Literasi

Takdir Sebuah Situs Web

Selasa, 2 Februari 2021, 11:01 WIB
Dibaca 517
Takdir Sebuah Situs Web
PepNews.com (Foto: Riki Kurniadi)

Pepih Nugraha

Penulis senior

"Setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri," kata sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Saya pinjam kalimat ini dengan mengubahnya sedikit, bahwa "setiap website akan menemukan takdirnya sendiri".

Saya ingin bercerita tentang PepNews.com, sebuah website yang saya dirikan 9 September 2016. Apa takdir website dengan platform users generated content itu?

Takdirnya bahwa website yang mengusung tagline "Netizen Polite" -maksudnya warganet yang sopan dalam menulis- pernah mendapat anugerah blog/website terbaik nasional oleh PANDI saat baru berusia dua bulan!

Takdir lainnya, website yang mengompori semangat warga bahwa "write it right" (menulis memang hak, tapi harus benar) itu masih ada. Masih eksis, di saat sejumlah website atau media online lain tak kuat menahan terpaan angin musim gugur. Ratusan website pun rontok bahkan sebelum musim gugur itu tiba.

Sebagai website yang domainnya saya beli dari Filipina ini seharga Rp50 juta (semula beralamat di PepNews.id yang juga masih saya miliki) pernah menarik perhatian beberapa investor, tetapi belum berjodoh. Ada investor yang ingin memilikinya 70 persen, sementara saya kebagian sisanya. Itu tadi, namanya perjodohan juga termasuk takdir, bukan?

Mengurus website itu tidak mudah, juga tidak murah. Ada sejumlah dana segar yang harus dikeluarkan setiap bulan/tahun atas nama sewa cloud, hosting, domain, virtual office dan lain-lain. Dari mana saya punya uang sebanyak itu di kala kocek pensiunan sangat terukur (baca: pas-pasan)?

Modalnya semangat dan yakin!

Dua unsur inilah yang tidak boleh hilang saat mengurus, membangun dan mengembangkan website. Tanpa semangat, saya tidak akan pernah melihat satu titik terang di ujung lorong sana. Tanpa keyakinan, tidak mungkin saya memiliki semangat untuk mengerjakannya.

Jadi, semangat dan yakin ini ibarat dua sisi dalam satu mata uang.

Benar bahwa sekarang saya mengurus dan mengembangkan website literasi YTPrayeh.com milik Pak Yansen Tipa Padan, pun itu tidak saya lakukan setengah-setengah, apalagi saya melakukannya bersama tim literasi yang tangguh seperti Dodi Mawardi dan Masri Sareb Putra.

Kami mengerjakannya sepenuh hati, lebih karena semangat menularkan literasi kepada warga tidak boleh mengendur.

Dalam keseharian, saya selalu dibekali alat tulis yang tersambung ke Internet, apa saja, laptop maupun ponsel. Saya punya "deck" khusus di mana dapat mengontrol website yang menjadi tanggung jawab saya. Terkecuali aplikasi kursus online bersertifikat Arkademi.com yang diurus secara profesional oleh CEO Hilman Fajrian bersama 15 anggota tim. Saya ada sedikit saham di sana.

Kini dengan semangat dan keyakinan yang saya miliki, saya tetap mengerjakan Pepnews dengan semangat yang tak pernah kendur, apalagi di saat semakin banyak "Netizen Polite" yang membuat akun dan menuliskan pengalaman serta pemikirannya di sana.

Write it right!

***