Filosofi

Pemimpin Muda Masa Depan (2): Mengikuti Kehendak Allah

Rabu, 26 April 2023, 07:12 WIB
Dibaca 1.085
Pemimpin Muda Masa Depan (2): Mengikuti Kehendak Allah
Mampu Mengikuti Kehendak Allah

       Pada tanggal 17 Agustus 2023 Negara Indonesia akan merayakan HUT Ke-78.  Jika dicermati secara mendalam arti angka 78 tentu sangat misterus sekali. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah menginjak usia 77 tahun, masih banyak permasalahan politik, ekonomi, pendidikan, sosial, agama yang sampai sekarang belum tuntas diselesaikan. Banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dikerjakan oleh para negarawan, politikus dan kepala daerah sepanjang tahun 2023  dan seterusnya. Hal ini merupakan tugas berat bagi pemimpin yang akan datang.  Apakah kita akan tinggal diam menyaksikan pertarungan dan  gejolak politik di tingkat nasional tersebut?

       Sejarah sudah mencatat dan membuktikan bagaimana kekuasaan kapitalisme yang berkolaborasi dengan komunisme  pernah diruntuhkan oleh generasi muda. Baik itu di era orde lama maupun orde baru. Para pemuda menjadi terdepan mengawal gerak -gerik pemerintahan dari zaman ke zaman. Sehingga munculah reformasi. Runtuhnya kekuasaan di zaman orde baru membuktikan bahwa peran pemuda tidak bisa di pandang sebelah mata. Sekalipun mereka tidak berkuasa atau memegang jabatan secara struktural.

Kegelapan  dari produk kapitalisme itu memang begitu dirasakan oleh masyarakat sampai hari ini, antara lain:

1. Permasalahan politik

Tidak adanya spiritual politik yang sesungguhnya dan juga ketimpangan-ketimpangan dalam idiologi Negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 merupakan permasalahan politik yang ada di republik ini sampai sekarang. Seharusnya dengan usia kemerdekaan RI hampir menuju 78, Indonesia bisa lepas dari keresahan-keresahan politik dan penyimpangan secara transparan di dunia politik. Contoh : Kasus-kasus korupsi di pusat yang dilakukan oleh para pejabat Negara dan para politisi.

2. Permasalahan ekonomi

Kesenjangan sosial begitu tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di republik ini padahal dalam idiologi Negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 sudah sangat jelas sekali bahwa ada tertulis dalam sila ke 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Tapi yang terjadi adalah ketidakadilan sosial. Sampai sekarang ini pemerintah atau pejabat Negara lebih berpihak pada pemilik modal dan para pengusaha-pengusaha. Sehingga rasa keberpihakan itu begitu menyakiti masyarakat kecil, masyarakat adat, masyarakat miskin yang masih terbelakang. Padahal sudah sangat jelas dalam perjanjian Negara berpihak pada ekonomi kerakyatan. 

       Banyak lagi permasalahan-permasalahan berbangsa dan bertanah air, antara lain persoalan agama, budaya dan konflik agraria atau lingkungan hidup. Tidak salah lagi bahwa bangsa ini memang sedang berjalan di dalam kegelapan. Atau kata kasarnya telah menjalankan sebuah sistem produk gagal milik kaum kapitalisme-komunisme yang tinggal menunggu bom waktu yang akan meledak. Lalu bagaimana dengan perpolitkan Indonesia saat ini, akankah terang sejati itu bisa datang dan menghalau kerapuhan hidup dalam pengabdian anak bangsa? Adakah spiritual politik Indonesia bisa mengarah pada spiritual melayani sesama dan  benar-benar mengabdi untuk masyarakat miskin, tertindas, lemah, terpinggirkan dan yang telah dilupakan. Jika tidak sesuai dengan alam dan kearifan lokal tentu bersiap-siaplah akan segala kemungkinan yang terjadi di masa depan. Belajar dari sejarah dan konflik di Kalimantan pasti akan tahu makna serta nilai kearifan lokal, Baca: https://www.bordernews.id/2023/04/ikn-dan-ancaman-deforestasi-borneo.html?fbclid=IwAR0t5S6PMjVeci04ncJUyLKgedd1FsYrfcmclN6hefcN9ASDtdP_Hcq3tww

