Empat Trik Membuat Judul Tulisan Menarik
Bikin judul tulisan itu susah-susah gampang. Kalau melihat tulisan orang lain, tampaknya mudah sekali membuat judul. Tapi, begitu kita membuat judul untuk tulisan sendiri, eh ternyata tidak mudah. Apalagi membuat judul yang membuat mata pembaca menyala-nyala. Ingin segera membaca isinya, karena judulnya enak dibaca alias eye cacthing.
Berikut ini empat cara agar judul tulisan kita enak dibaca:
a. Mainkan suku kata.
Apakah suku kata pertama, suku kata di tengah, atau suku kata terakhir. Contoh judul: “Martina Hingis Meringis.” Martina Hingis adalah nama petenis perempuan nomor satu dunia pada awal tahun 2000-an. Suku kata terakhir namanya sama dengan suku kata predikat yang menyertainya.
b. Manfaatkan Pepatah atau Peribahasa.
Hal ini sudah lazim dilakukan oleh sejumlah media massa. Pepatah biasanya terdiri dari susunan kata yang enak dibaca. Misalnya, “Esa Hilang Dua Terbilang…” Pepatah itu bermakna sama dengan “Mati Satu Tumbuh Seribu”. Bisa saja kita membuat judul, “Sarengat Hilang Londa Terbilang” ketika kita menulis tentang keberhasilan Maria Londa, menyabet medali emas Lompat Jauh di Asian Games 2014 lalu. Siapa Sarengat? Dia adalah atlet pertama Indonesia yang menyabet emas Asian Games di cabang atletik, lebih dari 25 tahun sebelumnya.
c. Gunakan Kalimat Mutiara/Bijak yang Terkenal.
Contoh ucapan dari Alexander Agung yang berbunyi “Veni Vidi Vici” atau dia datang, bertanding dan menang. Kata mutiara ini dapat kita gunakan untuk artikel yang mengupas tentang pendatang baru (dalam bidang apapun) yang langsung sukses meraih kemenangan atau perhatian publik. “Haaland Datang, Bertanding, dan Menang.” Untuk judul artikel tentang bintang sepakbola muda Eropa yang saat ini sedang bersinar.
d. Tiru Judul Lagu atau Judul Film yang Terkenal.
Biasanya para pembuat judul lagu atau film sudah mempertimbangkan unsur eye cathing, sehingga judulnya enak dibaca. Majalah Tempo lumayan rajin membuat judul dengan memplesetkan judul lagu atau judul film. Contohnya judul film Cinta dalam Sepotong Roti, karya perdana Garin Nugroho, dipakai Tempo untuk judul artikelnya yang menggambarkan perjuangan penyair Radhar Panca Dahana menghadapi penyakit. Judul artikelnya berbunyi, “Napas dalam Sepotong Roti.” Dalam dua dekade terakhir, kita juga sering melihat judul artikel menggunakan judul film yang laris, yaitu “Ada Apa dengan Cinta?” MIsal, "Ada Apa dengan Dayak?"
Boleh meniru? Boleh kok, yang penting dimodifikasi.
Selamat mencoba!
***