Upacara HUT Kemerdekaan di Puncak Yuvai Semaring
Seharusnya saya ada di sini.
Seharusnya saya berada di puncak gunung Yuvai Semaring, desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengikuti detik-detik peringatan kemerdekaan.
Itulah kata hati saya yang tak terucap tatkala dikirimi serangkaian foto dan video oleh Pak Yansen TP yang demikian mengesankan. Fragmen video yang jika disatukan akan menjadi cerita utuh bagaimana upacara peringatan di ketinggian gunung Yuvai Semaring itu berjalan secara khidmat dan menggetarkan.
Mengapa seharusnya saya ada di sini?
Sekira dua pekan sebelum peringatan HUT Kemerdekaan ke-76 RI pada 17 Agustus 2021, kami para pegiat literasi -saya, Pak Yansen TP, Kang Dodi Mawardi dan Pak Masri Sareb Putra- terlibat diskusi yang asyik via WA Videocall, sampai kemudian Pak Yansen mengutarakan niatnya akan terbang ke Krayan dari Malinau atau Tanjung Selor untuk melangsungkan upacara HUT kemerdekaan yang tidak biasa.
Tidak biasa karena upacara tidak dilaksanakan di lapangan atau alun-alun gubernuran, melainkan di atas puncak gunung. Dari ketinggian itu, upacara dilakukan dengan khidmat, menghormat Sang Saka yang seperti menempel di langit biru bersih, berpendingin pawana alam yang mendesir membelai sukma, menambah khidmatnya upacara.
Tentu saja dalam percakapan berempat itu saya menyatakan harapan seandainya berada di ketinggian Yuvai Semaring itu nanti. Sesungguhnya tidak ada kesulitan berarti bagi Pak Yansen untuk menerbangkan kami bertiga dari Jakarta, hanya saja PPKM demikian membatasi gerak kami.
Alhasil, saya hanya bisa "iri" dan "gigit jari" tatkala menikmati serangkaian video dan gambar yang Pak Yansen kirim. Pasalnya, saya teringat peristiwa tahun lalu saat mengunjungi Batu Ruyud di Krayan. Dari atas pesawat sebelum mendarat di bandara Binuang yang kini bernama Samuel Tipa Padan, betapa gunung dan bukit-bukit di sini sedemikian eksotis, damai dan menenteramkan sanubari. Yuvai Semaring salah satunya.
Jujur, saya merindukan kembali berada di keheningan Batu Ruyud dan kesempatan untuk berada di gunung Yuvai Semaring terlewatkan begitu saja akibat terkendala PPKM.
Alhasil, kali ini saya cukup menghayati Krayan dengan Yuvai Semaring dari foto dan video yang saya rajut menjadi satu kesatuan yang utuh, ibarat merajut kebangsaan itu sendiri.
Menurut Pak Yansen, upacara di puncak Yuvai Semaring merupakan ungkapan napak tilas semangat perjuangan para pejuang bangsa 76 tahun lalu. "Mereka membela, menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Pak Yansen yang saat ini menjabat Wakil Gubernur kaltara .
Di gunung itu, Sang Saka Merah Putih berukuran 15x10 meter dibentangkan persis di atas puncaknya sebagai peringatan HUT Kemerdekaan.
Menurut Pak Yansen, apa yang disaksikan di puncak Yuval Semaring ini secara fisik merupakan pencerminan tantangan ke depan yang dihadapi, sementara gelora semangat kemerdekaan harus tetap dijunjung tinggi.
Dari puncak gunung Yuvai Semaring terbentang jelas bendera kebangsaan Indonesia, Pak Yansen mengajak seluruh masyarakat untuk mempertahankan jati dirinya sebagai anak bangsa serta melibatkan diri dalam pembangunan.
Yang saya catat dari video saat upacara peringatan kemerdekaan itu berlangsung adalah ucapan Pak Yansen yang bertindak selaku inspektur upacara:
"Negara ini membutuhkan semangay dari lubuk hatimu yang terdalam. Sedetik napasmu akan mewarnai negara ini. Jaga, bela negara ini dengan semangat heroisme dan semangat kebangsaan mu."
***