Jalan Mudah Memanfaatkan Bonus Demografi di Kalimantan Utara
Kompleksitas permasalahan kemiskinan menjadi tantangan aktor pembangunan untuk mencapai taerget sustainable development goal (SDGs) 1 mengakhiri kemiskinan di manapun dan dalam semua bentuk di provinsi Kalimantan Utara. Memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya yang miskin dan rentan, memiliki hak yang sama atas sumber daya ekonomi, serta akses ke layanan dasar, kepemilikan dan kendali atas tanah dan bentuk properti lainnya, warisan, sumber daya alam, teknologi dan layanan keuangan baru yang sesuai, termasuk keuangan mikro. Bonus demografi kurang menjadi perhatian dalam pengentasan kemiskinan.
Bonus demografi menjadi peluang untuk mendorong penduduk miskin keluar dari lingkaran kemiskinan. Perubahan struktur usia penduduk membentuk lintasan pembangunan di banyak negara, membawa peluang dan tantangan. Sementara penuaan telah menjadi perhatian bagi ekonomi menengah ke atas dan berpenghasilan tinggi, pertumbuhan penduduk yang cepat akan terus berlanjut di negara-negara termiskin selama beberapa dekade mendatang. Pada saat yang sama, negara-negara ini akan melihat peningkatan berkelanjutan dalam jumlah penduduk usia kerja, dan pergeseran ini berpotensi untuk mendorong pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.
Rasio ketergantungan (defendency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja). Rasio ketergantungan merupakan salah satu pendekatan untuk mengetahui bonus demografi yang akan berguna bagi pembangunan di bidang kependudukan. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Bonus demografi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Kalimantan Utara. Tantangan dalam pengentasan kemiskinan yang dihadapi setiap kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Utara berbeda. Kondisi tersebut karena perbedaan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun), belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (65+ tahun). Kota Tarakan memiliki peluang dalam pengentasan kemiskinan lebih mudah dari kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Utara karena di dukung bonus demografi lebih baik. Kabupaten Malinau menghadapi tantangan lebih berat.
Dorongan besar (bigh push) dari pemerintah daerah dibutuhkan mendorong Generasi Z dan Milenial bisa berusaha dan mandiri di sektor rill. Sektor rill adalah sektor yang menghasilkan barang dan jasa. Kondisi saat ini jelas generasi Z dan milenial sulit memproleh kredit usaha rakyat (KUR). Jalan paling mudah untuk memanfaatkan bonus demografi adalah memberikan afirmasi dan menawarkan akses keuangan mudah dan cepat (sat set) berupa kredit usaha rakyat (KUR) bagi Milenial dan Generasi Z.
Referensi:
Kurniawan & Roberto, R. E. 2022. Keterkaitan bonus demografi dan kemiskinan di Kalimantan Utara. KINERJA: Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Volume 19 Issue 2Pages 248-256.