Literasi

Sebuah Asa dari Kaltara

Selasa, 19 Januari 2021, 06:36 WIB
Dibaca 478
Sebuah Asa dari Kaltara
Peluncuran YTPRayeh.com (dok. pribadi)


Tidak banyak yang saya ketahui secara langsung tentang Kalimantan Utara (Kaltara), sebuah provinsi belia yang disahkan menjadi provinsi ke-34 Indonesia pada tahun 2012. Informasi yang saya peroleh dari televisi atau internet tentang provinsi termuda ini biasanya tak jauh dari permasalahan daerah perbatasan yang jarang tersentuh pembangunan.

Sebuah pesan saya terima melalui WA dari Kang Pepih pada 10 Januari 2021 lalu. Beliau kemudian melanjutkan perbincangan melalui telepon serta mengundang saya ke acara di Jakarta tanggal 12 Januari yang akan menghadirkan Bapak Yansen Tipa Padan. Dalam teleponnya, Kang Pepih menyebutkan saya terpilih karena pernah menulis di Kompasiana tentang buku “Revolusi dari Desa” tahun 2014 silam. Buku ini ditulis oleh Pak Yansen. Tak perlu berpikir panjang, saya menyanggupi untuk hadir acara tersebut.

Kang Pepih kemudian mengirimkan undangan resminya. Dalam foto undangan tersebut, tercantum judul acara, “Peluncuran YTPRayeh.com – Literasi Membangun Peradaban Baru Indonesia”.  Saya kepo dengan website YTPRayeh tersebut, lalu membuka dan membaca beberapa tulisan yang ada. Kategori budaya dengan beberapa tulisan yang mengulas budaya Suku Dayak menarik perhatian saya.

Baca Juga: Kaltara Menciptakan Lentera

Saya biasanya suka menulis tentang traveling di blog, baik tentang tempat wisata, budaya, juga kuliner lokalnya. Tulisan yang bersifat reportase tersebut berdasarkan kunjungan yang saya lakukan. Untuk Pulau Kalimantan sendiri, sampai saat ini saya baru menulis tentang Kepulaun Derawan yang saya kunjungi akhir 2012 lalu. Karena itu tulisan tentang budaya Dayak di YTPRayeh sangat menarik bagi saya, sekaligus membuat saya penasaran ingin berkunjung ke sana.

Singkat cerita, saya datang ke acara peluncuran YTP Rayeh.com di Jakarta Pusat. Ada 5 meja saja yang disediakan untuk peserta, menandakan acara yang dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan tersebut memang tidak mengundang banyak orang. Meskipun demikian, acara hari itu disiarkan juga secara online atau live streaming. Tokoh yang hadir di acara tersebut yaitu Yansen T. P., Pepih Nugraha, Dodi Mawardi, dan Masri Sareb Putra

Pembawa acara Glory Oyong memperkenalkan Bapak Yansen Tipa Padan. Beliau adalah Bupati Malinau selama 2 periode (2011-2016 dan 2016-2021), dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara terpilih yang akan dilantik tahun ini. Beliau juga pegiat literasi, yang telah menulis beberapa buku seperti Revolusi dari Desa, Revolusi RT, dan Kaltara Rumah Kita.  

Bapak Yansen dalam pengantar singkatnya menyampaikan tentang literasi yang sebenarnya menjadi konsep hidup manusia. Apapun bentuknya, literasi akan mengantarkan siapa kita sebagai manusia. Beberapa peserta baik yang hadir secara langsung maupun secara daring juga menyampaikan pentingnya literasi.

Saya sendiri menyadari, di era digital ini kita menghadapi tantangan besar terkait derasnya informasi yang mengalir melalui gawai, baik dari media sosia, media daring, dan lainnya. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya membaca sepintas judul saja tanpa mau repot membaca isi beritanya, dan kemudian dengan cepatnya membagikan berita tersebut kepada orang lain. Sementara media seringkali membuat judul yang clickbait, bombastis, bahkan kurang sinkron dengan isi berita.

Belum lagi adanya berita hoaks yang banyak beredar, tentang isu apa saja yang sedang trending. Alih-alih mengecek kebenarannya, masyarakat cenderung langsung percaya pada informasi yang diterimanya tersebut. Akan menjadi sebuah masalah jika isu yang diangkat tersebut terkait dengan SARA, yang pada akhirnya akan menimbulkan perselisihan dan kebencian dari satu golongan kepada golongan lainnya.

Baca Juga: YTPrayeh.com, Cahaya Dari Kaltara untuk Indonesia

Sementara kita tahu, Indonesia memiliki latar belakang masyarakat yang sangat majemuk, mulai dari suku, budaya, hingga agama. Kemajemukan ini pada hakikatnya adalah anugerah dan kekayaan yang kita miliki dan bisa menjadi modal untuk membangun bangsa. Namun, keberadaan hoaks bisa menjadikan kemajemukan tersebut sebagai perpecahan.

Oleh karena itu, literasi masyarakat perlu dibangun. Perlu adanya sumber yang menyediakan informasi tepercaya kebenarannya serta membangun kecintaan dan kebanggaan kita pada kemajemukan yang dimiliki bangsa Indonesia.

Saya menyambut dengan gembira peluncuran YTPRayeh.com yang bertekad menjadi sumber literasi untuk membangun peradaban baru Indonesia. Semoga kehadiran website ini bisa memberikan hal-hal positif bagi pembacanya. Sebuahi asa dari Kaltara, bagi kemajuan bangsa.

***