Filosofi Rumah Panjai (Jalai Idup)
Rumah Panjai kitai dirik empu, Dayak Iban bukan sekedar ungkapan, kisah legendaris kehidupan nenek moyang, melainkan juga suatu pernyataan secara utuh dan konkret tentang “cara hidup Dayak Iban” (jalai idup atau way of life). Menurut Poltak Johansen (2017) way of life itu berfungsi untuk membentuk pola perilaku dari masyarakat itu sendiri. Sehingga, tidak dapat dipungkiri bahwa Rumah Panjai menjadi titik sentral kehidupan Suku Bangsa Dayak yang “membentuk kehidupan atau pola perilaku, khusus Suku Dayak Iban. Karena itu, Suku Dayak Iban dan memandang rumah panjai sebagai sarana penting untuk menjalani kehidupan bermasyarakat, dalam membina dan mempertahankan warisan budaya serta adat-istiadat yang merupakan merupakan nilai-nilai luhur yang ditaati dan dihormati secara turun temurun.
Rumah Panjai telah membentuk dan mempersatukan Suku Dayak Iban dalam komunitas, dan berperanan penting dalam pelaksanaan upacara adat (S. Jacobus E. Frans Layang: 2005). Karena itu, sistem nilai budaya atau hidup (way of life) yang dihasilkan dari proses kehidupan rumah panjai, memiliki orientasi pada makna hidup manusia (reti nyawa/idup mensia); makna pekerjaan (reti kerja-gawa); karya dan amal perbuatan (reti pementas/pemaik idup); persepsi mengenai waktu (pemenauk nggau ari); hubungan manusia dengan alam sekitar (reti ngitu rimba-babas, aik-pemanik; nggau beumai bekebun, dll.); soal hubungan dengan sesama (kekamuh-begulai nggau pangan dirik). Jadi, dapat direduksi bahwa Rumah Panjai memberikan makna khusus bagi masyarakat Suku Dayak Iban. Rumah Panjai adalah pusat kehidupan dan peradaban yang hidup dan dinamis dari Suku Dayak Iban secara menyeluruh dari proses idup bereti dan bereti idup sepanjang masa.
Rumah Panjai Kitai Iban, alai kitai idup memang sebuah “real estate” (sungguh-sungguh rumah), jauh dari kesan sebagai sebuah hunian mewah dengan aneka perabotan canggih seperti yang diidamkan oleh masyarakat modern saat ini. Rumah Panjai, cukuplah dilukiskan sebagai sebuah hunian yang sederhana dengan perabotan seadanya. Namun, dibalik kesederhanaan itu, Rumah Panjai menyimpan banyak makna (jalai idup) dan sarat akan nilai-nilai kehidupan (etika dan moral) yang unggul.