Sosok

Anak Desa di Forum Literasi Internasional

Rabu, 12 Juni 2024, 06:37 WIB
Dibaca 931
Anak Desa di Forum Literasi Internasional
Anak desa bicara di forum Internasional

Namaku Vickyko Romana Putra, biasa dipanggil Vicky atau koko.

Gak tau gimana aku sekarang jadi pegiat literasi, aku bahkan mendirikan Perpustakaan dan melakukan pemberdayaan masyarakat di desa tempatku tinggal.

sekitar 2018 aku mendirikan sebuah rumah belajar bernama Rumah Pinktar. rumahnya emang warna Pink. Disana aku bikin les Bahasa inggris dan Komputer secara cuma-cuma.

2020 akau pindah ke Kalimantan Utara. Dan singkatnya aku mulai berbaur di tempat tinggalku yang barui dan aku melanjutkan giat literasiku dengan mendirikan Perpustakaan. Awalnya hanya di rumah, tapi agar bisa berkembang, aku ajukan Perpustakaanku jadi Perpustakaan Desa.

2021 terbitlah Surat Keputusan Kepala Desa tentang Pendirian Perpustakaan. Perpustakaan itu ku beri nama Perpustakaan Taruna Pustaka, kita sebutnya Perpus Tarpus. Disanalah cerita dimulai.

Aku berfikir bahwa perpustakaan gak melulu tentang pinjam dan baca buku aja. tapi bagaimana kita bisa berdaya dari Perpustakaan. Aku berinisiatif untuk melakukan promosi perpustakaan dengan berbagai cara. Ada lomba-lomba, kegiatan kursus dan banyak hal seru yang dulu gak ada di Perpustakaan.

2022 kami dapat program dari Perpustakaan Nasional, kami dituntut untuk bisa melakukan transformasi Perputakaan secara inklusif. Dan bonusnya, apa yang ku kerjakan selama ini sudah sesuai dengan program tersebut. Dan syukurnya, kami dapat predikat perpustakaan terbaik pelaksana program itu tingkat nasional.

2023 aku dihubungi salah satu konsultan dari Perpustakaan Nasional. Aku diminta untuk jadi salah satu delegasi dan berbicara di forum internasional. Nama kegiatannya adalah Knowledge Sharing on Library Transformation Program Based on Social inclusion bersama Kementerian Luar Negeri RI, kementerian Sekretariat Negara, dan Colombo Plan. Total ada 7 negara yang hadir.

Secara, bahasa Inggrisku belepotan. Berbekal keberanian dan support dari orang-orang terdekat akhirnya aku otw. Alhamulillah disana aku bisa bercerita kepada para peserta bagaimana kondisi kita di Indonesia. Aku juga banyak belajar hal baru dari pengalaman teman-teman yang lain yang notabene lebih senior dariku. Nah kalau bisa dibilang disana aku paling bocil dan gak tau apa-apa.

Tapi, aku dapat apresiasi dari oarang-orang yang menganggap apa yang ku lakukan di lingkunganku ini penting bagi masyarakat. Makanya aku bisa sampai sana.
Intinya, lakukan aja apa yang kamu bisa selagi itu bermanfaat bagi orang banyak. Ada bonus menanti di depan yang datangnya gak terduga.