Langkah Efektif Membangun Kemandirian
Kita kerap mendengar informasi tentang masa depan dari obrolan serta diskusi pemuda pemudi yang masih menempuh pendidikan, sudah menyelesaikan pendidikan, dan tidak melanjutkan pendidikan.
Si A memimpikan setelah selesai kuliah ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan harapan mudah mendapatkan pekerjaan. Sedangkan Si B mengatakan ingin melanjutkan pendidikan demi menambah pengetahuan keterampilan berbahasa asing.Si A dan Si B sudah ada pilihan impian dan harapan di masa depan.
Fenomena itu menarik kita pada satu kesimpulan bahwa kebanyakan dari pelajar ingin mendapatkan kehidupan yang layak di masa depan. Pada kenyataan kita diperlihatkan dengan keadaan betapa banyak lulusan perguruan tinggi dan yang putus sekolah belum berkesempatan mendapatkan pekerjaan.
Era milenial di tandai dengan beragam tantangan dan persaingan. Apabila tidak ada tindakan berupa terobosan menuju kemandirian, maka akan tergilas oleh ketat nya persaingan. Tata kehidupan terbentuk dari suatu sistem.Kita dituntut berbuat agar tidak melakukan kekeliuran, kita perlu menentukan sikap menghadapi perubahan zaman.
Prinsip kemandirian acap kita abaikan, padahal itu salah satu sumber permasalahan merebak nya fenomena pengangguran.
Kemandiran merupakan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan serta menjalin hubungan yang sportif dengan orang lain (Robert Stemberg 2002). Menurut David R.Shaffer (2002) ,Kemandirian merupakan kemampuan membuat keputusan dan menjadikan dirinya sumber kekuatan emosi diri sehingga tidak bergantung kepada orang lain.
Pandangan tersebut mengajak kita membangun energi untuk menggali potensi kekuatan dalam menjawab tantangan kehidupan. Setiap zaman ada orang nya. Kesuksesan lewat kemandirian tidak dapat dicapai hanya dengan zona nyaman dan berpangku tangan. Tetapi dicapai dengan komitmen,keuletan,kejujuran,disiplin dan kerja keras dalam memaksimalkan potensi diri mencari pengetahuan melalui membaca peluang supaya dapat diaplikasikan menjadi tindakan nyata.
Pengusaha China, Jack Ma mengatakan generasi muda perlu memiliki keterampilan atau soft skills antara lain kemampuan berpikir independen, kreatifitas, kerja keras dan kepedulian pada orang lain. Penguasaan keterampilan seperti seni musik, melukis, olah raga juga penting. Dengan bekal ini kita mampu berinovasi dan menemukan solusi yang bermanfaat (Kompas, Senin 14 Januari 2019 judul Beradaptasi di Era Industri 4.0)
Kita mungkin terdorong untuk menggali agar dapat menyiapkan diri menjadi orang yang mandiri melalui wirausaha serta melihat peluang dan kesempatan dengan cerdas dalam menganalisis kebutuhan barang dan jasa.
Dengan begitu, kita dapat mengembangkan usaha kecil secara umum seperti industri ruamah tangga berupa makanan, minuman dan souvenir, usaha jasa seperti berupa laundry, bordir, sablon, cuci mobil dan motor, jasa ketik, rental, guru privat, penterjemah, penjahit, salon kecantikan dan tukang cukur, berdagang di warung sembako, pakaian dan kuliner yang saat ini relatif banyak tumbuh menjajakan makanan khas dengan istilah yang dikenal rasa bintang lima harga kaki lima serta usaha dibidang peternakan yang juga menjanjikan keuntungan.
Dalam mengembangkan usaha kecil kita harus memperhatikan dan memanfaatkan informasi teknologi agar dapat memperluas akses pemasaran. Langkah awal usaha kecil tersebut dijalankan untuk meraih impian agar keluar dari kebingungan mencari pekerjaan. Ada sederet sektor lain untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi yang dapat menghasilkan produk bernilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, "Perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita terus menunggu waktu atau orang yang tepat. Kita adalah perubahan itu sendiri."
Penulis : Dobi Rizami (Pensiunan ASN)