Menulis Bersama Filsuf
“Jika Anda ingin tidak dilupakan orang segera setelah Anda meninggalkan almamater, maka tulislah sesuatu yang patut dibaca atau sesuatu yang patut diabadikan”. Kalimat yang ditulis oleh Franklin ini sebenarnya sudah lama saya lihat di halaman pertama buku Demografi karangan Prof. Ida Bagus mantra. Suatu kalimat yang menantang tentunya. Tulislah!! Dan Tulislah!!
Menulis sudah menjadi kebiasaan hidup manusia karena sejak kecil kita sudah diajarkan dari dasar sampai tingkat tertentu. Menulis apa saja yang berkaitan dengan kepentingan manusia. Namun ma salahnya, memulai untuk menulis itu ternyata sulit, karena lebih mudah berbicara atau berkata-kata dari menulis. Kemudian merasa kurang pede untuk menulis dan lain sebagainya. Apalagi sebagai gaya hidup atau profesi tentu menjadi tantangan tersendiri.
Mungkin sudah suratan takdir, saya dipertemukan melalui dunia maya dengan orang-orang hebat dalam perkara menulis menulis (Sampai hari ini saya belum bertemu dengan orang-orang hebat tersebut secara nyata). Adalah pak Pitalis Mawardi, Ph.D, seorang dosen disalah satu kampus terkenal di pontianak. Sosok ini yang pertama saya jumpai di dunia maya yang kemudian mengenalkan edukasiborneo.com sebagai wadah untuk menulis. Saya merasa beruntung, beberapa tulisannya yang dipublis bisa dinikmati oleh rekan-rekan guru. Dan tulisan tersebut bisa menambah nilai untuk disebut sebagai guru profesional. Tulis semua tentang pendidikan, begitu kira-kira perintahnya.
Sosok yang berikutnya adalah Pak Masri Sareb Putra, MA. Filsuf dari Jangkang. Seorang penulis hebat yang telah menelurkan banyak buku. Sayang, saya juga belum bertemu langsung dengan orang hebat ini. Padahal masih satu Kabupaten. Bertemu melalui FB, saya pun lupa sejak kapan saya mulai berkomunikasi dengannya. Tapi yang jelas sosok satu ini telah membawa saya ke dunia lain. Dunia literasi menulis!
Kalimat ajakan beliau juga sama. Tulislah! Trai saja, Semangat! Guru jangan Cuma menggunakan buku orang lain. Malu, tapi buat tulisan dan buku sendiri. YTPrayeh dan detikborneo siap menampung tulisan. You nulis terus, lancarkan peredaran darah literasi!
Dua sosok pejuang literasi yang patut diteladani. Jadi, kalau ingin diingat orang maka tulislah sesuatu, begitu kata Franklin .
***