Filosofi

Don't Worry, Be Happy!

Minggu, 7 Februari 2021, 07:20 WIB
Dibaca 954
Don't Worry, Be Happy!
Bergembira (Foto: healthline.com)

Pepih Nugraha

Penulis senior

Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berkawan, bergaul dan bersilaturahmi. Sebagai makhluk bertuhan, manusia perlu mendekatkan diri kepada-Nya agar mendapat ketenangan dan keyakinan diri.

Dalam keyakinan yang saya anut, dua "kewajiban" dalam kehidupan itu harus dilakukan secara seimbang. Ada waktunya bersosial berdekat-dekat dengan sesama, ada saatnya berdoa dan berkontemplasi secara pribadi berdekat-dekat dengan Tuhan.

Di medsos yang saya baca ada pertanyaan:

Mengapa ada dua orang yang usianya sama, bersahabat lama, namun anehnya, yang satunya kelihatan jauh lebih tua?

Guru Besar FK Unair, Surabaya Prof. Dr. dr. Soejunus, seorang Neurolog dan Psikister senior punya jawaban:

"Penyebabnya adalah perbedaan kebiasaan dalam kehidupan."
Orang yang tampak lebih muda, ternyata :

1. Periang, suka humor, tidak pemarah/dengki/iri hati, dan ikhlas dalam meniti kehidupan sehari-hari.
2. Tenang, sabar dalam menyelesaikan setiap persoalan.
3. Bersyukur dan ikhlas dalam meniti kehidupan sehari-hari
4. Tidak mencampuri dan sok mengatur masalah orang lain.

Beliau melanjutkan, setiap kita merasa senang dan tertawa, akan keluar hormon Endorphin yang diproduksi oleh otak dan kelenjar "pituitary".

Tingginya kadar hormon ini akan membuat:

1. Perasaan kita senang dan "enjoy"
2. Lebih kuat terhadap penyakit
3. Lebih kelihatan awet muda.

Itulah salah satu sebab mengapa kita perlu bersilaturahmi, kata Soejunus, cerita-cerita humor yang membuat kita menjadi riang gembira.

Bersilaturahmi tidak lain bersosial itu tadi.

"Ingat, dengan tertawa itu akan memicu produksi Endorphin yang membuat kita menjadi sehat dan awet muda," pesannya.

Seimbang dalam bahasa langit itu adalah adil.

Adil kepada diri sendiri sebelum adil kepada orang lain.

Ini bukan semacam egoisme akut, hanya "self reminder: jangan menyiksa diri sendiri dengan perkataan hinaan "tua", "sepuh", "tak berguna", "masa lalu", "bukan masanya", dan seterusnya.

Ayolah, kita masih hidup, bukan?

Bergembiralah!

***