Siapakah Sosok Pemimpin Dayak yang dicintai itu ?
Judul buku : Drs. Cornelis, M.H Motivator dan Pemimpin
Penulis : R. Masri Sareb Putra
Penerbit : Lembaga Literasi Dayak
ISBN : 978-623-7069-89-8
Cetakan : 2021
Tebal halaman : xxiv, 410 halaman
Ukuran : 15 x 33 cm
Semasa saya berkuliah di Yogyakarta, dan memperkenalkan diri bahwa saya berasal dari Kalimantan, hal yang pertama orang tanya adalah, “Orang Dayak itu masih kanibal, ya?” atau “Orang Dayak masih suka potong kepala orang, ya?”
Mereka mengira penduduk Kalimantan masih primitif. Namun, siapa sangka, dibalik label itu ternyata ada seorang pemimpin Dayak yang sangat hebat. Siapakah dia ?
“Kade’ gali ame barani-barani, kade barani ame gali-gali.”
Slogan yang berarti, kalau takut jangan berani-berani kalau berani jangan takut-takut. Singkatnya, jangan pernah hidup dalam keraguan, kalau takut jangan dilakukan, kalau berani lakukan dengan benar dan dengan dasar yang kuat.
Slogan itu lahir dari seorang pemimpin Dayak sekaligus tokoh Dayak yang sangat terkenal, Bapak Drs. Cornelis, M. H mantan Gubernur Kalimantan Barat yang menjabat dua periode ini mempunyai tekat yang kuat untuk membangun Kalimantan Barat.
Sosok pemimpin yang mengubah stigma Dayak yang udik menjadi “orang Dayak yang disegani”.
Pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi bekerja nyata untuk masyarakat Dayak. Bapak Cornelis menjadi idola orang Dayak memang memiliki karisma luar biasa, sosok pemimpin ini terkenal mudah bergaul, serta sederhana dalam kehidupan sehari-harinya, dan juga seorang yang bersahaja, sehingga semua orang Dayak atau pun orang Kalimantan Barat tahu sosok ini.
Sebagai pemimpin dan motivator, Bapak Cornelis mempunyai impian membangun “orang Dayak” untuk maju dan menghilangkan stigma udik yang dikenal banyak orang itu.
Siapa sangka, Bapak Cornelis selain menjadi orang penting dan hebat ini, beliau juga mewarisi budaya Dayak, ternyata beliau mempunyai ladang padi miliknya sendiri. Orang Dayak harus bisa mengelola tanah kosong. Kalau punya tanah harus bisa dimanfaatkan menjadi ladang/sawah, begitu katanya.
Tekat Bapak Cornelis yang kuat untuk membangun dan mewarisi budaya Dayak juga terlihat dari beliau yang turut andil di organisasi MADN ( Majelis Adat Dayak Nasional ) dimana beliau pernah menjabat menjadi Presiden Adat Dayak Nasional.
Tak kalah penting, Bapak Cornelis mematahkan stigma “orang Dayak yang udik” dengan pembuktiannya, beliau terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2019-2024. Dia menduduki satu kursi dari 575 kursi DPR-RI. Bapak Cornelis sebagai orang Dayak yang mampu melenggang di pemerintahan pusat, membuktikan bahwa, orang Dayak tidaklah lagi dicap sebagai orang udik. Dayak itu penuh potensi.
Sebagai seorang yang lahir di Borneo, Bapak Cornelis sangat menginspirasi saya. Dari pemimpin ini, saya belajar, kita sebagai orang yang serba kekurangan hendaknya harus belajar agar label terhadap penduduk asli Borneo ini tidak lagi dicap sebagai orang yang tidak punya inisiatif untuk maju.
Sebagai pemimpin dan motivator saya melihat Bapak Cornelis adalah seorang yang pemberani. Beliau berani memajukan Kalimantan Barat dengan ide-ide cemerlangnya tanpa harus meninggalkan ke-Dayak-an sebagai identitas pulau Borneo.
Buku ini sangat direkomendasikan untuk anak muda yang ingin membangun daerahnya, sebagai bekal untuk menjadi seorang pemimpin yang benar pemimpin bukan hanya label pemimpin.