Literasi

Apau Kayan dan Tugu Perjuangan di Perbatasan

Minggu, 7 Februari 2021, 19:22 WIB
Dibaca 1.100
Apau Kayan dan Tugu Perjuangan di Perbatasan
Dok. Pribadi Long Nawang 2020

Selama berada di Kabupaten Malinau sejak tahun 1994 sampai dengan 2020 baru pertama kali ini saya ke Apau Kayan. Tepatnya di Desa Long Nawang Kecamatan Kayan Hulu. Dalam rangka dinas ke Kecamatan Kayan Selatan dan Kecamatan Kayan Hulu. Awal mula perjalanan kami dari Ibu Kota Kabupaten Malinau.

Untuk menuju Apau Kayan dari ibu kota Kabupaten sebenarnya bisa melalui Bandara RA Bessing ke Bandara Long Ampung. Namun karena jadwal penerbangan yang kami ikuti ternyata tidak ada (full seat),  terpaksa kami melalui bandara yang berada di Tanjung Selor.

Kami dari Malinau menuju Tanjung Selor (ibu Kota Kalimantan Utara) melalui jalan darat. Hampir lima jam lamanya, kami pun sampai di Tanjung Selor. Menginaplah kami semalam di salah satu hotel yang berada di kota tersebut. Keesokan harinya sekita pukul 07.00 wita kamipun menuju bandara Tanjung Harapan yang berada tidak jauh dari hotel yang kami menginap.

Sesampainya di bandara, karena saat itu kondisi pandemi Covid-19. Kami pun harus menyertakan persyaratan penerbangan sesuai protokol kesehatan. Petugas bandara pun mengecek kondisi kami, baik menggunakan termogan maupun memeriksa surat hasil rapid test kami dari daerah asal (Malinau).

Suatu ketika kami sedang melaju menuju Tanjung Selor. Setelah beberapa jam kami melaju dengan kendaraan yang kami tumpangi dan melewati pos pemeriksaan. Tersadarkan…salah seorang rekan seperjalanan kami ternyata lupa membawa surat keterangan hasil rapid testnya. Sehingga kami harus kembali untuk mengambil surat tersebut.

Baca Juga: Indonesia yang Sesungguhnya Ada di Perbatasan

Lumayanlah jaraknya dari tempat kami untuk kembali ke rumah. Karena surat tersebut mutlak sebagai salah satu syarat penerbangan maka dengan sigap supir kamipun langsung memutar ster dan kembali ke rumah.

Setelah mengambil surat tersebut kamipun meneruskan perjalanan. Benar saja ketika di Bandara yang pertama di tanyakan adalah surat hasil rapid test sebagai persyaratan utama penerbangan. Syukur surat tersebut sudah di tangan. Kami pun di screening dibandara, ditanya riwayat perjalanan kami dan untuk keperluan apa ke daerah Apau Kayan.

Setelah selesai semua pemeriksaan dan kami dipersilahkan untuk cek in kepetugas. Kamipun menimbang barang-barang bawaan kami sampai dengan badan kamipun di timbang. Kami ke apu kayan menggunakan pesawat Susi Air rute Bandara Tanjung Harapan-Long Ampung. Para penumpang dipersilahkan untuk naik pesawat. Kami langsung menuju pesawat yang di arahkan oleh petugas dan kami menyempatkan untuk ber-selfie.

Seperti biasa penerbangan pada umumnya, karena pesawat ini hanya ada pilot dan co pilot saja, kamipun di sapa. Selamat datang,. Sapa kapten pilot kepada kami. Di pesawat ini tidak ada pramugarinya berbeda dengan pesawat Boing atau pesawat pada komersil lainnya. Setelah  persiapan dan pilot mengecek perangkatnya. Kamipun terbang menuju apau kayan bandara Long Ampung.

Di dalam pesawat saat itu, kami penumpang hanya lima orang, kami bertiga dan dua orang lainnya adalah masyarakat Long Ampung. Hampir selama satu jam kami berada di dalam pesawat tersebut, kami hanya mamandangi luasnya hutan Kalimantan khususnya Kalimantan Utara. Dalam hati saya bergumam “saya yakin di dalam hutan itu banyak sekali kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Wajar kalaulah hutan borneo adalah salah satu paru-paru dunia. Semoga kita bisa jaga bersama sampai anak cucu kita dapat menikmatinya dan hutan kita tetap lestari terjaga”.

Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Apau Kayan

“Para penumpang yang kami hormati, dalam beberapa saat lagi kita akan sampai di bandara Long Ampung” info Co Pilot kepada Kami. Kursi dan jendela pesawatpun kami kembalikan pada posisi sesuai ketentuan. Melihat kondisi jalur penerbangan yang begitu jelas, saya kira akan langsung mendarat setelah kelihatan bandara. Namun ternyata kita harus memutari gunung yang berada di sekitar bandara.

Setelah kami memutar dan nyata saja ternyata rute pendaratan pesawat di bandara tersebut seperti itu, karena letak bandara yang cukup hanya untuk pesawat sekelas SUSI AIR. Mendaratlah kami di Bandara Long Ampung. Alhamdulillah kami sampai dengan selamat. Pertama kali menginjakkan kaki di daerah Apau Kayan di Bandara Long Ampung.

Baca Juga: Perbatasan Krayan Menggugat Pemerataan Infrastruktur

Masuk di terminal kedatangan disambutlah kami dengan baleho WELCOME TO APAU KAYAN LONG AMPUNG AIRPORT. Begitu tilisan dalam baleho tersebut. Setelah kami mengambil barang bagasi, diluar bandara ternyata sudah ada beberapa orang yang sengaja untuk menyewakan kendaraanya untuk menuju lokasi yang kami tuju.

Sebut saja namanya pak Made, kami berkenalan cukup singkat dan ternyata salah seorang dari kami sudah mengenalnya. Sehingga kamipun tidak kesulitan untuk mencari kendaraan yang akan kami tumpangi. Perjalanan kami, hari itu langsung menuju ke kantor Camat Kayan Selatan. Jarak Bandara tersebut tidaklah jauh. Untuk mencapai Gedung Kantor Camat Kayan Selatan Tidaklah lama hanya sekitar sepuluh-lima belas menit kami sudah sampai.

Ternyata dalam perjalanan kami ketika keluar dari Bandara Long Ampung kondisi jalan masih tanah, namun setelah kami sampai pada simpangan ternyata di sana ada jalan aspal. Sehingga dalam waktu sekejap kami sampai ketempat tujuan. Singkat cerita sesampainya di kantor Camat kami langsung melaksanakan tugas untuk mengaktifkan akses internet yang kami bawa dari Kabupaten Malinau.

Hampir 3 jam lamanya kami berada di kantor Camat Kayan Selatan. Tak terasa waktu telah menunjukkan sekitar jam dua siang. Kamipun menyempatkan untuk makan siang di salah satu warung makan di simpangan bandara. Cuaca saat itu hujan deras sehingga kami istirahat sambil makan siang di warung tersebut.

Menuju Kecamatan Kayan Hulu

Setelah hujan reda dan kami beristirahat, maka perjalanan pun kami lanjutkan ke Kecamatan Kayan Hulu. Desa Long Nawang itulah perjalanan kami selanjutnya. Dengan menggunakan mobil double gardan dengan supir yang berpengalaman long ampung ke Long Nawang kami tempuh kurang lebi selama 30 sampi 45 menit. Dengan kondisi jalan masih tanah merah. Bersyukur sekarang jalan darat sudah bisa di lalui meskipun dengan kondisi sedemikian rupa.

Udara di sepanjang perjalanan cukup sejuk mengingatkanku perjalanan kedaerah Lembang di Jawa Barat. Kanan kiri jalan yang kami lalui cukup terjal, hamparan luasnya hutan sepanjang mata memandang. Meskipun ada beberapa areal yang sedang dalam proses tanam padi/menugal. Musim tanam padi di areal daratan/lereng gunung. Terlihat sekali hamparan tanaman padi pada areal areal tertentu.

Kamipun sampai di ujung jalan tanah merah dan kami memasuki jalan aspal dekat Desa Nawang Baru. Kemudian dari jalan tersebut kami terus menyusuri hingga sampai pada persimpangan jalan. Ternyata daerah persimpangan tersebut kami langsung menuju Kantor Camat Kayan Hulu tepatnya di daerah yang lebih tinggi. Kamipun menemui salah satu pejabat di Kecamatan tersebut. Sebut saja Namanya Edy Dores, seorang pemuda yang memiliki darah asli Apau Kayan.

