Launching Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan, Semangat literasi di Pelosok Negeri
"Mama, kita dimana? kok banyak pohon?" tanya anak sulungku yang berusia 2.5 th itu saat kami mulai memasuki sekolah alam cikeas.
"Mama itu ada gajah, tapi dari kertas", lanjutnya sambil menunjuk property berupa gambar gajah di pinggir panggung tempat acara Launching Book Menjelajahi Misteri Perbatasan, dalam Green Book Festival akan dimulai hari itu.
Ya 2 hari lalu Aku mengajak faqih menonton pertunjukan drama tentang kelestarian hutan yang dipersembahkan oleh anak anak kelas 4 SAC. pertunjukan drama itu mengawali dimulainya acara launching buku.
Suasana amat sangat meriah, banyak orang tua murid yang juga ikut menonton. Acara ini juga menjadi istimewa saat Bapak Wakil Gubernur Kalimantan Utara Dr. Yansen TPi, MSi turut hadir.
Rupanya Pak Yansen juga penggiat literasi. Buku ke 10 beliau bersama teman teman penulis yang lain akan dilaunching hari itu.
Alhamdulillah faqih anteng sekali menikmati pertunjukkan drama musikal dari anak anak sekolah Alam Cikeas. walau setelah drama selesai dia sudah mulai terditraksi dan ingin pergi bermain. Tapi mama belum mau beranjak. karena penasaran dengan isi buku Pak Yansen dkk serta cerita dibalik diluncurkannya buku ini.
"saya datang ke sini, tidak dalam kapasitas sebagai pejabat, tapi saya sebagai penggiat literasi" ujar pak Yansen membuka kata sambutannya.
Keren ya, Sosok beliau ini sangat menginspirasi. Beliau menceritakan latar belakang dibalik hobi menulisnya. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pak Yansen bertemu dengan pak Dodi Mawardi yang sama-sama merupakan penggiat literasi.
Pak yansen menceritakan awal mula menjadi penulis. Namun dulu pak Yansen hanya menyimpan tulisannya dalam bentuk draft/transkrip. setelah perkenalannya dengan pak Dodi.
Pak Dodi pun tidak kalah kaget. karena melihat draft Pak Yansen yang sangat tebal sampai ratusan halaman. Namun masih seperti surat cinta. tidak ada bab, tidak ada sub bab.
Pak Dodi pun membantu pak Yansen mengubah draft tadi menjadi sebuah buku dalam 2 minggu. Nah sejak inilah Pak Yansen tergugah untuk menuangkan ide dan gagasan yang banyak terlintas di pikirannya menjadi sebuah buku. Tidak cuma disimpan sebagai draft saja.
Pak Yansen juga bertemu dengan Kang Pepih Nugraha, yang memang sudah merupakan penulis terkenal. "tulis apa yang kau pikirkan, tulis apa yang kau ucapkan, dan ucapkan apa yang kau pikirkan" Ini merupakan salah satu proses menulis menurut kang Pepih Nugraha.
Buku buku yang ditulis oleh Pak Yansen memang tidak jauh dari hal yang ia lakukan saat ini. Seperti buku tentang gerakan membangun desa yang terinspirasi dari disertasi doktoralnya, bahkan bisa jadi salah satu program yang beliau usung sebagai Wakagub.
Menginspirasi sekali bukan. Begitupun buku menjelajahi misteri perbatasan yang ternyata merupakan buku kolaborasi Pak Yansen bersama 14 penggiat literasi lainnya. Buku ini hadir dari hasil Batu Ruyud Writing Camp 2022.
Bertempat di Krayan Kalimantan Utara tepatnya di Batu Ruyud. BRWC 1, di adakan sejak tanggal 27 Oktober hingga 3 Nov 2022. Tidak sekedar jadi pelatihan menulis saja, tapi benar benar menjadi pesta literasi rakyat. Walaupun kondisi serba terbatas, masyarakat hadir dan berbondong-bondong mendaftar untuk mengikuti pelatihan, workshop, pendampingan dan diskusi secara maraton selama 7 hari 7 malam.
Hasil dari BWRC 1 ini diwujudkan dalam sebuah buku bertajuk, menjelajahi misteri perbatasan. Dimana dalam buku ini tidak hanya diceritakan tentang budaya suku Dayak lundayeh saja. Tapi lebih dari itu, sungguh kompleks dari ekonomi, pendidikan, filosofi dan lain lain.
Mode kepenulisannya juga sangat menarik. 15 penggiat literasi yang berkolaborasi mengisi buku ini menceritakan pemikiran, gagasan dan pengalaman mereka dengan cara dan pandangan mereka masing masing. Tidak sekedar berbentuk story telling, tapi juga ada perwujudan puisi dan sudut pandang fotografi. walau begitu, setiap babnya tetap terjalin dalam benang merah dan menarik untuk dibaca.
Buku setebal 222 halaman dan 12 bab ini boleh sekali buat kalian miliki agar memperkaya khasanah dan wawasan tentang daerah di perbatasan. Sesuatu yang mungkin sebelumnya tidak kita dengar atau bahkan belum kita ketahui.
Tidak banyak orang yang mau dan mampu membuat acara literasi seperti BWRC terlebih lagi di pelosok negeri, karena itu saya memberikan salam hormat kepada Pak Yansen dan para penggiat literasi yang sudah berkenan melaksanakan BWRC bahkan menghasilkan buku semenarik ini.
Dan setuju dengan harapan yang disampaikan oleh Pak Yansen, bahwa semoga semangat literasi terus berkobar, karena hanya negeri dengan tingkat literasi tinggi yang mampu mencapai cita cita nasionalnya. Yakni menjadi negara yang adil makmur dan sejahtera.
Selesai sesi tanya jawab dan QNA tentang buku Menjelajahi misteri perbatasan. Berbarengan dengan penampilan adik adik SMA SAC buku ini pun resmi diluncurkan. Semoga banyak pembaca yang dapat mengambil hikmah dan manfaat dari isi buku ini.
Salam literasi.
***