Sosok

Parents as a Partner

Kamis, 28 Januari 2021, 14:20 WIB
Dibaca 797
Parents as a Partner
dokpri

Sudah genap 10 bulan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring atau bahasa yang populer dikalangan orangtua adalah Belajar Online. Penyebabnya tentu saja Covid-19, yang ternyata belum berakhir hingga saat ini.

Masih ingat awal-awal pembelajaran daring ini diberlakukan (sekitar bulan Maret 2020), kami guru-guru sibuk membuat video dengan berbagai aplikasi yang dapat membuat tampilan video menarik untuk dilihat peserta didik.

Sangat menyita waktu, pikiran, dan tenaga kami saat itu, tapi tidak menjadi masalah asalkan tujuan dari pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik.

Memasuki bulan ke dua hingga ke tiga pembelajaran daring ini, rasa bosan sudah pasti mendera peserta didik di rumah. Mereka juga sudah rindu dengan sekolah. Tentu saja yang dirindukan bukan sekolah tapi berkumpul bersama-sama dengan teman-teman.

Orangtua pastinya juga sudah habis akal untuk memberikan aktivitas yang dapat menyita waktu anak-anak di rumah sehingga mereka tidak menjadi bosan. Puji Tuhan bisa dilalui sampai menyelesaikan Penilaian Akhir Semester 2 dengan baik dan Rapot Kenaikan Kelas bisa diberikan.

Memasuki Tahun Ajaran Baru 2020/2021, bukan hal yang mudah bagi kami guru-guru dan juga sekolah. Kami mulai merancangkan pembelajaran daring yang ideal sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

Berbagai aplikasi kami coba seperti: Zoom, Ms. Teams, dan Google Classroom untuk menunjang dalam kegiatan pembelajaran di tahun ajaran ini. Setelah percobaan dan rapat berkali-kali, di sekolah kami memutuskan menggunakan Google Classroom (tentu saja ini bukan promosi).

Guru-guru mulai belajar mengenai seluk-beluk Google Classroom ini, tentu saja belajar itu tidak mudah beberapa kali kami kebingungan masuk ke google meet melalui laptop, PC, bahkan ponsel pintar kami. Tidak sampai disitu saja banyak fitur-fitur lain yang harus kami kuasi terlebih dahulu sebelum kami mensosialisasikan kepada orangtua.

Saat kami siap inilah waktu yang bikin kami nervous setengah mati, sosialisasi penggunaan Google Classroom untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah kami kepada orangtua.

Masih teringat dengan jelas bagaimana kacaunya pembelajaran kami di minggu pertama dimulainya tahun ajaran ini. Peserta didik tidak bisa masuk ke google meet, device yang dimiliki oleh orangtua/peserta didik tidak mumpuni, atau orangtua hanya memiliki satu device yang digunakan secara bergantian oleh orangtua untuk bekerja dan oleh peserta didik untuk belajar daring.

Tentu saja tidak hanya sekedar device yang bermasalah namun tugas-tugas yang diberikan oleh guru, penilaian bulanan (seperti ulangan) yang dilakukan menggunakan google form pastinya menimbulkan banyak sekali masalah diawal-awal tahun ajaran ini.

Bersyukur memiliki orangtua wali murid yang mau merubah zona nyaman mereka. Yang dulu orangtua mengantarkan peserta didik ke sekolah dan menjemput kembali di sore hari, namun sekarang orangtua harus mengambil peran sebagai mitra guru di rumah. Tentunya tidak mudah bagi orangtua untuk menghadapi perubahan yang begitu cepat seperti ini. Tapi saya merasa bangga dengan orangtua yang mau terus berubah seiring dengan perubahan kondisi dan situasi saat ini.

Parents as a partner adalah slogan yang sekolah kami pegang dan saya rasa benar bahwa orangtua dan guru adalah partner/mitra yang bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik saat ini.

Tetap berjuang guru-guru garda terdepan dunia pendidikan dan tetap semangat orangtua yang sampai saat ini tidak pernah menyerah untuk mendampingi putra/putri di rumah. Dari saya guru yang masih berjuang untuk pendidikan.

***