Literasi

Gerakan Literasi: Suara Belantara Borneo

Jumat, 24 Februari 2023, 07:03 WIB
Dibaca 831
Gerakan Literasi: Suara Belantara Borneo
Deklarasi Literasi Dayak Borneo

       Setelah dicetuskannya Literasi Dayak Borneo di Batu Ruyud- Kalimantan Utara, saya mulai berpikir kira-kira apa yang harus saya buat secara nyata sebagai bentuk komitmen saya sendiri yang ikut ambil bagian deklarator Literasi Dayak Borneo. Catatan sejarah deklarasi literasi Dayak Borneo ini tentu akan saya arsipkan. Berbekal pengalaman pernah menjadi pembina majalah sekolah dan mentor di Forum Indonesia Menulis ( FIM), timbul ide untuk meluncurkan majalah khusus anak-anak muda Kalimantan. Sebenarnya sudah lama saya ingin membuat majalah atau tabloid Suara Belantara Borneo beberapa tahun silam, namun karena sibuk beraktivitas menjadi pembina di sekolah dan mentor di Forum Indonesia Menulis, saya tidak sempat mengerjakannya. Bahkan enggan memikirkannya lebih jauh lagi. Pikiranku lelah, saya merasakan bahwa logo Suara Belantara Borneo hanya sekedar simbol yang biasa saya pakai untuk gantungan kunci, pin dan baju. Ada keinginan menjadikan logo Suara Belantara Borneo sebagai merk barang, tapi lagi-lagi itu seperti bayang-bayang spirit Enggang saja. Timbul tengelam tanpa arah dan tujuan.Semacam jiwa yang kehilangan roh entah kemana. Ketika memasuki tahun 2023, harapan itu muncul kembali.

       Yach...semua yang pernah aku lukiskan dalam arti simbol itu telah ada wujudnya, nyata sekali. Saya harus memulainya. Saya sudah melihat satu peristiwa di Batu Ruyud, simbol Belantara Borneo yang harus saya perhatikan. Tuhan memperlihatkan kejadian secara langsung kepadaku agar aku bisa ambil bagian, bergerak secepatnya tanpa menunggu harus diperintah dsb. Begitulah hidup ini, untuk bekerja memang kita perlu surat tugas. Bagi Tuhan ..tidak demikian. Kita harus mencari kerajaan Allah terlebih dahulu, mencari jiwa-jiwa yg hilang. Menyegarkan jiwa yang sudah rapuh, agar mereka memiliki iman,pengharapan dan kasih. bdk.Matius 6:33-34 "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

       Saya ingat betul ketika menjadi pembina majalah di SMA Santo Paulus www.smapaulus.sch.id, siswa-siswi maupun alumni sangat antusias dengan yang namanya dunia tulis menulis. Sudah banyak alumni-alumni yang menerbitkan majalah/tabloid, salah satunya majalah olahraga Sporta Kalimantan Barat.  Sporta Indonesia ini akhirnya bertransformasi menjadi Event Organizer dan Media Informasi  Olahraga  https://www.sportaindonesia.com/ .

       Ada banyak lagi organisasi-organisasi media yang mereka kembangkan setelah lulus dari SMA Santo Paulus Pontianak. Hal yang saya pelajari ketika menjadi pembina majalah sekolah adalah betapa masa remaja itu seperti api yang menyala-nyala, siswa-siswi  ingin mengembangkan dirinya, mencari jati diri, ingin berekspresi, diakui dan eksis di sekolah. Lewat ekskul-ekskul mereka mengeskresikan diri. Mereka berlatih dan menempa bakat dunia tulis menulis, desain, fotografi, marketing. Setelah lulus saya melihat siswa-siswi yang pernah bergabung di organisasi media sekolah memang terbilang siswa-siswi cerdas, kreatif dan inovatif. Dengan bekal tulis menulis,  desain,marketing, fotografi, mereka melaju dengan mudah di Universitas yang mereka pilih baik itu tujuan dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi mereka dibekali ilmu yang sangat lengkap(1 paket), ada sertifikatnya. Sertifikat ekskul menjadi pendukung tes atau beasiswa di Universitas yang mereka inginkan. 

       Nach..hal itulah yang melatar belakangi saya untuk meluncurkan majalah Suara Belantara Borneo. Selain itu sahabat saya yang terkasih Lio Bijumes juga menjadi motivator saya sehingga munculah keinginan  menerbitkan Majalah Suara Belantara Borneo. Tanpa adanya dukungan tentu saya juga tidak sanggup memikirkannya apalagi untuk mengerjakan. Saya merasa dukungan dan kesiapan menerima sebuah visi dan misi memang sangat dibutuhkan. Diskusi (komunikasi) yang dibangun betul-betul nyambung. Satu frekuensi. Satu cita-cita. Iman,pengharapan dan kasih. Satu tujuan untuk mengembangkan SDM. Saling melengkapi satu sama lain. Sama seperti panca indera manusia. Ada tangan kanan maupun kiri, ada mata kanan dan mata kiri, telinga kanan dan telinga kiri dll.