Para pemuda dan pemudi  tidak akan tinggal diam melihat ketidak adilan yang terjadi. Di  Kalimantan sendiri sudah banyak organisasi masyarakat bertumbuh dan bergerak di akar rumput. Apalagi saat ini negara sudah optimis  memindahkan Ibukota Negara ke Kalimantan berarti negara harus mampu menyesuaikan diri dengan  alam, budaya dan kehidupan masyarakat adat yang ada di Kalimantan. Bicara Kalimantan tidak segampang membalikan telapak tangan. Hanya soal kulit-kulitnya. Datang ke Kalimantan berarti bicara soal isi, soal nilai-nilai kehidupan, kearifan lokal, budaya, alam dan Tuhan. Kalimantan memiliki sistem kearifan lokal  yang kelihatan maupun tidak kelihatan, sudah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka terutama mengenai keteraturan alam, sesama manusia, binatang dan Tuhan. Semua itu  patut direnungkan oleh seluruh rakyat Indonesia.  Telusuri kembali sejarah kelam dan konflik budaya di Kalimantan akibat politik  https://ytprayeh.com/budaya/p-5166e38342349a3/riset-budaya-dayak-dalam-novel-sejarah-ngayau

       Untuk membentuk pemimpin muda di masa depan, diperlukan komitmen negara kita sekarang ini.  Negara mempunyai peran yang penting dalam mencerdaskan pembangunan kemartabatan pribadi insani para pemuda dan pemudinya. Negara harus hadir membentuk dan mengasah para pemuda dan pemudi menjadi manusia yang produktif, kreatif dan inovatif dalam perkembangan hidupnya. Karena anak-anak mudalah yang nantinya akan menentukan nasib bangsanya. Tentu kita semua memiliki keyakinan dan komitmen bahwa Indonesia harus menjadi negara yang maju, unggul, kreatif dan inovatif di masa depan.  Pendidikan  nasional harus diarahkan kepada terwujudnya masyarakat  yang beriman, sehat, cerdas, aman, berbudaya dan sejahtera, maka salah satu misi dari pembangunan  adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya para pemuda dan pemudi di berbagai bidang, baik rohani maupun jasmani. 

       Negara harus hadir mendampingi kaum muda agar hidup dan berkembang menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif dan inovatif. Untuk menciptakan para pemuda dan pemudi yang unggul harus dimulai dari pendidikan dan sistem perkumpulan atau partai itu sendiri. Misalnya saja para pemuda harus dilatih sejak dini,  agar bisa memahami konstitusi dan mempelajari sistem perkumpulan negara yang baik. Saya ambil contoh sistem negara Teokrasi Vatikan. Anak-anak muda sudah dibentuk sebagai negarawan sejati yang taat kepada kehendak Allah. Semenjak masih remaja dididik menjadi pribadi yang  berkarakter, berbudi luhur dan beriman kepada Tuhan.   Jadi pada intinya sistem partai harus dibenahi  terlebih dahulu. Tidak cukup para pemimpin partai bicara kulit-kulitnya saja, hanya menjadi petugas partai lalu menang, mendapat uang banyak sebagai setoran kemudian berkuasa. Sekali lagi, kepemimpinan sejati tidak terletak pada sosok pemimpin itu, tapi soal sistem yang dibangun. Orang-orang baik  bisa menjadi orang-orang jahat dalam sistem yang buruk. Begitupula sebaliknya, orang-orang buruk bisa berubah menjadi orang-orang baik dikarenakan sistem perkumpulan yang baik.

        Dengan melihat potensi yang dimiliki oleh pemuda-pemudi di Indonesia, dimana pada masa inilah daya imajinasi, kreatifitas, dan semangat yang tinggi perlu diwujudkan. Mau mengabdi Allah di dalam Ketuhanan Yang Maha Esa hendaknya bertekun dalam iman dan pertobatan yang sejati. Mereka mau menghayati pertobatan dalam semangat doa dan kesederhanaan serta kerendahan hati. Dan menjauhkan diri dari segala kejahatan dan bertekun dalam yang baik hingga akhir, sebab Isa Al Masih sendiri akan datang dengan muliannya dan mengatakan kepada semua orang yang mengakui Dia dan menyembah serta mengabdi kepada-Nya dalam pertobatan : Mari, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak awal dunia ( Mat 25:34 ). 

