Sosok

Pemimpin Muda Indonesia Masa Depan, Pemimpin Peka Zaman

Selasa, 30 Mei 2023, 07:05 WIB
Dibaca 536
Pemimpin Muda Indonesia Masa Depan, Pemimpin Peka Zaman

Dunia kini telah berubah, era telah berkembang dan nampak sangat nyata perbedaan generasi bahkan generasi ini “mampu mengontrol ruang publik” melalui media sosial hasil dari kecanggihan teknologi dan informasi. Perilaku generasi milenial sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Tidak mengherankan jika generasi ini dan sebelumnya seringkali tidak nyambung. Ini berarti perilaku gaya hidup masyarakat ke depan juga berubah.

Pemimpin muda Indonesia masa depan setidaknya pemimpin yang tahu dan terlibat, mengalami atau setidaknya mencicipi era ini. Itu artinya mereka memiliki gambaran tentang perilaku dan apa harapan generasi muda saat ini. Apalagi mereka yang membentuk masyarakat Indonesia di masa depan. 

Kini dunia nyata berdampingan dengan dunia maya atau digital. Tidak semua kita terlebih generasi yang sebelumnya dapat mengikuti perkembangan itu dengan baik. Jadi dengan alam pikir dua hal ini menyebabkan signifikansi perbedaan antara generasi sebelumnya dengan generasi masa kini. Oleh karena itu, bagaimanapun juga generasi ini tidak bisa ditinggalkan karena mereka adalah generasi masa depan negara kita.

Cakap Memanfaatkan Media Sosial

Pemimpin saat ini dan ke depan harus peka terhadap zaman yang terus berkembang. Tradisi dan pola lama ada yang harus tetap dipertahankan namun ada pula yang harus diubah atau diselaraskan dengan kondisi zaman ini. Sebagai contoh, bagaimana seorang pemimpin menyampaikan informasi kepada publik.

Saat ini ada banyak media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan kebijakan yang telah dan akan diambil. Pemimpin dapat memilih media yang sesuai dengan segmen penerima informasi. Media apa yang paling banyak digunakan oleh segmen tersebut. Informasi dapat dimengerti dan itu akan memicu keterlibatan masyarakat bahkan dapat menikmati hasil kebijakan. 

Contoh kecakapan seorang pemimpin muda peka zaman, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia saat ini diduduki oleh seorang muda yang masih berusia di bawah di bawah 35 tahun. Dito Ariotedjo, dapat dikatakan mewakili generasi masa kini. Sosok yang cukup memahami generasi milenial. Hal itu nampak dari caranya menyampaikan informasi dan kebijakan ke publik dengan gaya milenial. Ia membentuk tim yang diisi generasi muda untuk mewujudkan itu.

Informasi berkaitan dengan lingkup kerjanya disampaikan dengan menggunakan desain-desain yang menarik dan memanfaatkan platform media yang banyak digunakan oleh generasi milenial. Ia menggunakan platform instagram dengan mendesain pesan tidak sebatas kalimat-kalimat atau video. Tetapi disampaikan dengan desain yang menarik tapi juga tidak meninggalkan pesan-pesan moril atau bahkan mengingatkan pada zaman-zaman dan masa-masa yang sebelumnya. Ini menarik sekali. 

Sosok pemimpin seperti ini bisa menjadi contoh, bagaimana mempertahankan nilai-nilai lama walau hanya menggunakan desain yang historical namun punya nilai sejarah. Bahkan dua generasi sekaligus dapat menerima. Jadi baik generasi lama maupun generasi sekarang bisa membaca dan menerima informasi itu dan memicu antusias mereka. 

Pemimpin muda Indonesia masa depan adalah pemimpin yang mampu memanfaatkan media sosial sebagai cara berinteraksi dengan rakyat. Pemimpin harus peka atau melek teknologi atau setidak-tidaknya melibatkan generasi muda untuk mengemas segala bentuk informasi melalui media yang sesuai zaman.

Berani Mengubah Tanpa Menghilangkan

Pemimpin muda Indonesia masa depan harus punya tanggung jawab melestarikan budaya bangsa dan memelihara hasil karya para pendahulu. Tetapi masalah yang kemudian muncul terkadang hal itu sudah tidak relevan dengan zaman. Bagaimanapun harus ada yang diubah untuk mengikuti zaman. Harus diingat mengubah bukan berarti menghilangkan. Untuk seorang pemimpin perlu keberanian berinovasi sebagai cara melestarikan. 

