Catatan Guru Daerah Terpencil [4] Bilang Jokowi, Kami Perlu Listrik
"Bilang Jokowi, Kami Perlu Listrik!"
Sesederhana itu jalan pikiran orang pedalaman. Ketika saya sedang akan naik motor, menempuh perjalanan 6 jam (padahal hanya 150-an km) untuk dinas ke ibukota kabupaten, saya kerap menerima amanat.
Misalnya, seperti:
1. judul tulisan ini
2. Saja (ungkapan superlatif) kita ini belum merdeka!
3. Kami banyak hasil hutan dan kebun. Tapi jual ke mana?
Dan masih banyak ungkapan lainnya.
Hal yang cukup menggelikan, ketika saya ke Sanggau untuk dinas, mereka minta agar disampaikan ke Bapak Presiden Jokowi. Bahwa waktu Pilpres, mereka nusuk (nyoblos) beliau. Minta disampaikan hal itu. Kata mereka, cukup Pak Presiden membangun jalan setapak, akses ke kampung mereka. Lalu ada penerangan listrik. Cukuplah itu!
Saya ia ia kan saja! Meski dalam hati, saya mafhum, bagaimana saya bisa punya akses menyampaikannya? Paling hanya bisa melalui sebuah tulisan, seperti ini. Itu pun jika sampai dan dibaca.
Tapi, ya sudahlah! Agar mereka puas saja. Saya katakan, akan disampaikan!
Orang kampung tidak banyak kebutuhan dan tuntutannya.