Sastra

Setangkai Edelweiss

Rabu, 30 Oktober 2024, 09:45 WIB
Dibaca 220
Setangkai Edelweiss
Setangkai Edelweiss

Judul: Setangkai Edelweiss

Penulis: Marga T

Tahun Terbit: 1993 (cetakan ketujuh)

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal: 548

ISBN:

 

”Setangkai Edelweiss” adalah lanjutan dari novel berjudul ”Gema Sebuah Hati” karya Marga T. Gema Sebuah Hati menggambarkan situasi Jakarta menjelang tragedi September 1965, khususnya kehidupan kampus Respublica. Perbedaan ideologi politik yang meruncing tidak hanya membuat masyarakat kacau, tetapi juga berdampak kepada kehidupan kampus terganggu, bahkan macet.

Monik, seorang mahasiswi kedokteran beretnis Tionghoa yang berasal dari Malang termasuk mahasiswa yang kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan studi kedokterannya. Selain kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan studi kedokteran, Monik juga terpisah dari Martin kekasihnya. Martin memilih untuk pulang ke Tiongkok karena merasa tidak diterima di negara yang dicintainya. Ia memilih untuk ke Tiongkok supaya bisa mengabdikan ilmunya kepada masyarakat.

Sejak Martin pergi ke Tiongkok, hubungan antara Martin dengan Monik benar-benar terputus.

Setelah tujuh bulan menganggur, Monik memutuskan untuk mengunjungi teman ayahnya yang ada di Eropa.  Tepatnya di Lausanne, Swiss. Paman Adam - demikian nama kawan ayah Monik, menawarkan supaya Monik bisa berlibur untuk mengatasi kesedihannya akibat kuliahnya yang terkatung katung.

Sangat menarik pada bagian ini Marga T menyelipkan gambaran perjuangan Paman Adam. Paman Adam adalah seorang Tionghoa yang merantau ke Eropa. Ia bekerja keras untuk bisa hidup, sampai akhirnya bertemu dengan Marry, seorang perempuan asal Amerika. Paman Adam menikah dengan Marry dan hidup bahagia.

Di tengah ketidakpastian, Monik ditawari untuk melanjutkan studi kedokterannya di Jerman. Monik awalnya ragu saat ditawari untuk mencoba melanjutkan pendidikan kedokterannya. Sebab ia tidak bisa berbahasa Jerman. Tetapi dengan dukungan Paman Adam, Marry dan keluarga mereka, Monik akhirnya mau mencoba untuk mengikuti tes masuk ke salah satu universitas untuk melanjutkan studi kedokteran.

Sebagai seorang dokter, Marga T memasukkan banyak sekali materi yang berhubungan dengan kehidupan pekerja kesehatan, penyakit-penyakit dan praktik-praktik kedokteran. Marga T menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dipahami oleh awam dalam menjelaskan hal-hal teknis yang berhubungan dengan dunia kedokteran. Jika terpaksa harus menggunakan istilah kedokteran, Marga T memberikan penjelasan sehingga istilah itu menjadi jelas artinya.

Saat studi di kedokteran di Jerman itulah Monik bertemu dengan Pierre Jouvray. Pierre adalah seorang peneliti. Pierre jatuh cinta kepada Monik dan berusaha supaya Monik bisa melupakan cinta masa lalunya. Marga T dengan sangat menarik menggambarkan bagaimana Pierre adalah sosok pemuda yang benar-benar cocok dijadikan sebagai sandaran hidup oleh Monik. Banyak fragmen yang dipakai oleh Marga T untuk menunjukkan betapa gigihnya Pierre untuk menaklukkan Monik. Sementara Monik terobang-ambing tanpa bisa segera mengambil keputusan. Pierre siap menggantikan posisi Martin, namun Monik masih tak bisa melupakan Martin yang sudah terlanjur merebut hatinya.

Saat akhirnya Monik hampir memutuskan untuk menerima Pierre, tiba-tiba ia kembali bertemu dengan Martin di sebuah acara di Paris. Pada sebuah seminar di Paris, Monik bertemu dengan dokter bedah asal Tiongkok yang bernama Li. Ternyata Li adalah Martin. Sejak pertemuan itu Monik kembali berhubungan dengan Martin. Martin telah menjadi ahli bedah dari Tiongkok.

Selain kisah roman antara Mnik, Pierre dan Martin, novel ini juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai Asia yang dibawa oleh Monik berjumpa dengan nilai-nilai Barat. Perjumpaan nilai-nilai tentang bagaimana menjalani hidup, hubungan asmara dan etos kerja muncul dengan sangat menarik di sepanjang novel ini. Marga T berhasil mendialogkan nilai-nilai yang berbeda tersebut dan akibatnya bagi Monik (orang Asia) dengan Pierre (yang mewakili nilai-nilai Barat). 859

Tags : sastra