Sebagai contoh kota Solo yang memiliki beragam hasil budaya dan beberapa diantaranya bahkan dinobatkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya. Ini harus dijaga. Apalagi menengok kota Solo, kini dipimpin sosok muda, generasi milenial, Gibran Rakabuming Raka. Gibran berlatar belakang pengusaha dan lulusan luar negeri nyatanya mampu memimpin Solo. Itu tak lepas dari berbagai inovasi yang dilakukan malah semakin menjadikan kota Solo dikenal dengan budayanya. Bahkan inovasi dengan mengelola budaya makin membuka lapangan kerja yang tentu akan memicu kesejahteraan rakyat. 

Budaya menjadi fondasi eksistensi sebuah bangsa maka pemimpin muda harus peka zaman sehingga mampu menghadirkan inovasi tanpa menghilangkan akar budaya bangsa. Pemimpin muda berani berubah justru karena peka terhadap perubahan zaman. Jangan harap pemimpin muda ke depan akan mampu memimpin bangsa jika tak peka terhadap perubahan zaman.

Peka Perlu Belajar dan Pengalaman

Pemimpin muda Indonesia masa depan harus terus belajar baik dari segi formal maupun informal dan diimbangi dengan praktik. Hal itu akan membentuk pengalaman yang jadi bekal sebagai pemimpin. Salah hal penting dalam praktik kepemimpinan adalah masuk partai politik. Ini sebagai langkah memasuki ranah kepemimpinan bangsa. Dengan sistem yang berlaku di Indonesia bahwa partai politik memegang peran penting dalam melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa. Maka tidak ada jalan lain pemimpin muda harus peka terhadap hal ini. 

Hari ini telah muncul sosok-sosok muda yang berada di partai politik, sebut saja Agus Harimurti Yudhoyono atau lebih dikenal dengan AHY yang kini ada di partai Demokrat. Kemudian ada Gibran Rakabuming Raka dari PDI-Perjuangan, dan masih banyak lagi. Sekarang tinggal bagaimana mereka, para pemimpin muda ini mampu menyerap pengalaman dari senior dan memadukan dengan gagasannya sebagai generasi muda sehingga lahir kebijakan yang mampu menjawab tantangan zaman.

Namun kadang-kadang hal ini juga bukan perkara yang mudah bagi seorang muda yang ingin terlibat pada kepemimpinan. Karena generasi yang sebelumnya juga tidak akan semudah itu menerima para pemimpin muda. Oleh karena itu, menjadi tantangan tersendiri bagaimana seorang pemimpin muda harus juga berani menunjukkan karya dan prestasi mereka dalam setiap level kepemimpinan yang mereka terima sekarang ini. 

Di sinilah kita memahami bahwa bagaimanapun kepemimpinan adalah sebuah proses dari hari ke hari seperti yang diungkapkan oleh John C Maxwell bahwa kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam sehari jadi (Maxwell 1998). Sekalipun seorang pemimpin muda lahir pada zamannya namun dia juga harus berproses untuk sampai pada titik dimana bisa mendapat kesempatan untuk memimpin. 

Pemimpin muda mereka yang terus bergerak dari hari ke hari di dalam level kepemimpinan mereka dan terus mengakomodasi hal-hal yang lama dengan hal-hal yang baru tanpa harus selalu mempertentangkan. 

Pemimpin harus terus belajar dan pemimpin muda harus terus mempersiapkan diri pemimpin muda juga harus terus mendengarkan dari pemimpin-pemimpin yang sebelumnya tetapi juga pemimpin muda juga harus ada pada zamannya sehingga tidak dianggap tidak nyambung dengan kondisi di zaman.

Pemimpin muda Indonesia masa depan adalah pemimpin yang peka zaman. Peka terhadap kemajuan dan pemanfaatan teknologi informasi yang kian canggih. Peka dengan berani berubah menyesuaikan zaman tanpa menghilangkan akar budaya. Peka perlu belajar dan menimba pengalaman dengan masuk partai politik sebagai jalan jadi pemimpin bangsa. 

Kita semua tentu berharap akan lahir pemimpin muda Indonesia masa depan yang mampu membawa kemajuan bangsa dan Itu perlu kepekaan sedari kini.  Sekali lagi, pemimpin muda Indonesia masa depan, pemimpin yang peka zaman.

Sumber foto: 

Gibran: regional.kompas

Agus Harimurti Yudhoyono: cnnindonesia

Dito Ariotedjo: antaranews

Referensi:

Maxwell, John C. 1998. Buku 21 Hukum Tak Terbantahkan Dalam Kepemimpinan. Georgia: EQUIP.