Literasi

Buku-Buku ini Dicetak Ulang 30 Kali atau Lebih

Sabtu, 24 Desember 2022, 11:19 WIB
Dibaca 868
Buku-Buku ini Dicetak Ulang 30 Kali atau Lebih
Buku-buku Cetak Ulang 30 kali

Dodi Mawardi

Penulis senior

Buku-buku ini terbit dalam rentang 2016 – 2020. Sampai sekarang, masih terus dicetak ulang dan mencapai angka penjualan yang menakjubkan.

Buku dicetak ulang sebanyak ini, baru lebih afdhol disebut bestseller…  

 

Belajar Goblok dari Bob Sadino, cetak ulang 30 kali (September 2022).
Karya Dodi Mawardi.

Belajar Goblok dari Bob Sadino (2009) menceritakan perjalanan hidup Bob Sadino, seorang ikon entrepreneur Indonesia yang dikenal dengan gayanya yang nyentrik dan pemikirannya yang cukup kontroversial.Di dalam pimtar ini Anda akan disuguhkan pandangan-pandangan “goblok”-nya tentang bisnis dan juga kehidupan.

Siapa penulis buku ini?

Dodi Mawardi adalah seorang konsultan dan pengajar penulisan di sebuah pusat kursus menulis buku serta dosen FISIP Universitas Indonesia dan Stikom Interstudi. Ia memulai karier kepenulisannya sebagai penulis/wartawan paruh waktu pada harian Republika. (Pimtar.com)

Alasan pertama, orang pintar dan berpendidikan cenderung terbelenggu oleh rasa takut yang muncul dari pikirannya sendiri. Dan kedua, orang pintar terlalu banyak berpikir dan mempertimbangkan banyak hal saat akan berwirausaha sehingga tidak kunjung untuk memulainya.

Hal-hal menarik yang akan Anda pelajari antara lain:

apa kelebihan “sekolah jalanan” dibanding sekolah formal,
kenapa sebaiknya Anda tidak berbisnis dengan anggota keluarga,
bagaimana Bob Sadino menjalankan bisnis tanpa perencanaan,
kenapa analisis potensi pasar tidak diperlukan, dan
apa alasan Bob Sadino tidak mau memiliki impian.
 

Filosofi Teras, cetak ulang 43 kali (Agustus 2022)
Karya Henry Manapiring

Buku Filosofi Teras memperkenalkan filsafat Yunani-Romawi kuno “Stoic” yang berkembang 300SM-200M, dan sekarang mulai populer lagi. Apakah filsafat ini sudah “jadul” dan tidak kekinian lagi? Melalui interview dengan pakar dan tokoh gw menemukan sebaliknya. Siapa saja mereka? (Twitter Henry Manapiring)

Pria yang akrab disapa Om Piring di media sosial ini tak ingin menyimpan pengetahuannya tentang stoisisme sendirian. Ia pun menulis buku Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini (Penerbit Buku Kompas, 2019). Ia meng-Indonesia-kan stoisisme jadi filosofi teras, agar lebih akrab dengan lidah Indonesia. Muasalnya sendiri, di Athena masa Yunani kuno 300 tahun sebelum Masehi atau 2300 tahun yang lalu, Zeno, pelopor filsafat stoa, kerap mengajar filosofinya di teras berpilar, yang dalam bahasa Yunani disebut “stoa”. Jadilah versi Indonesia-nya, filosofi teras. (Gramedia.com)

 

Laut Bercerita, cetakan ke-49 (November 2022)
Karya Leila S. Chudori

Laut Bercerita adalah novel karya penulis asal Indonesia bernama Leila Salikha Chudori. Ia juga merupakan seorang wartawan di majalah Tempo. Novel terbitan tahun 2017 ini, mengangkat tema persahabatan, percintaan, kekeluargaan, dan rasa kehilangan. Dengan berlatarkan waktu di tahun 90-an dan 2000, novel ini mampu membius para pembacanya untuk menerobos ruang masa lalu dan kembali melihat peristiwa yang terjadi di tahun yang bersangkutan.

Dengan kata lain, novel setebal 394 halaman ini, mengingatkan para pembacanya akan era-era reformasi di tahun 1998 yang bernas akan kepahitan dan kekejaman bagi para pembela rakyat. Leila selaku penulis memang menegaskan bahwa novel ini hanya historical fiction, tetapi ia menulis berdasarkan pada fakta yang ada. Hal itu karena sebelum Leila mulai menulis novel ini, ia melakukan riset wawancara terlebih dahulu secara langsung pada korban yang berhasil kembali atau kerabat korban. (Gramedia.com).

 

Rahasia Magnet Rezeki, cetak ulang ke-60 (Desember 2022)
Karya Ust. Nasrullah

Buku ini memberikan sudut pandang bahwa semua adalah “energi”. Manusia adalah energi, handphone adalah energi, buku adalah energi, kata-kata yang tersusun adalah energi. Energi baik, akan bertemu dengan energi baik. Energi tidak baik dalam diri, maka energi baik dari luar tidak akan mendekat. Rezeki adalah energi baik. Maka untuk mendatangkan rezeki caranya sederhana: ciptakan energi baik dalam diri, maka rezeki akan datang dengan sendirinya.

Keluhan, iri hati, dengki, sombong, adalah energi-energi yang tidak baik. Energi seperti itu yang akhirnya membuat rezeki tidak datang. Kerja keras yang biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya adalah kerja keras dalam mencari uang. Pergi pagi pulang malam, jungkir balik ngejar proyek, saling sikat sikut dengan pesaing. Jika kerja sekeras itu dilakukan, tapi energi baik dalam diri tidak diupayakan, bukannya menarik rezeki malah mengusir rezeki. (Elexmedia.co.id)

Dahsyat ya… Dicetak ulang sampai 60 kali! Sekali cetak, rata-rata 5.000 eksemplar. 

Baca Juga: Kompas Tobat Pikiran Rakyat Malah Kumat