Literasi

Resensi Film: EXTRACTION, The Raid India ala Chris Hemsworth

Senin, 8 Maret 2021, 20:22 WIB
Dibaca 1.152
Resensi Film: EXTRACTION, The Raid India ala Chris Hemsworth
Film

Extraction, masih dalam genre action, produksi Netflix tahun 2020 ini saya rekomendasikan ditonton oleh para penggemar film laga.

Film yang jadi debut penyutradaraan Sam Hargrave ini menarik secara visual. Banyak aksi stunt yang asik. Maklum saja Sam Hargrave justru lebih populer sebagai stuntman dan juga aktor laga.

dia menjadi stunt coordinator dalam Captain America: Civil War dan Avengers: Endgame. Bersama Russo brother, Hargrave menulis naskah film Extraction ini.
Tak bisa dipungkiri, salah satu daya tarik film ini adalah kemunculan Chris Hemsworth sebagai pemeran utama. Kharisma dan tampang keren Chris Hemsworth dimanfaatkan habis-habisan sejak awal film.

Film ini dibuat sebagian besar di Indie. Crew dan pemerannya pun kebanyakan orang India, sesuai dengan setting ceritanya. Lima belas menit awal film ini mengingatkan saya pada The Raid (redemption). mungkin karena perkelahian brutal di dalamnya, mungkin karena seragam polisi yang mirip dengan tentara seperti dalam Redemption itu. Persamaan lain adalah kesederhanaan ceritanya, nyaris tertebak sejak awal, toh buat penggemar film aksi tetap akan jadi tontonan yang asik.

Penokohannya juga simple. sinopsisnya sederhana : Seorang tentara bayaran yang depresi diminta membebaskan anak seorang druglord di India, yang di culik saingannya. Dalam aksi ternyata muncul banyak fihak yang berusaha memperebutkan si anak, dan tentara bayaran yang bnerusaha menyelamatkan si anak, terjebak dalam perebutan itu.

Tempo awal lambat dan cerita yang agak melompat (yang menurut saya agak membingungkan), sempat membuat hampir mematikan video ini. Tapi seperti juga The Raid, mendadak action dimulai dan terus digelar.

Tidak seperti pengambilan gambar action ala Hollywood -yang dipotong-potong dan cenderung extreeme close up- pengambilan gambar film ini cukup Asyik.
Kamera seperti follow terus menerus sejak action dimulai. Bergerak lincah mengikuti beberapa tokoh, berganti-ganti. run through, tidak dipotong-potong pendek. Menembus jendela, ikut melompat bersama sang tokoh, berhenti tepat saat tokohnya dihantam mobil.

Gaya serupa ada di beberapa film Hongkong. Kamera benar-benar menjadi mata penonton. Perubahan kamera juga memberikan kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan.

Bercerita

Saya suka sekali pergerakan kamera nya, saking tertariknya saya ssampai mencari tahu tentang Newton Thomas Sigel sinematographer film ini. Ternyata ada juga karya lainnya yang lumayan saya suka pergerakan kameranya (walau filmnya biasa saja) yaitu: Drive (2011) yang dibintangi Ryan Gosling.

Tentunya jangan mengharapkan adegan perkelahian ala jagoan kungfu di film ini. Tidak ada tendangan terbang, tenaga dalam atau senjata unik. Bukan berarti tidak ada action bak-bik-buk, tapi jelas berbeda. Perkelahian efektif dengan pistol ala tentara, beberapa tehnik gulat bebas dan MMA, bantingan, kuncian sendi, meluncur dengan cepat di sela-sela aksi kejar-kejaran dan tembak-tembakan.

Lima belas menit pertama membuat saya banyak berharap pada film ini, ini kesalahan saya. Hopes are mother of all dissapointments...

15 menit pertama perkelahian asik dan gerak kamera ciamik membuat saya berharap film ini bukan darderdor gaya Amerika. Harapan membesar karena di beberapa bagian ada pendekatan lebay ala India yang dibuat pas. Berharap ini film action saja, yang tak usah punya bumbu nangis-nangis..

Orang lain boleh bilang percakapan yang (seolah-olah) filosofis, dan kesedihan, akan memperkuat sebuah film aksi. Buat saya kalau film aksinya jadi dragging dan írama'nya berantakan, sentimental issue bisa malah mengganggu. apalagi kalau munculnya ujug-ujug, kata orang betawi.

Nggak perlu berusaha nalar ceritanya. Nggak perlu ditanyakan bagaimana seorang yang susah payah berjalan, tahu-tahu bisapindah tempat secepat kilat, atau tokoh yang ditabrak mobil masih bisa bertarung, atau anak-anak yang bisa menembakkan senapan mesin tanpa mengalami recoil, dan seterusnya. Dinikmati saja action seru dan kepahlawanan si tampan Hemsworth. (ini juga mengingatkan pada The Raid). Ini memang film aksi yang menghibur, nikmati saja.

Sekali lagi, saya rekomendasikan film ini kepada para penggemar film Laga. Chris Hemsworth tampak macho dan keren sebagai tentara. Perkelahian senjata yang mantap (ini mengingatkan pada Rambo - dan steven seagal - yang seolah tak bisa terluka kecuali lengannya), peluru yang jarang habis tanpa perlu di refill, musuh musuh berseragam tentara (camuflage colour nya mirip TNI kita) yang demikian gampang dibabat habis, kejar-kejaran yang seru, bumbu aksi yang pas. Ini film asyik.
Tidak sempurna tapi asyik.

Film aksi yang enak ditonton. Nggak bikin bete, asal jangan terlalu banyak berpikir. Sepanjang film saya ya menikmati. Terus menunggu-nunggu pergerakan kamera yang unik dan mengejutkan, dan berharap muncul sedikit senyum dari Golshifteh Farahani.

Rate:
first 15 minute : 7 out of 10
overall : 6 out of 10

***