Sastra

Akulah, Burung Rangkong Penghuni Hutan Kalimantan

Sabtu, 15 Oktober 2022, 11:06 WIB
Dibaca 933
Akulah, Burung Rangkong Penghuni Hutan Kalimantan
Surat Terbuka Suara Belantara Borneo

            Namaku, burung Rangkong atau Tinggang. Nama kerenku biasa juga dipanggil Enggang. Aku adalah burung langka yang sangat dilindungi oleh negara maupun masyarakat adat Dayak. Aku dianggap burung keramat oleh masyarakat adat Dayak. Hampir seluruh bagian tubuhku melambangkan benda yang menjadi keseharian masyarakat Dayak. Misalnya rumah adat, baju adat, tato,tarian,senjata dan kreativitas seni Dayak lainnya. Seluruh bagian tubuhku digunakan sebagai simbol kebesaran dan kemuliaan suku Dayak. Aku juga melambangkan perdamaian dan persatuan dalam kepercayaan masyarakat Adat Dayak. Jadi menjaga alam semesta bersifat mutlak.

         Aku adalah spesies burung yang memiliki bobot dan ukuran tubuhku yang sangat besar, bahkan paruhku pun besar. Dengan jumlah 57 spesies di alam,ada 14 spesies tersebar di rimba Kalimantan. Aku suka menyantap buah dan hewan-hewan kecil seperti kadal, tikus, serangga, dan bahkan ular. Aku memiliki umur yang cukup panjang sekali,apabila alam masih terjaga dengan baik, aku bisa berumur 75 tahun. Tapi apabila hutan sudah rusak umurku tidak bisa panjang lagi. Aku adalah  spesies hewan yang bersifat monogami dan hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Aku menyukai pohon-pohon besar karena untuk membuat sarang di celah-celah atau lubang di pohon besar yang cukup tinggi. Tujuannya adalah supaya anak-anakku terhindar dari predator yang ingin memangsa anak-anakku.

          Sayapku yang tebal melambangkan pemimpin yang selalu melindungi rakyatnya. Sedangkan ekorku yang panjang dianggap sebagai tanda kemakmuran masyarakat suku Dayak. Suaraku yang keras melengking, menjadi lambang ketegasan, keberanian, dan budi luhur. Aku burung enggang, dijadikan sebagai contoh kehidupan keluarga di masyarakat agar senantiasa dapat selalu mencintai dan mengasihi pasangannya  seumur hidup dan mengasuh anak-anak sehingga menjadi seorang anak yang mandiri dan dewasa.

Aku paling tidak suka dengan para perambah hutan, hatiku hancur apabila hutan tempat tinggalku dirusak dan ditebangi oleh manusia yang tidak bertanggungjawab. Aku menanggis dan menjerit menyaksikan jika hutan belantara di rusak secara membabi buta. Aku sangat kesal sekali ketika ada oknum pejabat dan para investor membuka lahan dengan alasan perekonomian. Mereka membuka lahan dan menghancurkan tempat tinggal kami. Hutan hancur dan menyebabkan banjir di mana-mana. Aku sedih dengan ulah para penguasa yang tidak berpihak pada nasib kami di hutan. Itulah sebabnya, aku terus berteriak-teriak meminta keadilan lewat suaraku yang nyaring supaya para pemimpin mau menyelamatkan habitatku dan tempat tinggalku. Aku tahu, bahwa aku memang dianggap makhluk lemah dan tidak berdaya. Tetapi ingat, aku dianggap keramat oleh masyarakat Dayak. Salah satu kisah menyebut, aku si burung enggang merupakan jelmaan dari Panglima Burung. Panglima Burung adalah sosok yang tinggal di gunung pedalaman Kalimantan dan berwujud gaib. Aku hanya hadir saat perang. Itulah sebabnya aku dianggap burung sakral dan tidak diperbolehkan untuk diburu apalagi dimakan.

          Sampai sekarang banyak yang menanti-nantikan aku, karena aku bisa menjelma menjadi pribadi-pribadi yang baik dan mau menjaga alam semesta di muka bumi ini. Sudah banyak insan-insan yang baik serta berbudi luhur menjadi aktivis lingkungan hidup,menjaga hutan beserta isinya. Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Adat dan pemimpin-pemimpin di Indonesia yang sudah mau melindungi kami. Terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo melalui Menteri Lingkungan Hidup Ibu Siti Nurbaya dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup Bapak Alue Dohong yang telah melindungi dan memelihara tempat tinggal kami di hutan belantara Kalimantan. Lebih khusus lagi aku si Rangkong, alias si Tinggang ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya  kepada Wakil Gubernur Kalimantan Utara Dr.Yansen Tipa Padan yang ikut melindungi Burung Rangkong serta mewadahi semua penulis di YTPrayeh. Sehingga keluh kesah si Rangkong bisa dibaca siapa saja. Semoga Tuhan melindungi dan memberkati semua pemimpin,masyarakat adat dan aktivis lingkungan hidup secara khusus di Kalimantan dan secara umum di Indonesia.

  

Sumber :

https://www.idntimes.com/science/discovery/dahli-anggara/fakta-tentang-burung-enggang

https://rimbakita.com/burung-rangkong/

https://rangkong.org/berita/enggang-gading-si-burung-besar-maskot-kalimantan-barat