Wamen LHK Alue Dohong Ikuti Prosesi Mohpas Suku Dayak Uud Danum
Masyarakat kota Sintang, Kalimantan Barat sangat antusias menyambut kehadiran Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Alue Dohong, PhD. Acara digelar dengan ramah tamah dan makan siang bersama. Acara tersebut pada Selasa 7 Desember 2021 di rumah Heri Jamri, Wakil Ketua DPRD Sintang, Pkl.12.30 Wib-selesai.
Sebelum acara makan siang bersama, terlebih dahulu mengikuti ritual adat Dayak Uud Danum yang disebut “Mohpas Nyahkik Nyiro”. Sebab pak Wamen juga merupakan keturunan dari suku dayak Uud Danum.
Sejumlah Ikatan Dayak Uud Danum (IKADUM) dari Kecamatan Ambalau, Kec. Serawai, dan yang ada di kota Sintang juga telah menyiapkan berbagai perlengkapan ritual adat Dayak Uud Danum.
Sebelum acara “Mohpas” pak Wamen Alue Dohong menyampaikan tujuan dan harapannya dalam bahasa Dayak Uud Danum (auh eto’k). Ia mengungkapkan bahwa waktu kunjunganya sangat mendesak dan sangat terbatas. Dikarenakan berbagai kesibukan yang ada.
Ia juga meminta dukungan doa dari keluarga besar Dayak Uud Danum supaya perjalanannya lancar, diberi hikmat, kesehatan dan kekuatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepadanya.
Alue Dohong bersama kepala dinas kehutanan dan bupati Sintang akan mempercepat pertahanan hutan adat di kecamatan Ambalau dan kecamatan Serawai. Sebab dua kecamatan tersebut merupakan hutan penyelamat terakhir yang ada di Kalimantan Barat.
"Besar harapannya supaya setiap generasi Dayak, khususnya Dayak Uud Danum masih bisa melihat hutan warisan di tanah leluhurnya. Mengingat masih ada kayu “tobolion/kayu ulin/kayu besi” yang masih tersisa di pedalaman hutan Uud Danum. Hal itu dapat dikembangkan menjadi tempat wisata alam,” ungkapnya.
Di akhir kata, pak Wamen menyampaikan rencananya ke depannya akan berkunjung ke Kecamatan Ambalau hingga ke air terjun “Nohkan Nayan” kecamatan Ambalau, kabupaten Sintang (Kalbar).
Setelah menyampaikan tujuan dan harapannya, Alue Dohong dipersilakan duduk untuk mengikuti prosesi adat Dayak Uud Danum ”Mohpas Nyahkik Nyiro” yang dipimpin oleh dewan adat dari suku Dayak Uud Danum. Seekor ayam dikibaskan dalam hitungan 1 sampai 7 sebanyak 2 kali ke arah matahari terbit sebanyak 2x7 yang mengandung makna agar suku Dayak semakin bersinar seperti matahari yang terus terbit.
Demikianlah generasi suku Dayak ke depannya semakin berkembang, semakin maju, dan semakin lebih baik lagi. Alue Dohong yang merupakan terobosan pertama bagi suku Dayak Uud Danum dan juga suku Dayak lainnya akan membawa perubahan dan kemajuan yang lebih baik bagi suku Dayak.
Di dalam prosesi adat “Mohpas Nyahkik Nyiro” ada juga pemasangan gelang “siro manas sambon” dan pemotongan hewan kurban. Selesai acara prosesi ritual adat barulah makan siang bersama.
***