       Logo Suara Belantara Borneo ini sudah muncul tahun 2016. Tapi kala itu cuma hanya sebuah logo untuk hiasan,  gantungan kunci, pin, buku, stiker, Instagram dan facebook. Belum ada keinginan untuk mengembangkannya menjadi lebih baik seperti yang terjadi hari ini. Semenjak dari kegiatan BRWC di Kaltara itulah, ide mulai muncul, akhirnya saya memberanikan diri berkomunikasi dengan sahabat saya yang terkasih Lio Bijumes. Lio  setuju dan menyambutnya dengan penuh suka cita. Memang hal inilah yang sudah lama saya tunggu-tunggu. Saya impikan dalam hidupku. Harus ada anak muda dengan spirit Suara Belantara Borneo bisa ambil bagian  sebagai motivator anak-anak muda lainya. Saya merasa teori Albert Einstein The Secret memang terbukti. Lama saya amati karakter dan warna buku-buku Lio Bijumes menyerupai simbol Suara Belantara Borneo,Lio manifestasi Suara Belantara Borneo yang hidup diantara milyaran anak-anak muda dan betul-betul cocok memakainya. Anak muda perlu didengarkan, diberi tempat yang istimewa. Menjadi terdepan dalam berkarya dan berinovasi. Suara Belantara Borneo akan menjadi wadah penyaluran minat dan bakat, membiasakan budaya komunikasi dan berpendapat melalui pemberitaan media cetak dan online. Selain itu, Suara Belantara Borneo sebagai sarana mengasah kemampuan literasi anak-anak muda, dan itu perlu dimulai sejak dini. 

        Suara Belantara Borneo ingin mengambil bagian dalam upaya meningkatkan wawasan dan kesadaran kritis di dalam dunia literasi. Sudah bukan rahasia lagi bahwa media mempunyai peranan yang besar untuk mengembangkan budaya literasi dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat umum. Informasi itu bisa berupa hiburan atau pendidikan. Media massa terdiri dari media cetak koran, majalah, tabloid.

Setidaknya ada empat fungsi media massa, yakni menginformasikan ( to inform ), mendidik ( to educate ), membentuk opini atau pendapat ( to persuade ), dan menghibur ( to entertain ). Adapun tujuan dari penerbitan Majalah Suara Belantara Borneo yaitu :

  1. Mendukung pengembangan budaya literasi di Kalimantan.
  2. Meningkatkan hubungan baik dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah.
  3. Menjalin hubungan baik dengan pengiat dunia pendidikan dan menunjang perkembangan positif anak-anak muda.
  4. Menjalin hubungan baik dengan generasi muda untuk tetap berpartisipasi memajukan SDM generasi muda di Indonesia.
  5. Menyalurkan bakat dan minat anak-anak muda yang tertarik menjadi penulis.
  6. Menata majalah untuk menjadi arsip atau dokumen sehingga jika suatu saat diperlukan akan dapat dengan cepat diperoleh.
  7. Membuka peluang dan pengembangan bakat generasi muda di Kalimantan.
  8. Sebagai bentuk kemajuan SDM melalui branding/merk sehingga kredibilitas publik semakin meningkat terhadap mutu anak-anak muda  yang ada di Kalimantan.

       Majalah Suara Belantara Borneo akan dilaunching pada saat Pekan Budaya Dayak di Kota Pontianak pada tanggal 20 Mei 2023 di Rumah Radankg Pontianak-Kalimantan Barat.  Untuk rancangan kegiatan di masa depan  ada roadshow pelatihan kepenulisan  bagi remaja (anak-anak muda) ke sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas. Keberadaan Majalah Suara Belantara Borneo ini pun kedepannya akan saya paparkan apabila  kongres Literasi Dayak Borneo dihelat. Sambil berjalan saya akan mengurus hal-hal yang berkaitan dengan legalitasnya. Saya harus menuju masa depan, menyiapkan masa depan yang harus lebih baik. Merayakan kehidupan dengan karya dan kreativitas. Menata diri sendiri sekaligus berbagi kepada anak-anak muda.

       Sesuai dengan namanya Gerakan Literasi, saya harus bergerak, tidak mungkin terus berdiam diri seperti patung yang cuma menonton siswa-siswi beraktivitas di sekolah www.smapaulus.sch.id , mereka terus bergerak, berlomba-lomba, berlatih pagi, siang dan malam di sekolah. Saya juga harus bergerak dan mengisi waktu dengan baik untuk membenahi, mendesain Suara Belantara Borneo sebagai wujud kepedulian  untuk anak-anak muda yang ada di daerah ( pedalaman ). Anak-anak muda di Belantara Borneo butuh didengarkan, hak mereka sama seperti sekolah-sekolah elit di kota. Saya tidak ingin menunggu terlalu lama mewujudkan gerakan literasi Dayak di wilayah pedalaman. Teknologi sudah maju, tinggal memanfaatkan sistem informasi seperti pengalaman saya pernah menjadi mentor. Zaman sudah berubah,sekolah alam bisa dibuat. Tinggal kemauan dan spirit saja. Dunia digital sudah merajai sektor industri, kita bisa menimba ilmu kapan dan dimana saja tanpa mengenal ruang dan waktu. Satu hal yang ingin saya tanamkan adalah pentingnya menulis, membuat catatan, menulis buku harian. Tidak ada catatan maka tidak ada sejarah. Lisan bisa lenyap tanpa bekas tapi tidak dengan tulisan. Sejarah perlu bukti berupa prasasti atau catatan. Tanpa adanya catatan segala sesuatu sulit dijadikan fakta sejarah.

       Nach..bagi anak-anak muda yang ingin mengembangkan bakat dan minatnya di dunia tulis menulis, jangan ragu lagi, sudah tersedia sbb: instagram: https://www.instagram.com/suarabelantaraborneo/

facebook: https://www.facebook.com/AgustinaSaebar

youtube: https://www.youtube.com/channel/UC9PU7PrDejHg0kuWedTodBw

email: suarabelantaraborneo@gmail.com, sebagai sarana untuk bertanya dan berkomunikasi mengenai pelatihan. Ditunggu kritik dan sarannya.

Buiiii...Buiiii..Buiii..