Sastra

Mati Bertahun yang Lalu

Kamis, 5 September 2024, 05:46 WIB
Dibaca 178
Mati Bertahun yang Lalu
Mati Bertahun yang Lalu

Judul: Mati Bertahun Yang Lalu

Penulis: Soe Tjen Marching

Tahun Terbit: 2010

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal: 153

ISBN: 978-979-22-6345-9

 

 

Untuk apa kita berjuang mempertahankan hidup dengan segala kesusahannya jika pada akhirnya kita harus menerima kematian? Demikianlah pertanyaan yang harus kita jawab. Apakah bedanya menjadi mayat dengan menjadi orang hidup tapi diabaikan oleh sekitar kita? Apa kira-kira pandangan mereka yang mati terhadap kita yang hidup?

Soe Tjen mengajak kita untuk memikirkan ulang hidup kita dan tentang mati. Tokoh utama dalam novel pendek ini sudah mati tetapi masih bisa berinteraksi dengan manusia lain seakan sebagai seorang yang hidup. Tokoh utama – perempuan, harus berupaya supaya ia tetap menunjukkan tanda-tanda kehidupan saat membawa mayatnya berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Tokoh aku dalam novel pendek ini adalah seorang perempuan yang bekerja di sebuah klinik bedah plastik, atau klinik kecantikan. Tokoh aku digambarkan sebagai seorang perempuan pekerja yang sudah yatim piatu. Ia tinggal di Surabaya. Ia mempunyai saudara lelaki yang bernama Enea (ia memanggilnya Eneg), tetapi sudah sangat jarang berhubungan dengannya. Ia memanggil saudara lelakinya dengan panggilan Eneg karena ia merasa berbeda 180 derajad dalam memandang kehidupan. Ibunya - cina, terpaksa ditinggalkan oleh ayahnya ke Kalimantan karena sang ayah kehilangan pekerjaannya sebagai wartawan akibat Orde Baru berkuasa.

Tokoh aku digambarkan hidup di sebuah kamar kost yang hampir tidak ada kawannya. Kegiatannya setiap hari adalah pergi ke tempat ia bekerja dan sorenya kembali ke tempat kost. Hidup yang membosankan dan merasa diabaikan tentu membuat kita merasa sudah mati.

Tokoh aku dalam novel ini sempat mendapatkan gairah hidup ketika ia menemukan seorang perempuan bernama Sarah yang mengingatkannya kepada kakak perempuannya yang mati sewaktu masih anak-anak. Sarah ditemuinya dalam perjalan pulang kantor di bemo yang sama. Karena penasaran, tokoh aku menjadi bergairah untuk mengikuti Sarah. Akhirnya tokoh aku berhasil tahu bahwa Sarah sedang mencari pembunuh adiknya, yang bernama Rahma. Rahma mempunyai kekasih (sesama perempuan). Rahma dibunuh. Siapa yang sesungguhnya membunuh Rahma?

Gairah hidup tokoh aku (yang sesungguhnya sudah mati) menghilang saat Sarah bunuh diri. Tokoh aku ini banyak menyampaikan pandangannya tentang berbagai peristiwa yang dialami oleh orang-orang hidup yang ditemuinya. Banyak peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan orang Tionghoa di masa Orde Baru yang mengalami diskriminasi. Ada juga peristiwa kerusuhan 1998 yang disinggung dalam novel ini.

Pandangan Soe Tjen kehidupan yang ditampilkan dalam novel ini sangat kontras dengan pandangan tentang kehidupan yang disampaikan oleh Yuhua dalam novelnya yang berjudul ”Hidup.” Yuhoa – seorang penulis Tiongkok, memaknai kehidupan dengan penuh optimisme, meski menghadapi kesulitan-kesulitan yang luar biasa. Sedangkan Soe Tjen menggambarkan hidup yang penuh nuansa pesimis. 849

Tags : sastra