Kisah Anak Tukang Kebersihan Kota di Nunukan Lolos Tes Polisi
Nunukan-Rabu (21/07/2021) Oktavianus Benediktus Lebi dinyatakan lolos tes polisi di wilayah Polda Kalimantan Utara oleh panitia seleksi. Pengumuman ini disiarkan secara live streaming melalui sebuah layar TV yang dipasang di Polda Kalimantan Utara.
Ketika mendapat kabar melalui telpon bahwa anaknya lolos polisi, Bapa Gaspar ayah kandung Oktavianus meluapkan kegembiraanya dengan menegada ke langit dan mengucapkan terimakasih kepada Tuhan atas terkabulnya doa mereka. Keluarga bapa Gaspar merasa terharu dan bangga atas kelulusan anaknya. Sambil menangis bapa Gaspar menceritakan; ”Kami terharu karena hanya dengan doa dan usaha kami sendiri anak kami bisa lolos polisi”ujarnya sambil mengusap air mata. Pria asal Lembata, Kecamatan Lebatukan, Desa Seran Gorang Kampung Lewo Taa ini sehari-hari bekerja sebagai Tukang Kebersihan Kota (mengangkat sampah) di kota Nunukan.
Awal mereka tinggal di Nunukan karena pemulangan besar-besaran TKI (buruh migran) oleh Draja Malaysia Tahun 2002. Keduanya adalah buruh migran di KEKE,Tenom (Kota Kinabalu-Malaysia) sebagai pekerja kebun karet. Mereka pun dipulangkan ke Nunukan untuk mengurus Passport kerja tetapi kemudian lebih memilih menetap di Nunukan.
Keluarga sangat terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara karena proses seleksi penerimaan Polisi tahun 2021 di Polda Kaltara bisa berjalan dengan baik, transparan dan akuntabel. “Waktu mengantar anak saya di pelabuhan speedboat Tanah Merah, Saya melihat banyak orang yang datang mengatar pake mobil semua. Tapi saya kuatkan hati saya dan serahkan saja pada Tuhan. Saya percaya pada Pemerintah Provinsi dan Kepolisian Daerah Kalimantan Utara kalau mereka akan jujur, netral dan transparan. Kalau garis tangannya sudah seperti itu, ya pasti lolos” tutur Gaspar.
Didampingi istrinya Rosalia, keduanya menceritrakan bahwa anak mereka betul-betul lolos murni saat mengikuti tes polisi tahun ini. “Memang selama ini kita dengar bahwa menjadi polisi itu butuh biaya mahal. Tetapi kami hanya mengeluarkan biaya untuk trasportasi ke tempat tes, uang makan selama mengikuti tes dan juga sedikit uang saku untuk dia. Itu saja”ujar bapa Gaspar.
Dengan mengharapkan gaji bulanan dari pekerjaan mengangkut sampah, pria yang bekerja sampingan menjadi tukang mebel ini berusaha memenuhi kebutuahan anaknya selama mengikuti tes karena niat dan cita-cita anak pertamanya ini menjadi polisi sejak masih keicl. “Soal keuangan selama dia mengikuti tes, kami hanya memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja karena kami tidak punya simpanan uang seperti orang lain. Ya..harap gaji bulanan saja dari kerja angkat sampah” ujar pa RT panggilan akrab warga kompleks RT.29 Keluarahan Nunukan Barat.
Bapa Gaspar bersama istri tidak hanya mendukung dengan materi tetapi juga mendukung dengan doa. Keluarga menyerahkan seluruh perjuangan anak pertama mereka ini ke dalam tangan Tuhan. Mereka berdoa secara pribadi dan memberikan intensi misa di gereja maupun melakukan doa novena khusus untuk keberhasilan anaknya. “Kami hanya kuat dalam doa. Saya serahkan segala kehidupan keluarga saya ke dalam kehendak Tuhan. Sebelum anak saya mengikuti tes Pantohir, saya dan istri berdoa novena dan doa novena kami terkabul. ” ungkap ayah dari empat anak ini. Mereka juga tidak segan-segan meminta dukungan doa dari pastor, frater dan suster untuk mendoakan keberhasilan anak mereka. “Ketika saya bertemu dengan pastor, frater dan suster saya tidak segan-segan meminta dukungan doa mereka untuk keberhasilan anak saya”ujar Gaspar.