Jadi…kita membutuhkan sosok pemimpin muda  menuruti  kehendak Allah. Hidup produktif bersama Allah. Berkumpul, berdoa, berderma, berbagi, berkarya, berprestasi, berinovasi membangun Bangsa dan Negera lewat perkumpulan yang positif. Sehingga terwujud hal sbb:

1. INDONESIA GLOBAL: Pembangunan SDM masyarakat lokal yang berkualitas, berprestasi, kreatif dan inovatif di tingkat Internasional.

2. INDONESIA NASIONAL: Pembangunan SDM masyarakat lokal yang berkualitas, berprestasi, kreatif dan inovatif di tingkat Nasional.

3. INDONESIA LOKAL : Pembangunan SDM masyarakat lokal yang berkualitas, berprestasi, kreatif dan inovatif di segala bidang.

4. INDONESIA HIJAU : Pola menjaga lingkungan hidup dengan gerakan menanam pohon dan menjaga hutan, gunung-gunung, bukit-bukit dan sungai-sungai.

5. INDONESIA BERPRESTASI : Lahirnya tokoh-tokoh yang jujur,baik dan patut diteladani oleh masyarakat banyak. Terangkatnya sosok negarawan, agama,aktivis olahraga, pendidik, pelatih, staf, individu dsb

6. INDONESIA SPIRIT: Semangat di dalam hidup yang dapat menjadi inspirasi, motivasi dan menggugah semangat melayani masyarakat yang miskin, sakit, terjatuh, tertindas dan terpingirkan.

7. INDONESIA LIFESTYLE : Pola hidup, pola olahraga, pola konsumsi herbal menuju Indonesia sehat.

8. INDONESIA KREATIFITAS : Dunia fotografi, otomotif, sastra daerah, cerpen, komik, karikatur, seni dan budaya.

Semoga semua itu dapat terwujud sehingga Indonesia menjadi bangsa yang makmur, adil dan sejahtera serta bisa membawa perdamaian ke seluruh dunia. Seperti cita-cita saya pada artikel: Pemimpin Muda Masa Depan (1): Filosofi Alam  https://ytprayeh.com/politik/p-41680036e7071dc/pemimpin-muda-masa-depan-1-filosofi-alam

Kini saatnya pemimpin muda masa depan bergerak tanpa berteriak, tanpa memukul, tanpa berteriak di jalanan. Pemimpin muda yang dikehendaki Allah  harus mampu  bergerak, berinovasi lewat ide-ide yang cedas serta kreatif. Perkumpulan  yang diciptakan  di masa depan harus untuk melayani masyarakat miskin, tertindas, tertinggal, terbelakang. Bukan melayani kehendak kapitalisme-komunisme-materialisme. Jika tidak, konflik di masa depan bisa terjadi jika Indonesia masih dipimpin oleh orang-orang yang masih menjalankan sistem kapitalisme. Bisa diambil hikmah dari certa bijak:  https://ytprayeh.com/sastra/p-e167a539306513b/cerita-bijak5-runtuhnya-negara-api

Mari kita terus bergerak sebagai pemimpin-pemimpin muda di lingkungan kita masing-masing. Terus maju pantang mundur. Memulai langkah kecil untuk langkah-langkah besar selanjutnya. Bisa berjuang lewat pemikiran dan tulisan-tulisan kita, entah dengan menerbitkan buku, mengikuti berbagai perlombaan, aktif menulis di media online maupun cetak. Menciptakan berbagai inovasi di bidang seni dan budaya. Membuat berbagai terobosan di bidang teknologi dan pertanian. Aktif dalam organisasi dan pengembangan SDM di dalam masyarakat. Gerakan sosial tidak selamanya berbentuk  organisasi massa, kesatuan aksi, atau gerakan separatis. Gerakan sosial itu dapat pula berbentuk kreativitas seni budaya dan tulisan-tulisan yang kita ciptakan. Percayalah. Hidup Produktif Bersama Allah.

Salam Suara Belantara Borneo Nusantara