjadi laman Facebook-nya. Pembacanya adalah para kawan atau pengikut yang dengan setia menyimak setiap hari. Komentar hadir setiap waktu merespons kisah harian itu. Konsistensi kang Pep patut diacungi jempol, karena setiap hari selama 50 hari terus menerus menyajikan cerita bersambung. Cerita yang kemudian kini menjelma menjadi Alena, novel yang diluncurkan kemarin.

Jika kita buka novel tersebut, terlihatlah 50 bab dengan subjudul berbeda. Pas, sesuai dengan waktu yang dihabiskannya, 50 hari. Setiap hari satu bab.

"Saya merasa bersalah kepada pembaca jika sehari saja tidak menulis cerita itu..." paparnya beralasan. "Dengan cara seperti itu saya bisa konsisten terus menerus menulis." Pengikut di media sosialnya menjadi pelecut konsistensi itu.

Tentu saja, bukan hal mudah untuk melakukan seperti yang dilakukan Kang Pep. Dia sudah punya bekal kemampuan menulis sastra meski sempat terbunuh. Dia juga sudah terbiasa menulis setiap hari karena pekerjaannya selama 26 tahun adalah wartawan cetak harian. Meski itu bukan alasan utama karena banyak juga mantan wartawan sekelas kang Pep, nyatanya tidak mampu menulis novel atau buku. Kata kunci dari kang Pep, konsistensi menjadi jawaban pasnya. Di balik konsistensi itu ada cara berpikir tepat yang mengiringinya: tekad yang kuat.

Apapun itu, ternyata memang benar bisa satu bab sehari menulis novel. ODOC terbukti dan bukan hanya teori kosong. Sudah banyak buku yang membahas tentang teknik 30 hari (atau jumlah lain) menulis novel. Teori yang dilengkapi petunjuk praktis. Kang Pep sudah melakukannya.

Kang Pep pun melanjutkan konsistensinya itu dengan novel lainnya: Perempuan Penyapu Halaman. Dengan cara yang sama, ia berhasil menyelesaikannya. Saya termasuk komentator di laman FB-nya, setiap kali cerita bersambung itu hadir. Seru dan bikin penasaran. Kadang menebak-nebak secara langsung lewat kolom komentar, nasib pelaku utamanya. Atau iseng-iseng mempengaruhi penulis untuk mengubah nasib para tokoh.

Kalau Anda mau, cara ini bisa ditiru. Siapa tahu cocok. Terutama buat Anda yang punya banyak pengikut di media sosial. Para pengikut Andalah yang akan memaksa Anda untuk konsisten menulis. Kuatkan tekad Anda. Sehari menulis satu bab.


Selamat mencoba.
Selamat buat Kang Pep!