Filosofi

Karya Kita Untuk Siapa?

Selasa, 27 April 2021, 14:45 WIB
Dibaca 635
Karya Kita Untuk Siapa?
Sumber: Canva

" Temukan satu pintu  keratif dalam dirimu, dan berkomitmenlah belajar melebihi apa pun di dana. "

Hidup ini mengikuti tindakan kita, dan tindakan mengikuti inspirasi. Jika ingin mewujudkan suatu karya. Kita perlu berupaya. Tidak ada yang langsung menjadi, karena semua butuh proses untuk menjadi.

Ya, ketika saya menulis bagian ini. Saya belum pikirkan seperti apa tulisan ini akhirnya. Bagi saya, tulisan ini memuat beberapa alasan tentang manfaat karya. Intinya apapun yang kita lakukan, sangatlah berarti bagi orang lain. Sederhananya, tidak ada alasan untuk kita menjadikan sesuatu itu lebih baik.

Berbicara tentang karya, karya merupakan hasil ciptaan kita akan sesuatu, atau orang lain lakukan. Prosesnya melalui serangkaian kreativitas. Terkadang kita mengagumi karya kita sendiri, kadang juga karya orang lain yang membuat kita terpikat. Itulah karya. Ia akan menjadi primadona atau daya tarik bagi seseorang ketika ia dapat lihat hasilnya. Hasilnya bisa menakjubkan atau bisa mengecewakan. Tentu kita pernah alami.

Lalu karya itu untuk siapa? Bayangkan sebuah bangunan yang paling Anda sukai. Bayangkan bentuknya, warnanya, semua detail yang membuat Anda kagum akan bangun tersebut. Dan Anda berada disana. Menikmati keindahan, kenyamanan, dan suasana dalam bagunan tersebut. Demikian juga dengan sebuah karya, karya yang baik pasti ada pemiliknya sampai penggemarnya. Itu terjadi bukan karena tak ada alasan, namun satu hal yang karya itu tawarkan kepada penikmatnya.

Kembali kepada diri sendiri, saat ini apa yang sedang Anda persiapkan jadi karya? Apapun yang sedang Anda lakukan atau wujudkan sebagai bentuk karya. Lakukan sampai akhir. Jangan ragu, terkadang keragu-raguanlah yang banyak menggugurkan karya-karya yang harusnya tercipta.

Untuk anak muda, pergunakan waktumu dengan baik. Jangan sampai piawai melakukan yang instant, tapi abai pada proses.

Dalam dunia kerja kreatif, perbedaan antara jelek dan bagus sangat luas. Menilai suatu karya tak selalu ukurannya. Kalau karya mu belum bagus, ya berlatihlah lebih baik lagi. itu saja kuncinya. Yang membedakan adlah yang berkarya dan yang tidak berkarya.

Nah, ingat formula rasa ingin tahu. Bukankah, kita belajar karena kita lahir dengan rasa ingin tahu, yang gak mungkin dapat terpuaskan tentang dunia yang hidup didalamnya. Dengan rasa ingin tahu, kita mencari dan mengingat. Saya sering gunakan formula tersebut. Terbukti! Terbukti hasilkan karya.

***