Ketidaksesuaian
Adakah hal yang begitu kamu sukai di dunia ini ? beberapa orang pasti akan menjawab suka memasak, suka menulis, suka menjelajah dan lain halnya. Semua orang memiliki hobinya masing-masing. Tetapi, pernahkah terpikirkan bahwa di dunia ini begitu banyak hal yang dinamai ketidaksesuaian dengan wujudnya. Misalnya saja, kita bisa menyebutnya dengan Surat Izin Mengemudi tetapi wujudnya berbentuk kartu bukan surat. Sedangkan seperti Kartu Keluarga malah berbentuk surat. Ada juga mie instan yang bungkus luarnya bergambar mie yang enak, ditambah potongan rebusan telur, ayam, dan sayuran yang segar. Hmmm sungguh bikin ngiler tapi nyatanya yang kita dapatkan di dalam bungkus mie tersebut hanyalah sekeping mie dan 2 bungkus kecil bumbu, Arrggghh yang benar saja tidak sesuai dengan yang ada di gambar bungkusannya.
Teh Botol kemasannya kotak, Kopi luwak bentuknya serbuk tidak dijual bersamaan dengan hewan luwak yang bergambar dibungkusan kopi. Begitupun Kopi Kapal Api, enggak dijual sama-sama kapalnya. Si Kopi ini memang kontroversial ternyata, setelah saya pikir-pikir. Tapi kopi liong tetap juaranya. Ngomong-ngomong, kenapa teh hijau warnanya merah, Durian hijau isinya warna kuning. Begitupun ketika dia berkata dia mencintaimu, nyatanya cinta itu semu.
Nggak. Maaf ya, jadi mengingatkanmu sama masa lalu. Lebih baik kamu pikirkan, matematika peminatan itu YANG MINAT SIAPA??!
Oke, kembali ke topik : ketidaksesuaian. Kenapa ketidaksesuaian ini begitu unik? Contohnya mengenai matematika peminatan tadi, mungkin cuma Jerome Polin yang betul-betul minat, sesuai namanya. Sisanya hanya terpaksa karena itu mata pelajaran wajib. Nah, disini terjadi ketidaksesuaian lagi. KENAPA PULA DISEBUT PEMINATAN KALAU NYATANYA ITU WAJIB?
Bikin emosi. Nyatanya, ketidaksesuaian ini merupakan hal yang wajar-wajar aja, normal-normal aja. Disini tentu kalian bisa menemukan ketidaksesuaian lagi. Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak wajar merupakan sesuatu yang normal?
Dikutip dari KBBI, pengertian sesuai adalah: sama serasi; sepadan. Tapi dari sekian banyak contoh-contoh yang sudah saya sebutkan tadi, tidak ada yang sesuai. Mau nyinggung masalah teh botol? Oke, mereka memang menyediakan kemasan yang sesuai dengan namanya juga. Tapi tetap saja ada yang tidak sesuai, kan? KAN?. Mau nyinggung masalah “merek” itu hanya sebatas “penamaan” saja? Bukannya lebih mudah kalau memberi nama yang sesuai dengan apa adanya keadaan? Biar kalau ada orang yang belum tahu, sekali dengar bisa langsung membayangkan dengan tepat dan akurat. Apa? Gak keren? Buat apa keren kalau bisanya cuma nyakitin, cuy! Sudahlah, lebih baik kalian iya-in saja opini saya yang wadidaw ini atau kalau nggak kita bai wan (by one).
“Penulis sukanya ngajak gelud.”
“Mohon maaf, saya pisces. Meskipun saya bukan penganut aliran bintang-bintang. tapi suka pelihara ikan. Karena yang seharusnya mengalir cuma benda cair. Termasuk emas, sertifikat tanah, dan pinjaman bank.
Apakah tidak selaras ini enggak apa-apa? Ya enggak tahu kok tanya saya! Saya sih enggak mau pusing mikirin itu. Walaupun susu Bear Brand iklannya naga, gambarnya beruang, isinya susu sapi steril, yang penting teh pucuk betul-betul menggunakan pucuk daun teh pilihan sebagai bahannya. Nah, ini baru real.
“Kok bisa tahu?”
“Ya karena memang cuma pucuk teh yang bisa dipakai untuk bikin teh.”
“Kok bisa tahu kalau itu pilihan?”
“Pucuk manapun yang terpetik saat proses panen itu, mereka adalah yang terpilih. Mereka harus ikhlas menjalani takdirnya untuk diproses lebih lanjut sehingga sampai di tangan konsumen dengan selamat.”
“Tapi…”
“Iya-in aja gak? Iya-in aja sih?!”
Orang-orang ini kok hobinya pada ngeyel. Heran saya !!