Oktavianus juga menyampaikan banyak terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Kapolada Kaltara beserta jajarannya serta Panitia Seleksi Penerimaan Polisi tahun 2021 yang telah bekerja dengan baik, jujur dan transparan dalam memberikan pelayanan kepada kami saat pendaftaran. Ucapan yang sama disampaikan kepada keluarga dan pihak sekolah atas dukungan dan kerjasamanya sehingga dia bisa berhasil lolos tes polisi tahun 2021 wilayah Polda Kalimantan Utara. “Nanti tanggal 08/02/2022 akan berangkat Pendidikan. Tempat pendidikannya belum ditentukan. Mohon dukungan dari semua pihak”tutur Oktavianus.
Oktavianus pun menceritrakan pengalamannya saat mengikuti tes dan detik-detik menunggu pengumuman. Dia mengungkapkan bahwa Tes polisi tahun ini (2021) sangat transpran. "Tes tahun ini sangat transparan (terbuka). Contoh;Tes akdemik dan psikotes menggunakan komputer jadi setelah saya menjawab soal, hasil tes langsung keluar. Kemudian ruang tes kiri-kanan dikelilingi oleh CCTV sehingga kita tidak bisa berbohong. Saat menunggu pengumuman online melalui layar TV, saya gugup. Namun pada saat melihat nama saya kelaur, saya langsung sujud syukur karena bisa lolos murni.”tutur Oktavianus.
Dukungan
Oktiavianus Benediktus Lebi adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dia merasa beryukur mempunyai orang tua yang selalu mendukung perjuangannya untuk meraih cita-citanya. Dukungan orang tua bukan saja pada saat mengikuti tes tetapi sejak masih kecil mulai dari TK,SD dan SMP ketika Oktavianus menyampaikan niatnya menjadi polisi.”Waktu masih kecil saya sampaikan kepada bapa bahwa saya mau jadi polisi. Bapa mengatakan orang tua dukung cita-cita kamu yang penting belajar, berusaha dan berdoa. Persiapkan fisik agar tetap kuat maka bapa mendukung saya ikut Pencaksilat di PSHT Nunukan” ujar Oktavianus yang akrab dipanggil Obi ini. Dengan raut wajah sedih dan haru Oktavianus mengungkapkan isi hatinya kepada kedua orang tuanya:”Saya sangat bangga dengan kedua orang tua saya. Saya juga berterimakasih karena sudah mendukung saya dari awal dengan membiayai pendidikan saya sampai saat ini”ujar Oktavianus sambil perlahan mengusap mata.
Dukungan bukan dari keluarga saja tetapi dari pihak sekolah. Kepala Sekolah tempat Oktavianus bersekolah, selalu memberi dukungan moral dan solusi saat Oktavianus dan teman-temannya membutuhkan bantuan. “Peranan dan dukungan dari pihak sekolah sangat besar. Ketika kami naik kelas tiga, Frater John sebagai kepala sekolah sudah bertanya siapa yang mau ikut tes polisi? Di situ frater kasih solusi atau keringan jika kami akan mengurus berkas pendaftaran polisi. Misalnya;kami lebih dulu ikut ujian semester sehingga bisa mengurus berkas pendaftaran”ujar alumni SMA Katolik Frateran St.Gabriel Nunukan angkatan tahun 2021.
Selain mendapat dukunagn dari keluarga dan pihak sekolah, Oktavianus terus berusaha secara pribadi mulai dari persiapan fisik, mental maupun pengetahuan akademik sebelum mengikuti tes. “Untuk latihan fisik, Selama ini saya ikut latihan pincaksilat di PSHT Nunukan. Sedangkan mental, saya sudah terbiasa menghadapi situasi yang keras saat mengikuti latihan pencaksilat. Saya juga mencari di google dan You Tube tentang pengetahun umum dan cara mendaftar polisi”tutur pria yang lahir di Nunukan, 14 Oktober 2002.
Harapan
Di tengah situasi dan banyak godaan akan gaya hidup primordial atau memamerkan kekayaan, Bapa Gaspar dan Ibu Rosalia sangat berharap agar anak mereka tetap rendah hati, bekerja untuk masyarakat, membela negara dan berbakti kepada gereja serta orang tua. “Saya berdoa minta tuntunan Roh Kudus agar anak saya bertugas nanti bisa bekerja dengan hati,berbahkti kepada masyarakat yang membutuhkan bantuannya, berbahkti kepada gereja, negara dan kami orang tua”tutur bapa Gaspar. “Semoga dia bertugas lebih baik dan berguna untuk gereja, negara dan keluarga kami” ujar ibu Rosalia yang akrab dipanggil Rosa.
Jadilah garam dan terang bagi semua orang di tempat tugasmu nanti adik Oktavianus Benediktus Lebi demi kejayaan Negara dan Gereja!@r