Filosofi

Inspirasi Filosofi Alam dari Dataran Tinggi Borneo

Selasa, 29 November 2022, 23:18 WIB
Dibaca 642
Inspirasi Filosofi Alam dari Dataran Tinggi Borneo
Kaltara Rumah Kita

Dalam budaya masyarakat Dayak Krayan, ada hubungan yang sangat erat antara manusia dan alam yang saling berkaitan, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Pemahaman ini juga tidak terlepas dari budaya tani masyarakat Suku Dayak Lengilo’ di Kecamatan Krayan. Petuah nenek moyang masyarakat Adat Dayak di Krayan-Kalimantan mengatakan tanah merupakan milik mereka yang paling berharga. Antara masyarakat dengan tanah dan Dunia Alam atas terdapat suatu hubungan yang amat erat. Tanah bagi Masyarakat adat dayak diyakini sebagai “Rantai Penghubung” antara generasi masyarakat nenek moyang di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Manusia Dayak Krayan (lengilo’) yang hidup di Sungai Krayan sangat menghargai,menghormati, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan. Mereka mengutamakan hidup penuh kebersamaan, gotong-royong, saling melindungi, saling berbagi di dalam keluarga besarnya. Semua kehidupan yang ada di sepanjang lembah dan dataran tinggi Sungai Krayan tersebut, baik manusia maupun binatang. Dan segala macam tumbuhan merupakan mata rantai yang saling terkait. Ini merupakan dampak positif dalam kehidupan manusia Dayak Krayan(Lengilo’).

Sumber daya manusia yang ada di Krayan ini bisa menjadi modal dasar membangun Kalimantan Utara menjadi provinsi yang maju,unggul,kreatif dan inovatif di segala bidang. Lewat pemimpin dan generasi muda yang terdidik, tangguh,berhati mulia,baik,pekerja keras akan membawa kemajuan serta perubahan yang baik di masa depan.

Kekayaan alam dan kearifan local juga menjadi modal untuk membangun daerah Krayan sebagai salah satu Kawasan yang bisa menjadi situs museum alam, budaya Lokal, Nasional dan Internasional yang harus dijaga dan dilestarikan. Ada banyak kekayaan alam yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada masyarakat Krayan sumber alami garam gunung, ulat klatang(obat herbal), padi unggul Adan, sumber air dari batang pohon ( bajakah ), obat-obat hutan, sayur mayur hutan, kerbau, ikan dan kekayaan alam yang belum terekspos lainnya. Semua itu bisa menjadi modal untuk meningkatkan perekonomian dan model wisata berbasis literasi, alam dan budaya di Kalimantan Utara. Artefak-artefak yang sudah ditemukan, bisa dijadikan situs budaya lokal, nasional dan Internasional. Jadi, artefak-artefak itu yang akan menjadi Wisata Literasi bagi masyarakat lokal,nasional maupun Internasional.  Sudah saatnya Kawasan Krayan-Kalimantan Utara dipetakan menjadi MUSEUM ALAM yang HIDUP di tingkat Nasional maupun Internasional. Supaya bisa dipelajari banyak orang, agar bisa saling mengingatkan, satu sama lain terlebih para pemimpin dunia,para investor dan seluruh warga dunia untuk memikirkan secara bersama-sama gerakan pendidikan pelestarian lingkungan hidup. Mesti berangkat dari nilai moral iman akan Sang Pencipta, bahwa merawat bumi berarti merawat karya sang Pencipta Alam.

Bumi adalah rumah besar yang dihuni oleh seluruh makhluk ciptaan manusia. Dengan demikian semuanya memiliki tanggungjawab untuk menjadi pengerak,penggalang dan pendukung kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang ada di Indonesia.  Hutan jangan dirusak, hutan harus dipelihara. Alam tidak menentang perubahan, namun bagaimana kita bersama menunjukkan komitmen untuk mewujudkan pembangunan yang memelihara, merawat, melindungi hutan secara berkelanjutan.

Kekayaan intelektual,budaya  dan kekayaan alam yang melimpah di Krayan harus terus ditulis,dijaga dan dipelihara. Sehingga semua itu bermanfaat untuk masyarakat, pelayan rakyat, aktivis dan generasi muda penerus perjuangan bangsa Indonesia.

Bui..bui...bui....