Sosok

Dahsyatnya Kuli Kawah Gunung Ijen

Senin, 24 Agustus 2020, 20:13 WIB
Dibaca 1.086
Dahsyatnya Kuli Kawah Gunung Ijen
dari Wijaya Trans Banyuwangi

Dodi Mawardi

Penulis senior

“Dasyat dan luar biasa,” komentarku sambil menggeleng-gelengkan kepala. Hanya itu yang bisa kuperbuat menyaksikan sebuah fenomena hidup, sekelompok orang di sekitar kawah Gunung Ijen. Di mana lokasi pasti kawah Gunung Ijen? Saya tidak tahu pasti dan tidak berusaha memastikannya. Silahkan Anda buka sendiri peta atau bertanya kepada sanak famili di Jawa Timur.

 

            Ada apa di kawah Gunung Ijen, sehingga saya harus mengatakan dahsyat dan luar biasa bahkan sambil menggeleng-gelengkan kepala? Coba Anda bayangkan ya… Puluhan laki-laki tua dan muda, hilir mudik berjalan kaki sejauh 1-2 kilometer, dari kawah di puncak Gunung Ijen ke kaki gunung. Dalam sehari, mereka bisa bolak balik 2 sampai 3 kali. Kalau masih kuat kadang lebih dari itu.  Istilah bolak balik itu di antara para sopir bis atau angkutan umum, mungkin disebut sebagai rit. Satu kali bolak balik sama dengan 1 rit. Apa istimewanya bolak balik naik turun gunung? Ya istimewa dong! Coba Anda lakukan naik turun gunung sekali saja… Saya jamin napas akan ngos-ngosan. Apalagi kalau baru pertama kali melakukannya.

 

            Decak kagum akan muncul ketika tahu apa yang mereka bawa selama perjalanan bolak-balik itu. Anda pikir mereka kurang kerjaan hanya bolak balik tanpa tujuan? Di atas pundak mereka, melintang sebatang belahan bambu yang di kedua ujungnya tergantung wadah yang berisi belerang.

Mereka adalah kuli pengangkut bahan baku belerang yang digali di kawah gunung dan dibawa ke kaki gunung. Pundak mereka menjadi alat untuk mengangkut belerang dengan pikulan. Di kaki gunung sudah menunggu beberapa truk yang hilir mudik membawa belerang ke pabrik. 

 

            Dalam satu kali angkut, setiap orang mampu membawa bahan baku belerang seberat rata-rata 70 kg. Seorang kuli yang sudah berumur, hanya bisa mengangkut 50 kg saja. Tapi mereka yang lebih muda, bisa dengan mudah memikul beban sampai 120 kg.  Bayangkan kembali bagaimana para kuli ini berjalan di atas jalur yang tidak rata, terjal, tebing-tebing karena menanjak ke kawah lalu turun lagi ke kaki gunung. Tanah yang dipijak sama sekali tidak rata, karena kebanyakan justru patahan-patahan batu karang yang tersusun tidak beraturan. Betis mereka terlihat bergetar hebat setiap kali melangkah, menahan beban di atasnya plus panas terik matahari yang membakar.  Dan kalau Anda sempat melihat pundak-pundak para kuli itu… waw, mirip otot-otot Ade Rai yang binaragawan itu.

 

            Selintas sempat juga terpikir, seandainya para kuli super ini menjadi atlet binaraga atau lebih tepat atlet angkat besi dan angkat berat, rasanya mereka tidak akan kalah oleh lifter-lifter China. Beban 120 kg bukan hanya diangkat, melainkan juga dibawa berjalan sejauh lebih kurang 1 km. Silahkan Anda lihat atlet angkat berat, mereka hanya mampu menahan beban di tangannya dalam hitungan detik saja. Luar biasa bukan? Kita memang tidak pernah kekurangan sumber daya. Yang kurang adalah mereka yang sungguh-sungguh mencari para sumber daya itu.

 

            Kekaguman bertambah karena para kuli itu rata-rata anak atau saudara dari kuli-kuli sebelumnya. Jadi, mereka mengarungi profesi kuli panggul bahan baku belerang secara turun temurun. Jangan heran bila di sana ada kuli yang usianya di atas 50 tahun, tapi banyak juga yang baru berumur 20-an. Bisa jadi mereka adalah anak beranak. Kesetiaan dan loyalitas tinggi, mungkin bisa disebut demikian dalam istilah manajemen modern. Padahal, buat orang modern, mungkin heran bagaimana mungkin mereka bisa loyal terhadap pekerjaan yang sangat berat tersebut?

 

            Memang secara kasat mata terlihat sangat berat. Tapi tidak ada keluhan secuil pun dari mulut mereka. Meski harus menahan panas terik, terjalnya jalan, dan beban berat di pundak (dalam arti sesungguhnya), para kuli itu menunjukkan kepada dunia makna penting dari kerja keras, loyalitas, dan totalitas. Sekali Anda memilih sebuah jalan, maka nikmati jalan itu dan bekerjalah sebaik mungkin.