Sastra

Cerpen | Lucid Dream

Rabu, 27 Januari 2021, 21:05 WIB
Dibaca 1.440
Cerpen | Lucid Dream

Fidel berjalan memasuki area sekolahnya. Seperti biasa, parkiran di halaman samping sekolah sudah penuh oleh mobil dan motor yang mengantar siswa. Fidel berjalan santai dari gerbang sampai masuk ke lorong masuk yang menyambungkan bagian luar dan bagian dalam sekolah. Di kanan kiri terdapat banyak karya siswa dan penghargaan penghargaan yang di pajang dalam etalase dan lemari kayu besar.

Di depan lemari yang berisikan piagam dan piala sekolah, Fidel melihat tiga orang temannya yang terlihat sedang mengobrol. Lalu Fidel mencoba menyapa mereka.

“Hey, lagi ngobrol apa?”

Ketiga temannya menengok ke arah Fidel. Tapi mereka hanya memandangi Fidel selama beberapa saat sebelum mereka kembali mengalihkan pandangan. Fidel merasa aneh melihat perilaku teman temannya. Walaupun masih bingung dengan apa yang terjadi, Fidel memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Untuk sampai di kelas Fidel harus berjalan melewati lapangan sekolahnya. Sama seperti hari hari yang lain, lapangan sekolah ramai oleh siswa siswi yang menunggu waktu pembelajaran di mulai.

Saat akan masuk ke kelas, ada beberapa anak yang mengobrol di pintu. Fidel dengan sopan meminta mereka untuk sedikit bergeser dari pintu. Sama seperti sebelumnya, mereka hanya melihat ke arah Fidel lalu bergeser tanpa berbicara sedikitpun. Setelah masuk ke dalam ruang kelas Fidel langsung duduk di salah satu kursi kosong dan meletakan tas ranselnya di sebelah meja.

Fidel memikirkan semua hal yang terasa aneh sejak ia sampai di sekolah. Mulai dari teman temannya yang tidak berbicara sedikitpun dan hanya melirik saat di ajak bicara. Fidel juga merasa suasana saat ini sangat ramai tapi sunyi di saat yang sama. Dia merasa semua terjadi dalam slow motion.

Fidel mencoba mengingat lagi semua kegiatan yang di lakukannya sejak pagi, tapi tidak bisa mengingat apapun sebelum ia sampai di sekolah. Tiba tiba Fidel mengingat sesuatu.

‘Bukannya terakhir lagi mau tidur ya?’ Fidel mencoba mengingat apa yang terjadi tapi tidak bisa. Di ingatannya, hal terakhir yang dilakukannya adalah mengisi daya ponselnya lalu berbaring di kasur.

‘jangan jangan ini mimpi.’ Fidel mencoba memastikan dengan mencubit lengannya. Benar saja, ia tidak merasakan sakit sedikitpun di tempat yang mana seharusnya sakit dan memerah. Karena belum terlalu yakin, Fidel menampar pipinya beberapa kali. Tapi mau sekeras apapun dia menampar atau mencubit, tidak ada sedikitpun rasa sakit yang terasa.

Fidel memperhatikan ruang kelasnya beberapa kali. Semua sama persis. Jumlah jendela, letak kalender, hiasan dinding, nama nama di loker, bahkan letak meja dan kursi sama persis dengan ruang kelas yang diingatnya. Lapangan yang dilewatinya tadi juga terlihat sama persis.

Fidel memikirkan cara untuk keluar dari mimpinya. Dia mencoba menampar lagi pipinya sambil berpikir untuk keluar dari mimpi. Setelah beberapa kali di lakukan, Fidel berhasil bangun dari mimpinya.

Setelah berpikir beberapa saat, fidel mengambil ponselnya lalu membuka browser. Dia mengetikan beberapa kata di kolom pencarian.

Kondisi dimana kita sadar saat bermimpi

Beberapa detik kemudian, muncul artikel artikel tentang apa yang ia cari.

Mimpi sadar (Lucid Dream) adalah sesuatu yang dapat terjadi saat memasuki tahapan terakhir dari tidur yaitu REM (Rapid Eye Movement). Saat mengalami Lucid Dream, seseorang dapat dengan sadar menjalani dan mengendalikan mimpinya. Fenomena ini dapat di alami oleh setiap orang paling tidak sekali dalam masa hidupnya. Para peneliti…

Fidel menghabiskan beberapa waktu untuk membaca beberapa artikel tentang lucid dream yang ia alami tadi. Setelah puas, ia kembali mematikan ponselnya. Fidel merasa senang karena mengetahui bahwa ada fenomena fenomena seperti ini dan dia telah merasakannya sendiri. Fidel bertekad akan banyak belajar agar bisa lebih banyak mengetahui fenomena fenomena unik seperti lucid dream sebelum akhirnya kembali tertidur.

***