Yansen Tipa Padan, “Outliers” dari Kaltara
Yansen Tipa Padan adalah seorang “outliers”.
Apa itu “outliers”? Anda yang pernah membaca buku dengan judul "Outliers" karya Malcolm Gladwell tentu langsung paham dengan istilah ini dan mengapa bupati Malinau dua kali masa jabatan dan kini menjabat wakil gubernur Kalimantan Utara itu layak menyandang prediket ini.
Gladwell adalah wartawan New York Times di mana beberapa buku yang ia tulis selalu menjadi New York Times Bestseller. Kebetulan, saya membaca sejumlah buku lain karyanya seperti “Blink”, “The Tipping Point”, “David and Golitiah” dan “What the Dog Saw”. Satu buku yang masih saya kejar, “Talking to Strangers”.
Buku “Outliers” sungguh membuka cakrawala berpikir bahwa kesuksesan itu tidak selalu ditentukan faktor perjuangan dan motivasi pribadi yang kuat saja saja. Itu belumlah cukup tentunya. Lalu, bagaimana kesuksesan menemukan takdirnya?
Gladwell membuka pemahaman bahwa kesuksesan itu bisa berasal dari kapan kita dilahirkan (timing), siapa orang tua kita (given), seperti apakah konteks budaya kita (culture), dan seberapa jauh lingkungan kita memberikan kita kesempatan untuk melatih kemampuan-kemampuan kita (atmosphere).
Gladwell mengungkap contoh-contoh menarik untuk mendukung argumennya itu. Ambil contoh yang paling saya ingat tentang tahun lahirnya para triliuner di bidang komputer, aplikasi dan teknologi informasi. Contoh lain legenda musik asal Inggris, The Beatles, yang telah menyelesaikan 10.000 jam terbangnya dalam bermusik di seluruh dunia.
Hal sepele lain yang menjadi contoh misalnya mengapa negara tertentu sering mengalami kecelakaan pesawat dan asal-usul anak-anak keturunan Asia yang pandai Matematika.
Ketika Yansen Tipa Padan hari Kamis (21/01/2021) ini ditetapkan sebagai wakil gubernur terpilih Kaltara mendampingi Gubernur Zainal Palliwang di Tanjung Selor, Ibukota provinsi baru di Kalimantan ini, yang saya ingat adalah wajah Gladwell dengan buku yang paling memikat pembaca di seluruh dunia, ya “Outliers” itu.
Saya ingin sekedar menunjukkan bukti di mana letak keberadaannya yang di luar statistik besar birokrat sekaligus politikus pada umumnya. Dialah satu-satunya birokrat/politikus yang benar-benar menjadikan literasi menjadi kesehariannya.
Selain pembaca, sejumlah buku hasil karya dan pemikirannya sudah meluncur, diterbitkan oleh pnerbit ternama di jakarta dan menjadi rujukan ilmiah. Yansen adalah doktor di bidang ilmu pemerintahan yang menelurkan konsep Gerdema (Gerakan Desa Membangun) yang menggetarkan itu.
Baca Juga: Yansen Tipa Padan, "Trendsetter" Bupati dalam Menulis Buku
Sebagai pegiat literasi, Yansen bekutat dengan kegiatan menulis sejumlah buku yang sedang diselesaikannya. Ia merasa bahwa literasi tidak semata-mata mengambil bentuk buku teks, melainkan sudah mewujud menjadi digital dan tersambungkan oleh Internet.
Maka dengan visi yang jauh ke depan, ia membangun website khusus literasi dengan nama YTPrayeh.com. Dunia Literasi termasuk riset di dalamnya segera terwujud seiring berjalannya website ini. Warga Kalimantan khususnya sangat antusias menyambut kelahiran situs ini. Terbukti, baru beberapa jam diluncurkan pada Selasa, 12 Januari 2021 lalu, 100 penulis kini sudah membuat akun dan 50 persen di antaranya sudah menulis, mengisi situs web literasi dengan konten-konten yang bernas dan mencerahkan.
Yansen selalu menekankan bahwa wujud kehadiran literasi dalam bentuk digital ini merupakan redefinisi makna peradaban yang menemukan kebaruan akibat pandemi yang datang secara tiba-tiba.
“Kita sedang menghadapi peradaban baru dan karenanya tidak bisa mundur ke belakang, peradaban baru yang tidak lepas dari nilai-nila dasar kita dalam berbangsa dan bernegara,” kata Yansen saat berbicara dalam acara peluncuran YTPrayeh.com itu.
Selamat memangku jabatan baru, Sang “Outliers”!
***
Tonton juga: