YTP Rayeh

"Budaya Membangun Bangsa", Buku Terbaru Yansen Tipa Padan

Jumat, 10 Juni 2022, 11:08 WIB
Dibaca 1.208
"Budaya Membangun Bangsa", Buku Terbaru Yansen Tipa Padan
Yansen Tipa Padan (Foto: swarakaltara.com)

Pepih Nugraha

Penulis senior

Ada hal menarik dari dialog Lensa Publik, salah satu program Equator-TV bertema "Masa Depan Kaltara" yang menghadirkan Wakil Gubernur Kalimantan Utara Dr. Yansen Tipa Padan, yaitu terkait pembahasan "Budaya Membangun Bangsa".

Meski hanya sekilas digali karena host Rina Chandra kurang fokus menggalinya, namun bagi pegiat literasi, pembahasan itu justru yang menarik perhatian. Bahkan bobot "penting" lebih mengemuka darpada unsur "menariknya".

Mengapa? Yansen memberi contoh Pancasila dengan 45 butir yang terkandung di dalamnya, berasal dari budaya bangsa Indonesia yang sangat beragam (plural) itu dengan suku bangsa yang berbeda  "Perbedaan harus menjadi keindahan sekaligus kekuatan," katanya.

Di Kaltara sendiri perbedaan itu adalah keniscayaan di mana hampir seluruh suku bangsa (etnis) ada di provinsi ini. "Suku Dayak belum tentu ada di tempat lain, tetapi di tempat di mana suku Dayak berada (Kalimantan), seluruh suku justru ada di sini," katanya.

Kata kunci "budaya" sesungguhnya hal penting sekaligus menarik untuk digali, apalagi kita tahu kemudian "Budaya Membangun Bangsa" menjadi sebuah pembahasan sentral dan bahkan menjadi judul buku yang siap diluncurkan pada bulan Agustus tahun 2022 ini. 

Dengan terbitnya buku "Budaya Membangun Bangsa", maka hanya berselang 7 bulan dari buku terakhir yang diterbitkannya, yaitu "Mengkhianati Keputusan Sendiri", sebuah buku semi-memoar politik yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas di awal tahun 2022 ini.

Pembaca bisa mengukur produktivitas seorang Yansen Tipa Padan selaku penggerak literasi nasional yang "istiqomah" dalam menulis dan selalu memberi contoh baik bagaimana berliterasi secara konsisten.

Kita tidak tahu buku apa lagi yang akan diterbitkannya setelah buku "Budaya Membangun Bangsa" yang masih dimasak di penerbit itu.

Tentang membangun Kaltara itu sendiri, Yansen menekankan pada produk yang harus dihasilkan oleh provinsi paling bontot di NKRI ini, misalnya batik Malinau yang kini menjadi salah satu ciri khas sekaligus keunggulan produk Kaltara.

Prinsip "Jadikan" dari dua filosofi yang mendahuluinya, yaitu "Tahu" dan "Lakukan", menjadi kredo yang dipegang Yansen baik dalam menjalankan roda pemerintahan selaku kepala daerah maupun dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga pada umumnya. "Lakukan" menjadi penyempurna kredonya tersebut.

***