Pesan Dr. Yansen Tipa Padan untuk Anak Muda, "Menulislah!"
Jakarta, 17 Oktober 2019 pada Seminar Nasional Kebudayaan Dayak dan Kontribusinya Terhadap Pemindahan Ibu Kota Negara Ke Kalimantan Timur di sana untuk pertama kalinya saya berjumpa dengan sosok Dr. Yansen Tipa Padan.
Seorang penulis senior mengantarkanku menemui beliau sebelum acara dimulai. Senior berkata, “Temui beliau karena beliau suka dengan literasi dan jangan lupa persembahkan satu bukumu”. Bukan kebetulan saat itu, sehari sebelumnya buku karyaku baru saja terbit. Maka buku itu saya persembahkan sebagai silahturahmi.
Jujur saja, saya agak grogi dan serasa tak percaya diri menghadapi sosok yang berperawakan tinggi besar dan sorot mata yang tajam. Nampak tegas sebagai seorang pemimpin yang penuh kharisma.
Baca Juga: Yansen Tipa Padan, “Outliers” dari Kaltara
Rasanya tak berani aku menatapnya. Namun dengan mantap dan yakin saya memperkenalkan diri kusebut namaku seraya mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, beliau menyambut dengan hangat. Sesaat berselang aku mengulurkan sebuah buku karyaku, lagi-lagi beliau menyambut dengan senang hati.
Dengan tegas dan penuh antusias beliau berucap, “Saya senang dengan anak muda yang gemar literasi.” Ya pak, jawabku.
Dengan tatapan tajam nan energik beliau seolah berpetuah, “Apa yang diucap dalam sekejap akan menguap, tapi apa yang tertulis akan abadi.” Sontak pesan itu memantik semangatku.
Lanjutnya, “terima kasih atas bukunya.”
Itulah pertemuan pertama yang singkat namun begitu mengesankan. Pesan yang selalu kuingat dan menjadi gelora untuk berliterasi di level tertinggi.
Pesan yang tak semata untukku. Lebih tepat untuk semua anak-anak muda. Menulis harus menjadi gaya hidup di tengah arus perkembangan media informasi. Kecakapan menulis atau mengungkapkan gagasan bukan lagi milik segelintir orang. Tetapi milik siapa saja. Ruang terbuka untuk beradu gagasan.
Saya rasa, YTPRayeh.com yang diprakarsai dan didirikan oleh Dr. Yansen TP dibangun atas dasar pemikiran demikian. Memberikan ruang bagi anak muda untuk menulis dan menuangkan gagasan.
Peradaban terus berkembang apa yang masih ‘tersisa’ dari masa lalu dan yang ada serta terjadi hari ini harus didokumentasikan dan dinarasikan. Agar jejak itu tetap dikenang, dimaknai dan dijadikan sumber menimba pengalaman hidup.
"Anak muda menulislah!"
Kurang lebih begitulah pesan Dr. Yansen Tipa Padan. Salam Literasi!
***
