Penulis "Trilogi Temanggung", Arie Saptaji Sahabat Saya
" Harta paling berharga adalah apa yang bisa kita bagikan tanpa membuat kita kekurangan, yakni hal-hal yang ketika dibagikan justru berlipat ganda. " - William H. Danforth
Beberapa hari lalu teman saya, Bro Arie Saptaji memposting buku-buku yang pernah beliau tulis di halaman Facebooknya. Mata saya tertuju pada postingan buku yang berjudul: “Fresh Every Morning”.
Saya langsung membalas postingannya, "Mau!."
Tak lama setelah itu WhatsApp saya bergetar.
"Lagi di rumah? Biar kuantar Fresh Every Morning," pesannya.
Kebetulan saya baru selesai kuliah daring dari kosan, saya balas " Ada di rumah."
Apalagi, saat ini sedang berjalan penerapan kebijakan pemerintah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali. Butuh Bacaan santai tapi berisi untuk nemani sela-sela aktivitas di kosan.
Kebetulan, saya baru tamat membaca novel "Trilogi Temanggung" yang baru diterbitkan. Di masa-masa Covid-19 yang entah kapan berakhirnya ini. Membikin saya produktif membaca dan menyelami buku-buku, salah satunya buku karya Bro Arie Saptaji. Hinga kini bro Arie, telah menulis 30 judul buku. Sebelum kenal langsung, saya lebih dulu berjumpa bukunya di rak toko buku. Saya jatuh cinta pada buku-buku yang ditulis beliau. Bukunya renyah di baca dan cocok untuk siapa saja.
Kami sudah berkawan sejak lama. Ia salah satu penulis yang mengokohkan komitmen saya dalam berkarya. Terutama bidang kecakapan menulis, sampai hari ini saya berguru dengan beliau.
Penulis, Masri Sareb Putra, mengatakan, "Dengan berkawan, membaca dan memahami-biak buku seseorang, Anda memotong kurva belajar. " Saya setuju dengan kutipan tersebut, sebab saya mengalaminya.
Dalam berliterasi, beliau punya ciri khas sebagai penulis profesional. Dalam mendampingi penuli-penulis pemula (pasti jadi), ia punya kiat atau the mater key writing. Dikenal dengan rumusan A.R.T yang sering diperkenalkan kepada peserta.
Tidak hanya itu, sebelum kita memerangi Covid-19 . Saya sering ikutan dalam kegiatan-kegiatan literasi yang beliau kerjakan. Kami kadang wira-wiri Jogja-Muntilan, Jogja-Solo, kadang sampai Kota Salatiga. Ada banyak pengalaman yang saya dapatkan.
Selain itu, saya mengenal bro Arie Saptaji orangnya humble, tukang nonton, penyuka lagu-lagu Vina Panduwinata, dan suka jajanan tradisional: seperti gudeg, lumpia, dan es sunduk, masih banyak lagi lainnya. Beliau juga hobi nyemplung di kolam renang.
Nah, ketika menyambangi ke satu kota, kami biasa mampir jajan makanan-makanan tradisional. Saya sangat suka nyicip makanan tradisional khasnya Jawa. Ditempat saya, di Kalimantan berbeda menunya dengan orang Jawa. Hemat saya, makanan Jawa lebih manis daripada makanan di tempat saya. Foto dibawah ini sebelum Corona melanda. Jepretan di rumah makan bu Santy, Magelang. Bersama pengurus Pusat Pengembangan Anak (PPA) Muntilan.
Sebab, saya asli orang Dayak Lundayeh dari Kalimantan Utara, berguru kepada orang Jawa, asal Temanggung, seperti bro Arie Saptaji, peribadi berwawasan luas, rendah hati, sabar, dan kerennn.
Berikut ini sekilas tentang Bro Arie Saptaji, lahir di Ambarawa, menghabiskan masa kecil sampai remaja di Temanggung, lalu kuliah di Yogyakarta, dan kerasan menetap di Kota Gudeg itu sampai sekarang. Telah menulis 30 judul buku, termasuk "Trilogi Temanggung" Yang terdiri atas Warrior, Dalam Rinai Hujan, dan Temanggung, Yogyakarta.
Bro Arie Saptaji juga beberapa kali menyabet penghargaan, salah satunya pada 2018 ia menjadi Pemenang dan Unggulan dalam Lomba Penulisan Kritik Film di ajang Apresiasi Film Indonesia (Pusbang Film Kemdikbud). Ribuan tulisan beliau bisa kita temukan di jagat maya. Ketik saja namanya di mesin pencari embah Google pasti muncul karya-karyanya.
Selain aktif menulis, bro Arie Saptaji, juga menerjemahkan, dan menyunting naskah, ia aktif mengadakan pelatihan berkaitan dengan penulisan, secara during maupun secara luring.
Anda juga dapat mengunjungi kanal ART Dunia Literasi :
https://www.youtube.com/c/ArieSaptajiYk/featured
Menutup tulisan ini, saya kutip salah satu tulisan Bro Arie Saptaji, dalam buku "Fresh Every Morning" yang menguatkan hati dan menyegarkan iman
"Jika tidak ada keyakinan akan masa depan, tidak akan ada kekuatan untuk menghadapi saat ini."
***