Menyalahkan Keadaan
Kenapa orang suka sekali menyalahkan keadaan? Menyalahkan yang ada di sekitar dia. Menyalahkan orang lain. Pokoknya semuanya salah, kecuali dia. Kalau kondisi buruk, pasti bukan salah dia. Kalaupun dia yang sebenarnya salah, ia selalu berkelit dan berusaha mencari kambing hitam. Seberapa sering kita menjumpai orang yang semacam ini? Sering sekali? Atau jarang? Tidak pernah? Yang jelas orang-orang seperti ini ada di sekeliling kita. Lalu apa yang akan kita lakukan? Kesal? Menyalahkan dia? Lalu apa bedanya antara kita dengan dia? Memang sulit buat mengakui kesalahan. Memang sulit untuk mengambil posisi dan bertanggung jawab. Orang sering kali berusaha untuk menghindarinya. Tapi saya dapat nasihat dari orang bijak. Sudahlah. Sampai kapan kamu akan lari dari tanggung jawab? Akui kesalahan lebih mudah daripada terus berkelit, menyalahkan keadaan dan orang lain. Mungkin pahit pada awalnya. Orang akan menimpakan segala kesalahan kepada kita. Tapi lalu apa? Kita hanya bisa bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan, tidak bisa tidak. Kalau kita terlalu membebani diri dengan hal-hal yang bukan tanggung jawab kita, hal itu malah berbahaya. Kita bersikap seimbang dan fair, serta tidak mudah menyalahkan keadaan. Keadaan ya seperti itu, tapi kita bertanggung jawab untuk bisa menyikapinya, kalau perlu mengubahnya.
Percaya saja, Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mengubah keadaannya sendiri. Dan Tuhan tidak akan memberikan beban kepada seseorang melebihi apa yang bisa dipikulnya.
Jadi ya, berhenti saja untuk menyalahkan keadaan, dan mulai belajar untuk memegang amanah dan memikul tanggung jawab. Hargai pula orang yang sudah bersedia memegang amanah, dukung orang baik untuk bisa memegang amanah, jangan malah dijatuhkan atau dicari-cari kejelekannya. Bayangkan jika orang yang tidak amanah malah memegang tampuk jabatan, betapa mengerikan kondisi yang akan terjadi.
***