Setelah berbincang-bincang sambil menikmati segelas teh panas buatannya di Kantin Kecamatan Kayan Hulu. Kedua teknisi kami langsung menuju dalam areal kantor Kecamatan. Saya sendiri melihat sekeliling areal tersebut dan memandang jauh ke luasnya alam Long Nawang. Terlihat persis daerah Puncak di Bogor. Kecamatan Kayan Hulu merupakan salah satu daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Ibu kotanya adalah Long Nawang.

Baca Juga: Brain Drain dari Wilayah Perbatasan RI ke Sarawak

Jika kita lihat dari potret udara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang hutannya masih sangat luas. Sebagaimana kami infokan di atas, bahwa kedatangan kami ke Kecamatan Kayan Hulu adalah Tugas terkait Acces Internet di Kantor Camat. Karena saya aru pertama kali ke daerah tersebut, rasanya sayang untuk dilewatkan begitu saja. Setelah kami berusaha untuk menyelesaikan tugas -tugas pokok yang diamanahkan. Meskipun sudah berupaya maksimal.

Namun karena keterbatasan perangkat pedukung kami harus rehat sebentar sambil mencari penginapan. Sempat kami ditawarkan dengan pak sekcam (Edy Dores) untuk mrnginap dibeberapa tempat. Pada akhirnya kami menginap sesuai dengan petunjuk pak sekcam. Pada malam harinya, kami Kembali ke kantor Kecamatan untuk melanjutkan tugas utama “pasang akses internet”. Kami berusaha semaksimal mungkin di damping oleh pak sekcam .

Akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas tersebut. Langsung kami lakuka uji coba dengan perangkat yang ada. Seingat saya malam itu kami ada jadwal untuk melihat depat publik Calon Gubernur Kalimantan Utara. Malampun larut kamipun kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Tugu Perjuangan Kemerdekaan RI di Apau Kayan

Keesokan harinya, setelah selesai kami melaksanakan kegiatan pagi. Meyempatkan jalan-jalan di sekitar desa Long Nawang. Disana ada Rumah Adat yang sangat memiliki ciri khas suku Dayak di Long Nawang. Ketika kami pergi kesuatu tempat untuk sarapan pagi. Perhatian saya tertuju pada sebuah bangunan yang biasa di sebut Tugu. Tugu Apakah gerangan itu???.

Selesai kami sarapan pagi langsung saya mengajak kedua rekan saya untuk ke Tugu tersebut. Ada tertulis di bagian Tugu tersebut RAJA APAU KAYAN 1945 LENCAU INGAN (semoga suatu saat dapat menulis tentang raja tersebut). Saya pun sempat untuk mengabadikannya. Di sebelah lagi tertera TUGU PERJUANGAN KEMERDEKAAN RI. Itulah Namanya pada dinding tersebut.

Mengutip dari Media Indonesia “Ibau mengungkapkan daerahnya memiliki sejarah Panjang dan posisi penting di daratan Kalimantan. Karena Perbatasan dengan Serawak, wilayah itu dipilih Belanda untuk menjadi wilayah pertahanan pertama menghadapi Inggris yang berkuasa di Malaysia. Pada Zaman Kemerdekaan, pemuda-pemuda Apau Kayan juga ikut berjuang. Nama-nama para pejuang itu ditorehkan di tugu Desa di Long Nawang, yang masih sangat terpelihara hingga kini”.

Saya sendiri tidak menyangka bahwa perjuangan untuk mempertahankan Kemerdekaan RI, bukan hanya daerah-daerah perkotaan. Namun sampai ke daerah perbatasan yakni Apau Kayan. Maka sudah selayaknya di daerah-daerah perbatasan juga merasakan kemerdekaan yang sempurna, merdeka sinyal, merdeka listrik, merdeka infrasturuktur jalan, merdeka pendidikan, dan merdeka Kesehatan.

Sekilas info bahwa, di salah satu daerah di Kayan Hulu akan di bangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Mudah-mudahan dengan adanya program Nasional tersebut, apau kayan akan semakin Maju dan cita-cita para pejuang Kemerdekaan dapat terwujud. Kini di ibu Kota Kecamatan Kayan Hulu Desa Long Nawang sudah dapat menikmati Jalan aspal, jaringan telekomunikasi bahkan akses internet dan fasilitas umum lainnya. Semoga dimasa mendatang Apau Kayan akan lebih maju. Perbatasan benar-benar menjadi wajahnya negara yang elok dan membanggakan.

#GARUDA DI DADAKU, INDONESIA DI KALBUKU#

 ***